Sebuah penelitian terbaru dari Napoli University, Italia, menemukan manfaat hebat dari jahe.yang mampu menyembuhkan penyakit gastroenteritis
Gastroenteritis sendiri adalah penyakit yang menyebabkan peradangan lambung dan usus yang disebabkan beberapa jenis bakteri dan parasit, termasuk bakteri salmonella, rotavirus, dan norovirus yang tinggal di makanan dan air.
Gejala penyakit ini antara lain mual, diare, kram perut, demam, disertai muntah berkelanjutan yang parah. Jutaan anak di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya karena penyakit ini.
Penyakit ini bisa sangat berbahaya hingga mematikan karena saat pasien muntah atau diare, ia tidak sanggup mengonsumsi atau menyerap obat untuk mengobati infeksi.
Pasien yang dianggap rentan adalah anak kecil dan orang tua yang sudah lemah.
Dari hasil uji klinis yang dilakukan sejumlah ilmuwan Eropa, mereka menemukan jahe dapat digunakan untuk meredakan muntah yang parah dan akhirnya membantu menyelamatkan nyawa pasien.
Dr Roberto Berni Canani, profesor pediatri dari Universitas Napoli, Italia yang memimpin penelitian mengatakan, ia dan timnya telah membuktikan hal tersebut pada seratus empat puluh satu anak berusia satu sampai sepuluh tahun yang didiagnosis gastroenteritis akut.
Ada dua metode pengobatan yang diberikan untuk anak-anak tersebut. Ada anak-anak yang diberi suplemen plasebo dan ada yang diberi ekstra jahe.
Pemberian obat ini diberikan secara acak. Hasilnya, gejala muntah menurun frekuensinya sebanyak dua p[uluh persen pada anak yang mengkonsumsi jahe.
Hal ini berdampak pada kehadiran mereka di sekolah, karena mereka tidak perlu lagi izin tidak masuk sekolah karena sakit.
“Ini artinya jahe berpotensi menyelamatkan kehidupan di seluruh dunia,” kata Canani dalam presentasinya seperti ditulis laman The Independent
Secara global, gastroenteritis telah membunuh satu juta lebih anak setiap tahunnya. Angka ini menyumbang 15 persen dari keseluruhan kematian anak-anak.
“Gastroenteritis akut masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada anak-anak yang tinggal di negara berkembang, dan dehidrasi adalah komplikasi yang paling sering dialami dan berbahaya” kata Canani.
Salah satu cara untuk melawannya adalah memberikan minuman rehidrasi seperti jahe, agar frekuensi muntah berkurang.
Selain itu, jahe juga memiliki sifat anti-inflamasi dan mungkin inilah yang menghasilkan efek antiemetik.
ahe memiliki sejarah panjang dalam mengatasi masalah terkait pencernaan. Dikenal dari generasi ke generasi, jahe merupakan salah satu bahan alternatif untuk memperlancar sistem pencernaan.
Kandungan phenolic dalam jahe berfungsi untuk meredakan gejala iritasi gastrointestinal, menstimulasi air liur, mencegah terjadinya kontraksi pada perut, hingga membantu pergerakan makanan dan minuman selama berada di pencernaan.
Jahe juga disebut sebagai carminative, suatu substansi yang dapat membantu mengeluarkan gas berlebih yang ada di sistem pencernaan Anda.
Masalah pencernaan seperti kolik dan dispepsia dapat diatasi dengan jahe.
Manfaat jahe yang paling Anda kenal mungkin adalah meredakan mual, terutama yang disebabkan oleh morning sickness saat hamil, vertigo, maupun efek samping pengobatan kanker.
Anda dapat memakan jahe secara mentah atau menjadikanya minuman, jahe dalam bentuk permen juga dapat bekerja dengan baik terutama dalam mengatasi mual yang diderita ibu hamil.
Suatu penelitian yang dilakukan di University of Georgia menyatakan bahwa konsumsi suplemen jahe setiap hari dapat mengurangi sakit-sakit otot yang diakibatkan oleh berolahraga
Jahe juga dapat mengurangi sakit akibat dysmenorrhea, rasa sakit pada saat menstruasi. Dalam suatu penelitian wanita merasa rasa sakit yang dikarenakan oleh menstruasi berkurang setelah mengonsumsi jahe.
Jahe merupakan salah satu jenis makanan yang disebut diaphoretic, ini berarti jahe memicu keluarnya keringat.
Pengeluaran keringat bermanfaat bagi Anda terutama saat Anda sedang demam atau flu. Selain membantu proses detoksifikasi, berkeringat juga ternyata dapat melindungi Anda dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit.
Para ahli meneliti sejenis protein yang disebut dermicidin, diproduksi pada kelenjar keringat dan berfungsi melindungi tubuh dari bakteri seperti E. coli, staphylococcus aureus, serta jamur yang dapat menyebabkan penyakit kulit.
Manfaat jahe untuk mencegah kanker mungkin belum banyak diketahui.
Salah satu komponen jahe yang berperan dalam mencegah kanker adalah gingerol, phytonutrient dalam jahe yang juga memberikan rasa pada jahe yang unik.
Gingerol dapat mencegah pertumbuhan sel kanker usus besar. University of Minnesota melakukan percobaan kepada sekelompok tikus, pada kelompok yang diberi gingerol terdapat empat tikus yang mengalami tumor usus besar, sementara pada kelompok yang tidak diberi gingerol terdapat tiduabelas tikus yang mengalami pertumbuhan tumor.
Sampai pada hari keempat puluh sembilan penelitian, seluruh tikus yang tidak diberi gingerol akhirnya disuntik mati karena pertumbuhan tumornya sudah terlalu besar, sementara pada tikus yang diberi gingerol ukuran tumornya setengah dari ukuran tikus yang disuntik mati.
Peneliti yang sama kemudian menguji apakah selain mencegah pembentukan tumor, gingerol juga dapat mencegah penyebaran dan mengurangi tingkat keparahan sel tumor.
Penelitian tersebut memberikan hasil positif. Gingerol dinilai mampu mencegah penyebaran dan bertambah parahnya sel tumor yang sudah tidak dapat dioperasi.
Gingerol ternyata juga bersifat anti-inflamatori.
Hal ini menjelaskan mengapa mereka yang menderita penyakit persendian seperti osteoarthritis dan rematik melaporkan berkurangnya rasa sakit setelah mengonsumsi jahe secara teratur.
Mengonsumsi jahe tidak hanya mengurangi rasa sakit tetapi juga mengurangi pembengkakan pada bagian yang sakit.
Jahe diperkirakan dapat menghambat komponen yang berperan dalam proses inflamatori dalam tubuh seperti sitokin, kemokin, kondrosit, dan leukosit.