Valentino Rossi jatuh cinta lagi?
“Ya,” tulis laman “crash,” hari ini, Senin 02 April, memberi tanggapan atas makin mesranya Rossi dengan gadis “payung” bernama, Fransesvca Sofia Novello
Hubungan spesial Rossi dengan Francesca sudah terendus media sejak akhir tahun lalu
amun, baru belakangan Rossi dan Francesca mulai sering terlihat bersama-sama.
Terakhir, keduanya menunjukkan kemesraan pada acara Talacchio Rally Drift Show di Italia, Minggu pekan lalu.
Dikutip dari Tuttomotoriweb, Rossi berduet dengan Francesca saat tampil di ajang Talacchio Rally Drift Show. Menggunakan mobil Corvette kuning, Rossi mengajak Francesca untuk menjadi co-pilot.
Dalam video yang ditunjukkan pihak DL Video melalui akun YouTube, Rossi terlihat sangat antusias ketika mengajak Francesca melakukan aksi drift.
Francesca merupakan mantan gadis payung di ajang Moto2 dan Moto3.
Wanita dua puluh empat tahun asal Milan itu merupakan model paruh waktu dan sempat menyabet gelar Gadis Payung Dunia
Ini adalah kali pertama Rossi memiliki pacar sejak putus dari model asal Italia, Linda Morselli, pada dua tahun silam. Morselli kemudian menjadi kekasih juara dunia F1 asal Spanyol, Fernando Alonso.
“Sudah hampir satu tahun saya meninggalkan Morselli, setelah kami empat tahun bersama. Dia sekarang bersama Alonso. Dia melompat dari MotoGP ke F1,” ucap Rossi setelah putus dari Morselli dikutip dari Bike Sport News.
Rossi sempat menyakini keputusannya untuk putus dari Morselli adalah langkah yang tepat. Dengan begitu juara dunia Grand Prix sembilan kali itu bisa fokus menjalani karier dan merebut gelar kesepuluhnya.
“Saya mencoba kembali single untuk berusaha merebut gelar juara dunia, tapi keputusan itu tidak membantu,” ujar Rossi.
Kini dengan kehadiran Francesca sebagai kekasihnya, Rossi berharap bisa memenuhi ambisi merebut gelar juara dunia kesepuluhnya.
Sementara itu, sebelumnya, Rossi masih mengeluhkan masalah elektronik yang ia alami.
Ia berharap tim Yamaha benar-benar serius menyelesaikan masalah elektronik yang masih terasa di motor tunggangannya, YZR-M1.
Terlepas dari keberhasilannya menembus posisi tiga besar pada MotoGP Qatar, Rossi masih mengakui motor Yamaha masih inkonsisten.
Rossi dan rekan satu timnya Maverick Vinales sempat meraih hasil baik dalam masa pramusim, tapi keduanya juga kerap gagal bersaing di posisi teratas baik ketika menjajal motor Honda di Malaysia, Thailand, dan Qatar.
“Apa yang Ducati dan Honda lakukan lebih baik adalah mereka menghabiskan waktu lebih banyak, berurusan dengan banyak orang, dan mengeluarkan banyak uang untuk asalah elektronik, dan di situ kami tertinggal,” ucap Rossi dikutip dari motorsport.com.
“Yamaha harus memahami ini dan secara cepat menanggulangi masalah ini. Saya rasa kami sudah mengetahuinya tapi kami masih kalah,” tambah pebalap veteran tersebut.
Rossi memprediksi timnya akan kembali kesulitan di beberapa sirkuit yang membutuhkan cengkeraman ban depan lebih baik.
Kendati demikian pemilik sembilan gelar juara tersebut masih cukup optimistis melihat perebutan gelar juara karena memiliki sasis motor yang mirip seperti tahun 2016.
“Tahun lalu kami kehilangan sesuatu yang bagus dari motor kami, kami memiliki masalah tanpa hal yang bagus itu. Sekarang kami masih memiliki masalah tapi kami menemukan hal positif,” jelas Rossi.
“Pada tahun lalu , Maverick dan saya finis di urutan ketiga dan kelima [di klasemen akhir], berjuang hingga pertengahan musim. Sekarang kami bisa melakukan lebih, kami lebih kuat. Setidaknya kami dapat menampilkan kejutan,” pungkasnya.
Selain masalah pacar dan elektronik motornya, Rossi juga mengungkapkan bahwa ajang balapan Formula One atau dikenal dengan F1 menghasilkan lebih banyak uang dibandingkan kejuaraan MotoGP.
Dalam wawancara eksklusif dengan La Gazzetta Dello Sport dilansir dari Tuttomotori, Rossi membandingkan bayaran antara pebalap top dunia di F1 dan MotoGP.
Semisal Lewis Hamilton yang mendapat gaji sebesar tiga puluh juta euro atau setara lima ratus delapan miliar rupiah setahun.
Begitu pula dengan Sebastian Vettel yang dikabarkan mengantongi bayaran lebih tinggi yakni empat puluh juta euro.
Berbeda dengan Marc Marquez yang disebut-sebut sebagai pebalap dengan bayaran termahal di MotoGP. Marquez mendapat bayaran sekitar lima belas juta euro per tahun.
Rossi pun menilai perbedaan bayaran itu sebenarnya tidak cukup adil mengingat gengsi dan tingkat kesulitan yang dialami pebalap MotoGP lebih besar dibandingkan di F1.
“Jika melihat dari sisi skill, tingkat risiko yang besar dan upaya keras ketika Anda harus berada terdepan, tentu saja tidak benar,” terang The Doctor.
“Tapi banyak dikatakan bahwa ajang F1 lebih terkenal dan merupakan olahraga tingkat dunia. Semua orang punya lebih banyak mobil, tapi sedikit sepeda motor di dunia ini sehingga F1 lebih banyak menghasilkan banyak uang. Begitulah kenyataannya.”