Harga emas dunia, di Comex Exchange Mercantil, hari ini, Selasa, 20 Maret, kembali menguat dari posisi terendahnya dalam dua pekan terakhir.
Seperti ditulis laman media bisnis “bloomberg,” Selasa pagi WIB, harga emas menguat seiring melemahnya pasar ekuitas setelah menyentuh posisi terendah dalam lebih dari dua minggu.
Harga kali ini dipicu prediksi kenaikan suku bunga The Fed yang bisa mencapai lebih dari tiga kali pada tahun ini.
Harga emas di pasar Spot naik nol koma tiga persen per ounce. Harga sebelumnya sempat turun ke posisi dan terendah sejak awal Maret.
Untuk harga emas berjangka pengiriman April berakhir naik nol koma empat persen menjadi
Emas memang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga, karena logam mulia ini menjadi kurang menarik dibandingkan investasi lain yang memberikan imbal hasil.
Kali ini, ekuitas global terjebak dalam momen terburuknya sejak November. Wall Street tergelincir setelah saham Facebook merosot usai ada laporan jika terjadi penyalahgunaan data pengguna yang menimbulkan kekhawatiran pelanggaran privasi yang lebih luas, memicu penjualan saham teknologi.
“Kita melihat sebagian besar lebih memilih membeli emas karena adanya penurunan dalam ekuitas dan fakta bahwa pedagang percaya akan ada kenaikan suku bunga oleh The Fed,” kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures.
Harga emas sebelumnya telah naik seiring kenaikan suku bunga yang diperkirakan akan kembali terjadi, menurut para pedagang.
Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal yang dimulai pada Selasa selama dua hari, diprediksi akan membuat Federal Reserve AS menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya pada tahun ini.
Dengan kenaikan dua puluh lima basis poin dilihat sebagai kesepakatan akhir.
Namun yang menjadi fokus utama adalah kemungkinan Fed melakukan kenaikan suku bunga sebanyak empat kali pada tahun ini.
“Saya pikir pemulihan ekonomi secara keseluruhan cukup baik bagi bank sentral untuk mempertimbangkan langkah terkait normalisasi kebijakan moneter,” kata Mark To, Kepala Peneliti Hong Kong Wing Fung Financial Group.
Sementara pada harga logam mulia lainnya, perak turun 0,1 persendi menjadi USD 16,29 per ounce.
Sebelumnya, harga emas dunia sempat melemah karena dipicu penguatan Dolar Amerika Serikat yang melebihi imbas dari ketidakpastian yang diciptakan hasil pemilihan umum di Italia dan ketakutan terhadap terjadinya kemungkinan perang dagang global.
“Apa saja yang mungkin mendukung dolar, yakni ekspektasi kenaikan suku bunga telah meningkat selama beberapa minggu terakhir ini,” kata Daniel Ghali, Ahli Strategi Komoditas TD Securities.
Pernyataan Gubernur Fed Jerome Powell menunjukkan pandangan optimisnya tentang kondisi ekonomi Amerika membuka pintu kemungkinan terjadinya kenaikan suku bunga sebanyak empat kali.
Harga emas yang kali ini dipengaruhi penguatan dolar, menunjukkan indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap mata uang utama, naik 0,2 persen, setelah menyentuh posisi terendah dalam hampir seminggu sebelum sesi ini.
Dorongan terhadap harga emas juga berasal dari pengumuman Presiden AS Donald Trump pekan lalu, jika negara ini akan memungut tarif impor lumayan besar pada aluminium dan baja.
Hal ini diikuti ancaman pembalasan dari Uni Eropa dan Kanada.
Di Italia yang sedang melangsungkan pemilihan umum, tampaknya tidak satupun dari tiga kelompok utama akan bisa memerintah sendiri dan ada sedikit kemungkinan pemerintahan dipegang arus utama pemerintahan moderat.
“Emas didukung pembicaraan perang dagang. Apakah akan terjadi atau tidak akan meningkatkan probabilitas kebijakan dari Fed yang jelas akan bullish untuk emas,” tambah Ghali.
Emas sering dilihat sebagai alternatif investasi saat terjadinya ketidakpastian geopolitik dan keuangan, bersama aset safe haven lainnya seperti yen Jepang dan surat utang AS, sementara saham cenderung lebih rendah.