Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, masih merasa begitu sakit hati akibat ulah Marc Marquez di MotoGP Argentina, akhir pekan lalu.
Saking kesalnya, Rossi pun memberikan julukan baru kepada Marquez.
Julukan yang diberikan Rossi ke Marquez adalah “Sang Residivis”. Menurut Rossi, label tersebut pantas diberikan kepada Marquez.
Sebab, pembalap asal Spanyol itu seakan tak ada kapoknya melakukan manuver gila dan membahayakan pembalap lain.
“Masalah baginya adalah, dia seorang residivis. Apa yang dilakukannya akan kembali terulang kepada semua orang,” kata Rossi dilansir GPOne.
The Doctor pun mengaku merasa trauma mengaspal berdekatan dengan Marquez. Tindakan Marquez, disebutkan Rossi, begitu berbahaya dan membuat orang-orang ketakutan.
“Dia tak pernah punya rasa hormat ke lawannya,” tegas Rossi.
Insiden pengusiran tim Movistar Yamaha terhadap pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, masih jadi buah bibir.
Banyak spekulasi beredar mengenai alasan utama diusirnya Marquez dari paddock tim Rossi.
Mulai dari muaknya Rossi dan elemen tim lain, hingga memang tak ada niatan damai atau sekadar memaafkan Marquez
Kali ini, Rossi tampak begitu kesal. Selain menganggap Marquez perusak di MotoGP, pembalap asal Itailia itu tak ingin melihat wajah Marquez lagi.
“Marquez harus menjauh dariku, dan tidak memperlihatkan wajahnya di depan saya,” ujar Rossi seperti dilansir dari Marca.
Pembalap 39 tahun itu juga menyoroti mental Marquez. Kesengajaan Marquez kepada pembalap lain tak bisa lagi ditolelir Rossi.
“Dia sengaja berusaha untuk menimbulkan masalah bagi pembalap lain, itu strateginya yang kampungan,” ucap Rossi.
“Jika melakukan sesuatu yang buruk, Anda harus memiliki keberanian untuk datang sendiri untuk meminta maaf. Bukan malah bawa manajer Anda,” tambah Rossi.
Sementara itu Lin Jarvis, Managing Director Movistar Yamaha, akhirnya angkat bicara soal alasan utama timnya mengusir Marquez.
Jarvis menuturkan pihaknya memang sengaja mengusir Marquez, karena masih merasa dipusingkan dengan pencapaian Rossi usai adanya insiden tabrakan.
Fokus Jarvis, Rossi, dan tim Yamaha, saat itu adalah mengadukan manuver gila Marquez dan mendiskusikannya.
“Saya jujur, memang tak ada niatan bicara dengan tim Honda atau Marquez saat itu. Mereka mendatangi garasi kami, itu saya lihat. Tapi, bukan waktu yang tepat untuk melakukannya,” kata Jarvis dilansir GPOne.
Pada dasarnya, Jarvis menyatakan Yamaha tak ada maksud untuk beradu argumen dengan Honda. Namun, sebagai tim, Jarvis merasa harus ada ketegasan yang diambil Yamaha dalam menyikapi aksi Marquez.
“Sebagai tim, kami tak terima aksi Marquez yang gila sebanyak dua kali. Pertama, saat memepet Aleix Espargaro, kemudian Rossi,” ujar Jarvis.
Dan bara perselisihan antara Marc Marquez dan Valentino Rossi terus i menyala usai keduanya terlibat insiden senggolan pada MotoGP Argentina di Sirkuit Autodromo Termas de Rio Hondo,
Usai balapan, Marquez bersama manajernya coba untuk mendatangi Rossi. Namun, tim Movistar Yamaha mengusir pembalap asal Spanyol tersebut.
Rossi akhirnya buka suara terkait insiden tersebut. Dia meminta agar Marquez dijatuhi hukuman berat karena sudah membuat MotoGP menjadi olahraga berbahaya.
Dia juga membantah akan menjadi musuh bagi Marquez. Sebab, sejak keduanya terlibat insiden di MotoGP tiga musim lalu, Rossi sudah tidak ingin membuang waktu dengan bertemu dengannya.
“Saya tidak memiliki hubungan apapun dengan Marquez setelahitu, jadi hari ini tidak mengubah apapun,” ujar Rossi, seperti dikutip dari Crash.
“Saya cuma mengatakan ciao ketika kami bertemu, karena itu lebih mudah, dan saya cuma kehilangan sedikit waktu,” imbuh pembalap berjuluk The Doctor tersebut.
Ucapan Rossi ini cukup mengejutkan publik. Karena pada awal musim 2016, keduanya telah berdamai. Namun, rupanya The Doctor punya anggapan lain. Perdamaian Rossi-Marquez ternyata cuma basa-bas
Menanggapi berbagai kecaman, Marquez justru meminta Rossi berkaca.
Dia tak ingin pembalap berjuluk The Doctor itu terlihat munafik, sebab di masa muda gaya membalapnya juga agresif.
“Saya hanya mencoba fokus seratus persen untuk memacu motor. Valentino juga begitu ketika masih berusia dua puluh lima tahun, dan semua orang ingat itu,” ujar Marquez kepada Rossi yang kini berusia gaek tahun, dikutip dari Crash.
Pada balapan di MotoGP Argentina, Marquez bukan cuma mendapatkan satu hukuman. Sebab, dia juga dianggap bersalah ketika mendorong motor di awal lomba serta menabrak kemudi Pol Espargaro.
Meski begitu, pembalap berjuluk Baby Alien itu tak peduli. Dia merasa ada pula kesalahan dari pengarah balapan dalam memberi hukuman kepadanya.
“Saya pikir sudah melakukan semuanya dengan baik, dan saya sangat senang dengan balapan kali ini karena kecepatan motor sangat baik,” tutur Marquez.