Peningkatan kadar kolesterol darah dikenal juga dengan istilah hiperkolesterolemia. Kondisi ini merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung koroner dan strok yang dapat berujung pada kematian.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar, penyakit jantung koroner atau PJK dan strok merupakan penyakit yang sering menyebabkan kematian di Indonesia.
Hasil riset tersebut menemukan terdapat lima puluh persen kasus PJK akibat peningkatan kadar kolesterol dan sekitar tujuh puluh persen kasus strok akibat sumbatan pembuluh darah di otak.
Kadar kolesterol yang tinggi ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah kolesterol jaha yang menumpuk di dalam tubuh.
Saat tubuh terjadi peningkatan LDL maka risikonya akan terbentuk plak aterosklerosis yang merupakan penyebab penyempitan pada pembuluh darah.
Kondisi ini menyebabkan pasokan darah yang kaya oksigen terhambat, sehingga berisiko terjadi serangan penyakit jantung koroner dan strok.
Penyakit jantung koroner bisa terjadi ketika pasokan darah yang kaya oksigen menuju otot jantung terhambat oleh plak di pembuluh darah koroner.
Tanpa oksigen yang cukup, jantung semakin lama akan melemah dan rusak. Sedangkan, strok terjadi ketika pasokan darah yang kaya oksigen menuju otak terhambat oleh penyumbatan plak di pembuluh darah otak.
Faktor risiko terjadinya hiperkolesterolemia sendiri terbagi menjadi dua yaitu faktor risiko yang dapat dikendalikan dan ada yang tidak dapat dikendalikan.
Faktor risiko yang dapat dikendalikan
Faktor risiko ini sangat tergantung pada gaya hidup yang Anda jalani setiap hari. Jika pola hidup Anda sudah teratur dan sehat, tentunya Anda tidak perlu khawatir.
Seseorang yang memiliki indeks massa tubuh di atas normal mempunyai risiko mengalami peningkatan kadar kolesterol dua puluh persen lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang mempunyai berat badan normal.
Batas aman konsumsi kolesterol adalah tidak lebih dari tiga ratus milligram perdeciliter per hari. Sedangkan, asupan lemak jenuh yang tinggi menyebabkan darah menjadi mudah menggumpal dan dapat merusak dinding pembuluh darah arteri, sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
Menurut The American Heart Association atau AHA, konsumsi serat minimal lima gram perdeciliter per hari dapat mengurangi kadar kolesterol LDL sebesar lima persen
Selain itu, asupan serat yang tinggi dapat membantu menjaga kesehatan jantung, mencegah strok dan menjaga berat badan tetap ideal.
Rendahnya rutinitas olahraga dapat berpengaruh kepada peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Sangat disarankan berolahraga secara rutin minimal tiga puluh menit dalam sehari untuk mencegah penyakit jantung dan strok.
Seseorang yang sedang mengalami stres atau tekanan, cenderung akan melakukan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, merokok atau bahkan mengonsumsi alkohol. Stres yang berkepanjangan ini dapat memicu peningkatan kadar kolesterol.
Rokok dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) di dalam tubuh, sehingga kadar LDL tidak dapat dikontrol dan mudah memicu terjadinya atherosclerosis.
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
Berbeda dengan faktor risik yang bisa dikendalikan, faktor risiko ini memang tidak bisa Anda tolak. Meski demikian, Anda tetap bisa menjaga kesehatan Anda dengan menjalankan pola hidup yang sehat.
Karena sangat berpengaruhnya kadar kolesterol jahat (LDL) kepada kesehatan tubuh, maka sedari dini Anda dapat melakukan berbagai macam pencegahan seperti memperbaiki pola makan yang sehat tidak mengandung lemak jenuh.
Anda dapat mengonsumsi makanan yang bersumber dari hewani seperti daging, ayam dan susu berlemak.
Selain itu, jangan lupa untuk rutin berolahraga serta perbanyak asupan sayur dan buah untuk menjaga berat badan dan menghindari kadar kolesterol tinggi dalam tubuh.
Sebaiknya Anda pun tidak mengonsumsi rokok serta alkohol untuk meminimalisir risiko terkena jantung koroner yang dapat berujung pada kematian.