Kolesterol adalah momok bagi sebagian besar orang. Berdebar-debar rasanya ketika akan melakukan pemeriksaan kolesterol, seakan mau “disidang” atas “dosa-dosa” dari berbagai makanan tinggi kolesterol yang dikonsumsi.
Bagaimana tidak berdebar-debar? Ada sejumlah ancaman pada kesehatan jika tingkat kolesterol mencapai angka yang tinggi, yaitu berupa penyakit mematikan seperti strok dan jantung koroner.
Rayuan berbagai makanan nikmat nan lezat memang sudah banyak memakan “korban”. Siapa yang tidak tergiur ketika disuguhi berbagai makanan khas Padang, aneka gorengan, ayam saus telur asin, burger, atau beragam sajian seafood?
Berbagai makanan yang pada umumnya dikategorikan sebagai “enak” dan “enak sekali” memang dikenal memiliki kadar kolesterol tinggi, khususnya kolesterol jahat atau low-density lipoprotein atau LDL).
Sebetulnya ada dua jenis kolesterol, yaitu kolesterol jahat atau LDL dan high-density lipoprotein atau HDL, atau dikenal dengan kolesterol baik.
LDL berfungsi mengalirkan kolesterol ke seluruh tubuh, sehingga kelebihan LDL dapat menyebabkan penumpukan lemak pada dinding arteri.
Kebalikannya, HDL berperan baik dalam membuang kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dan mencegah penumpukan.
Kadar LDL yang berlebih akan menyebabkan penumpukan di pembuluh darah, yang lama-kelamaan akan menyempitkan pembuluh darah. Akibatnya, terjadilah serangan jantung dan strok, yang bukan tak mungkin dapat merenggut nyawa.
Penyakit kolesterol tinggi diperkirakan telah menyebabkan dua koma enam juta kematian dalam setahun di seluruh dunia, yang sebagian besar disebabkan karena serangan jantung.
Penyakit jantung memang telah dinobatkan sebagai pembunuh nomor satu di Indonesia, Amerika Serikat, bahkan di dunia.
Begitu berpengaruhnya kadar kolesterol dalam darah terhadap kejadian serangan jantung, sepuluh persen saja penurunan kolesterol pada laki-laki berusia empat puluh tahun didapati berhasil menurunkan angka kejadian penyakit jantung sebesar lima puluh persen.
Jumlah ini sedikit berkurang pada laki-laki yang berusia tujuh puluh tahun – tapi masih cukup signifikan – yakni sekitar dua puluh persen.
Berbagai cara dan terapi dapat dilakukan sebagai upaya untuk menurunkan kolesterol. Mulai dari mengubah pola makan, melakukan olahraga, hingga mengonsumsi obat-obatan penurun kolesterol.
Semuanya bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol yang berlebihan, yang berisiko menyebabkan kematian akibat penyakit jantung.
Kolesterol tinggi memang berbahaya bagi kesehatan jantung. Saking semangatnya menurunkan kolesterol untuk menjaga kesehatan jantung, banyak orang yang sampai kebablasan menurunkan kolesterol hingga ke level yang terlalu rendah.
Padahal, kadar kolesterol yang rendah juga berbahaya, karena dapat menyebabkan kematian.
Pertama kali dilaporkan oleh suatu penelitian yang dilakukan di Jepang, kadar kolesterol yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perdarahan otak yang menyebabkan kematian.
Di sisi lain, kadar kolesterol yang terlalu rendah juga ditemukan dapat menyebabkan kanker, kecenderungan untuk bunuh diri, dan kematian akibat penyebab lainnya yang bukan karena penyakit jantung.
Tergerak untuk menginvestigasi temuan tersebut, banyak penelitian lain yang dilakukan untuk mencari hubungan antara kadar kolesterol yang rendah dengan kematian.
Hasil penelitian yang ditemukan pun kurang lebih sama, yakni kolesterol yang terlalu rendah dapat meningkatkan angka kematian pada masyarakat, yang sebenarnya memiliki risiko rendah terkena penyakit jantung.
Selain itu, ditemukan juga peningkatan angka kejadian kanker, terutama kanker payudara.
Ada beberapa faktor risiko kolesterol yang tak bisa diubah, yaitu faktor usia, adanya riwayat kolesterol dalam keluarga, serta jenis kelamin.
Pria diketahui berisiko tinggi menderita penyakit jantung koroner, tapi wanita juga sama-sama berisiko ketika sudah menopause.
Gaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi makanan yang kaya akan lemak, kurang berolahraga, serta kebiasaan merokok dapat memicu naiknya kadar kolesterol.
Kolesterol merupakan senyawa lemak yang diproduksi oleh berbagai sel dalam tubuh, dan sekitar seperempat kolesterol yang dihasilkan dalam tubuh diproduksi oleh sel-sel hati. Pada dasarnya tubuh membutuhkan kolesterol untuk tetap sehat.
Namun, tingkat kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan buruknya sirkulasi darah. Pemeriksaan kolesterol dalam darah berguna untuk mendeteksi risiko tersebut.
Pemeriksaan kadar kolesterol sebaiknya dilakukan berkala agar dapat memantau kondisi kesehatan secara keseluruhan. Lantas, kapan sebaiknya kita mulai melakukan pemeriksaan kadar kolesterol?
Bila Anda merokok, memiliki berat badan yang berlebih, tekanan darah tinggi, mengidap diabetes dan ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung, sebaiknya mulai melakukan pemeriksaan .
Tingkat kolesterol setiap orang berbeda-beda, tergantung pada apa yang dikonsumsinya. Selain itu, setiap orang dapat memiliki tingkat kolesterol yang berbeda pula meski mengosumsi makanan yang sama. Pada beberapa orang, kolesterol tinggi bisa hanya disebabkan oleh faktor keturunan.