Manchester City gagal membalikkan situasi untuk meraih kemenangan mutlak atas Liverpool ketika kedua tim bertemu kembali di Etihad Stadium dalam laga leg kedua perempat final Liga Champions Rabu dinihari WIB, 11 April.
City kalah lagi dengan dua gol berbanding satu gol.
Sebelumnya, City tertinggal tiga gol di leg pertama ketika kedua tim bertanding di Anfield pekan lalu.
Pada laga leg kedua ini City mampu melesakkan gol ketika pertandingan baru berjalan dua menit. Gol Gabriel Jesus seakan menjadi awal dari kemenangan besar yang akan diraih Man City.
Setelah keunggulan satu gol membuat peringkat pertama di Liga Primer Inggris itu tampak begitu menikmati dominasi di babak pertama.
Manchester Biru menggunakan seluruh saluran untuk mengupayakan gol lanjutan. David Silva dan Leroy Sane menjadikan sisi kiri Man City begitu hidup. Tapi Raheem Sterling, Jesus, Kevin de Bruyne, dan Bernardo Silva tidak ketinggalan turut memberi ancaman bagi Liverpool.
Selain melakukan tusukan hingga ke kotak penalti, ancaman juga diberikan anak asuh Pep Guardiola lewat tendangan jarak jauh yang membuat sibuk Loris Karius di bawah mistar Liverpool.
Segala usaha yang dilakukan demi gol kedua tak menghasilkan gol. Man City cukup banyak membuang peluang di babak pertama.
Dari delapan tembakan yang dilepaskan hanya dua yang mengarah ke gawang tim tamu.
Bola sempat masuk ke gawang Liverpool pada menit-menit akhir babak pertama, namun wasit tidak mengesahkan gol Sane.
Liverpool yang lebih menampilkan kedisiplinan dalam bertahan pada babak pertama tercatat hanya sekali membahayakan gawang Ederson Moraes, yakni ketika kerja sama segitiga Roberto Firmino, Mohamed Salah, dan Alex Oxlade-Chamberlain hanya berakhir dengan bola yang melambung jauh dari mistar.
Skor satu gol di akhir babak pertama setidaknya masih membuat Man City berharap dapat mencetak gol di empat puluh lima menit kedua untuk menembus babak semifinal di Liga Champions.
Tapi harapan tersebut tidak lagi dibarengi dengan kenikmatan upaya mencetak gol lantaran penganuliran gol Sane membuat Guardiola berang. Protes Guardiola membuat manajer asal Spanyol itu diusir ke tribune penonton.
Klub yang mendapat predikat ‘tetangga berisik’ dari mantan manajer Manchester United Sir Alex Ferguson masih melanjutkan gelombang serangan namun alur serangan tidak sehebat babak pertama.
Asa Manchester City akhirnya sirna setelah Mohamed Salah menyongsong gerakan Sadio Mane dan membobol gawang Man City.
Gol Salah membuat perjuangan Man City kian berat. Harapan akan keajaiban mencetak banyak gol sirna perlahan. Gol Firmino pun membuat penderitaan Man City kian terasa.
Kekalahan di perempat final musim ini membuat Man City masih terus berharap menjadi penguasa Eropa.
Sementara itu, Manajer Liverpool Juergen Klopp mengakui skuat arahannya tak sempurna saat menghadapi Manchester City di Etihad
Namun, menurutnya, yang terpenting adalah hasil akhir lolos ke semifinal Liga Champions.
Man City sebenarnya mampu unggul satu gol di babak pertama melalui gol cepat Gabriel Jesus di menit kedua. Namun, The Reds bisa bangkit dan mengakhiri laga dengan kemenangan dua gol bernading satu gol.
Masing-masing gol Liverpool dicetak oleh Mohamed Salah dan Roberto Firmino. Kemenangan di Etihad memastikan langkah Liverpool ke semifinal.
Klopp mengakui City tampil impresif di babak pertama. Bahkan skuat arahan Pep Guardiola dinilai bisa mencetak lebih dari satu gol. Namun, yang terpenting bagi Klopp adalah hasil akhir.
“Dia (Pep Guardiola) mengambil semua risiko dan keputusannya bisa jadi benar. Mereka bisa mencetak dua atau tiga gol di babak pertama, tapi jelas jika kami memenangkan bola maka kami juga punya peluang,” kata Klopp kepada BT Sport seusai laga.
Manajer asal Jerman tersebut juga menyebut Liverpool punya kans bagus untuk mencetak dua gol di menit-menit akhir babak pertama. Namun, lini depan The Reds tak mampu menyempurnakannya.
Baru di babak kedua Liverpool bisa bangkit dan berbalik unggul melalui gol Salah dan Firmino sekaligus menutup asa City untuk lolos ke semifinal.
“Ini bukan tentang kesempurnaan tapi soal hasil, karakter, mentalitas, dan perjuangan keras untuk meraih hasil positif. Kami bertahan dengan baik.”
“Ini bukan permainan terbaik kami, tapi kami pantas meraih kemenangan di akhir pertandingan,” tutur Klopp.
Manajer Manchester City Pep Guardiola usai lagai langsung berang dan protes atas gol Leroy Sane ke gawang Barcelona yang dianulir wasit asal Spanyol Antonio Mateu .
Sane dianggap Mateu dalam posisi offside sebelum membobol gawang Liverpool. Dalam tayangan ulang terlihat gol Sane seharusnya sah, karena pemain asal Jerman itu mencetak gol setelah meneruskan bola dari kaki gelandang Liverpool James Milner.
Sejumlah pemain Man City sempat melayangkan protes, termasuk Guardiola yang akhirnya diusir dari bench. Manajer asal Spanyol itu pun mengaku kecewa dengan keputusan kontroversial dari wasit Mateu.
Guardiola menganggap andai gol Sane tidak dianulir, maka Man City bisa memasuki babak kedua penuh percaya diri dengan keunggulan dua gol setelah Gabriel Jesus mencetak gol cepat pada menit kedua.
“Saya mengatakan kepada wasit bahwa gol tersebut sah ketika bola mengarah pada Sane. Itu mengapa wasit mengusir saya,” kata Guardiola seusai laga kepada BT Sport.
“Situasi akan berbeda jika gol Sane dianggap sah dan kedudukan menjadi 2-0. Di kompetisi ini kekuatan tim sangat berimbang dan pengaruh wasit dalam mengambil keputusan sangat penting,” sambung Guardiola.
Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munchen itu menilai keputusan wasit sangat mempengaruhi hasil akhir di kompetisi Liga Champions. Namun, ia tetap menghargai fakta bahwa Liverpool berhak mewakili Inggris di semifinal.
“Kami akan kembali lagi musim depan. Selamat yang sebesar-besarnya pada Liverpool. Semoga mereka bisa mewakili Inggris dengan baik di semifinal,” ujar Guardiola.