Ingin hidup dengan umur panjang?
Kalau jawaban iya, maka Anda perlu untuk mengikuti apa yang dianjurkan para ilmuwan, seperti ditulis majalah terkenal “time”
Dalan edisi terbarunya pekan ini, tim menyarankan untuk mengikuti kebiasaan makan makanan sehat, olahraga teratur, minum air putih dalam jumlah cukup, tidak merokok, dan menjaga berat badan sehat.
Tim peneliti berusaha mengukur sejauh mana kebiasaan tersebut dapat memengaruhi kesehatan dan umur seseorang.
Temuan yang terbit di jurnal Circulation menunjukkan, kelima kebiasaan ini dapat memperpanjang hidup seorang wanita hingga empat belas tahun dan memperpanjang usia pria sampai dua belas tahun.
Kesimpulan ini didapat setelah para ilmuwan menganalisis dua penelitian kesehatan AS berskala besar.
Sampel yang digunakan sekitar delapan pulouh ribu wanita dan lebih dari empat puluh empat ribu pria.
Para responden diminta mengisi kuesioner yang berkaitan dengan gaya hidup dan kesehatan setiap dua sampai empat tahun.
Peneliti juga turun langsung ke lapangan untuk memantau kedisiplinan para responden menjalankan lima kebiasaan yang disarankan.
Orang-orang yang dianggap melakukan diet sehat adalah mereka yang cukup minum, memiliki berat badan ideal dengan indeks massa tubuh
Peneliti memantau responden selama tiga puluh empat tahun.
Selama penelitian, ada lebih dari empat puluh tiga ribu orang meninggal dengan empat belas ribu kematian disebabkan kanker dan sekitar sepuluh ribu orang meninggal karena penyakit kardiovaskular.
Sementara itu, responden yang disiplin melakukan lima kebiasaan baik memiliki risiko tujuh pulouh empat persen lebih kecil meninggal daripada mereka yang tidak melakukannya.
Dalam laporannya, peneliti berkata dengan melakukan lima kebiasaan di atas dapat memperpanjang hidup seseorang hingga lebih dari sepuluh tahun.
Temuan ini mengingatkan kita betapa pentingnya melakukan hal-hal sederhana namun memiliki dampak besar untuk kesehatan kita.
Ilmuwan berharap temuannya dapat menggerakkan Anda untuk melakukan saran kesehatan yang selama ini didengar.
Selain itu, temuan lainnya mengungkapkan bahwa mengurangi kalori juga bisa berdampak pada penambahan usia.
Banyak penelitian terdahulu berhasil menemukan hubungan antara jumlah kalori sedikit dengan memperpanjang umur.
Penelitian tersebut diuji pada beberapa hewan, seperti cacing, tikus, dan monyet.
Beberapa penelitian juga berhasil membuktikan orang yang mengurangi lima belas hingga delapan belas persen jumlah kalorinya memiliki kadar kolesterol dan glukosa yang lebih sedikit.
Berangkat dari sini, Leanne Redman dari Pennington Biomedical Research Center, Lousiana, AS, bersama timnya ingin menyelidiki lebih lanjut tentang kalori dan hidup sehat.
Mereka pun memiliki alasan kuat yang dapat menjelaskan mengapa mengurangi jumlah kalori dapat memperpanjang umur.
Hal ini ternyata berhubungan dengan kondisi tubuh saat kita tidur.
Orang yang makan lima belas persen lebih sedikit kalori akan memberikan efek besar pada apa yang terjadi di tubuh saat tidur.
Redman dan timnya melakukan uji coba penerapan diet rendah kalori dan makan sesuka hati kepada lima puluh tiga orang dewasa secara acak.
Selama dua tahun, tiga puluh empat orang diminta mengonsumsi makanan dengan jumlah kalori lima belas persen lebih sedikit.
Sementara sisanya dibebaskan untuk makan apa saja semaunya.
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism, peneliti menemukan sesuatu yang menarik dari peserta yang melakukan diet rendah kalori.
Mereka yang makan lebih sedikit kalori mengalami penurunan dramatis dalam tingkat metabolisme di malam hari.
Selain itu, juga terjadi penurunan kecil, tetapi signifikan terhadap suhu tubuh di malam hari. “Metabolisme yang diukur selama tidur, berkurang sepuluh persen,” ujar Redman dilansir New Scientist
Saat para ahli menganalisis sampel darah peserta yang mengonsumsi lebih sedikit kalori, ahli menemukan mereka mengalami penurunan stres oksidatif sel sebanyak dua pulouh persen.
Stres oksidatif adalah kerusakan sel yang disebaban produk sampingan dari metabolisme. Keadaan ini dianggap sebagai pemicu utama penuaan.
Redman berpendapat, diet rendah kalori dapat mendorong tubuh untuk memiliki tingkat metabolisme istirahat yang lebih rendah.
Cara ini merupakan mekanisme evolusioner untuk menghemat energi ketika makanan langka atau sulit didapat.
Hal yang sama seperti dilakukan para hewan yang berhibernasi. “Studi ini adalah pertama yang menunjukkan bahwa tubuh manusia akan menanggapi pengurangan kalori dengan penurunan tingkat metabolisme saat tidur,” imbuh Luigi Fontana dari Universitas Washington, Missuri.
Perlu dicatat, mengurangi jumlah kalori dengan membatasi makanan tidak mudah untuk sebagian orang. Diperlukan adanya perencanaan sejak awal dengan sangat hati-hati karena efek sampingnya bisa kehilangan libido dan merasa kedinginan.