Jorge Lorenzo, seperti ditulis laman media balap “crash,” hari ini, Senin, 28 Mei, akan terusir dari Ducati pada musim depan, bersamaan habisnya masa kontrak dua tahunannya dan akan kembali ke tim satelit Yamaha.
Bersama Ducati, usai “pergi darai Movistar Yamaha, karier Jorge Lorenzo semakin menurun dan dipastikan akan kehilangan tempat di Ducati setelah tim asal Italia itu menganggap dua pebalap Pramac, Danilo Petrucci dan Jack Miller, sebagai pilihan yang lebih murah untuk musim depan.
Lantas bagaimana dengan Suzuki?
Peluang Lorenzo ke Suzuki juga terbilang sangat kecil.
Pasalnya, Suzuki hampir pasti memilih pebalap Moto2 Joan Mir untuk berduet dengan Alex Rins musim depan.
Seperti juga ditulisi Motorsport, Lorenzo berpeluang besar menjadi pebalap tim satelit Yamaha di MotoGP musim depan
Langkah itu diambil Lorenzo agar bisa kembali bereuni dengan tim Movistar Yamaha setidaknya usai musim dua tahun nanti ketika kontrak Valentino Rossi dan Maverick Vinales berakhir.
Yamaha kehilangan tim satelit musim depan setelah Tech3 memutuskan bergabung dengan KTM.
Yamaha dikabarkan sedang melakukan negosiasi dengan Marc VdS yang ingin mengakhiri kerja sama dengan Honda.
Namun, saat ini Marc VdS sedang mengalami konflik internal antara pemilik tim Marc van der Straten dengan manajer tim Michael Bartholemy.
Jika Yamaha mencapai kesepakatan dengan Marc VdS, maka kemungkinan besar Lorenzo akan bergabung dengan tim asal Belgia tersebut. Lorenzo akan menggantikan posisi Thomas Luthi di Marc VdS.
Lorenzo tidak bisa dipisahkan dengan Yamaha. Pebalap asal Spanyol itu merebut empat puluh empat kemenangan dan tiga gelar juara dunia MotoGP bersama Yamaha.
Bersama Ducati, Lorenzo belum mampu meraih kemenangan hingga kini.
Sementara itu, Direktur Olahraga Ducati Paolo Ciabatti mengatakan pihaknya harus menentukan masa depan Jorge Lorenzo di MotoGP sebelum akhir Juni mendatang.
Ciabatti memastikan dua kandidat utama rekan setim Andrea Dovizioso di Ducati musim depan telah mengerucut ke dua nama, yakni Lorenzo dan pebalap Pramac Danilo Petrucci.
Dikutip dari AS, Ciabatti mengatakan pihak Pramac memberi opsi kepada Ducati untuk memilih antara Petrucci atau Jack Miller. Namun, pihak Ducati cenderung lebih memilih Petrucci.
“Miller menjalani musim pertama bersama Pramac dan menggunakan motor tahun lalu. Tahun depan dia akan menggunakan sepeda motor musim depan, sama seperti dua pebalap tim pabrikan,” ujar Ciabatti.
“Menurut saya solusi ideal untuk Pramac adalah mempertahankan Miller dan menduetkan dengan Pecco Bagnaia yang sekarang sedang memimpin klasemen Moto2. Dengan begitu dia bisa memulai tanpa tekanan dan belajar,” sambung Ciabatti.
Ciabatti mengatakan pihak Pramac memberi tenggat waktu kepada Ducati sebelum akhir Juni untuk menentukan pilihan.
Kondisi itu membuat Ducati harus menentukan antara Lorenzo atau Petrucci usai MotoGP Italia
“Kami harus membuat keputusan yang aman pada Juni, karena opsi yang kami punya dengan Petrucci dan Miller hanya sampai akhir Juni. Antara MotoGP Italia dan Catalonia kami akan mengambil keputusan,” ucap Ciabatti.
Lorenzo gagal memenuhi harapan Ducati sejak diboyong dari Movistar Yamaha pada musim lalu.
Juara dunia MotoGP tiga kali itu belum mampu meraih kemenangan hingga kini. Prestasi terbaik Lorenzo adalah meraih tiga podium musim lalu di Spanyol, Aragon, dan Malaysia.
Jika gagal mempertahankan posisi di Ducati, Lorenzo berpeluang bergabung dengan Suzuki sebagai pengganti Andrea Iannone. Dengan status juara dunia MotoGP, sulit bagi Lorenzo untuk bergabung tim satelit.
Lorenzo sendiri punya alasan kenapa ia mengalami degradasi kecepatan di Ducati.
Menurutnya, motor Ducati miliknya tak terlalu menguras tenaga. Ia juga menyebut kegagalan di MotoGP disebabkan oleh faktor stamina miliknya.
Hal itu dikarenakan desain motor Ducati dianggap Lorenzo membutuhkan tenaga besar untuk melakukan manuver.
“Bila kami bisa mengatasi masalah terkait desain motor, maka saya bisa menyimpan energi saya lebih lama, hingga akhir balapan. Dengan demikian, saya bisa berpikir lebih jernih selama balapan, termasuk saat memutuskan mendahului pebalap lain.”
“Kami belum menemukan solusi karena pada motor tahun lalu, saya tidak terlalu bermasalah dengan desain motor yang akhirnya berpengaruh pada stamina,” ucap Lorenzo seperti dikutip dari Motorsport.
Lorenzo mengawali lomba dengan baik dan sempat cukup lama berada di depan. Namun setelah disusul Marquez, Lorenzo justru makin menunjukkan penurunan performa.
Sejumlah pebalap lain akhirnya sukses menyusul Lorenzo hingga pebalap asal Spanyol tersebut hanya finis di posisi keenam.
Setelah perlombaan, Lorenzo mengaku kegagalannya meraih podium kali ini disebabkan oleh keterbatasan stamina yang dimilikinya.
“Masalah utama saya adalah kondisi fisik saya tidak mendukung. Saya tak bisa mempertahankan stamina sepanjang lomba.”
“Saya bermasalah dengan stamina sejak awal musim. Dengan kondisi trek seperti di Austin dan Le Mans, seorang pebalap hars melakukan pengereman dengan keras dan saya lebih kesulitan,” kata Lorenzo.
Lorenzo menegaskan dirinya sudah berusaha keras untuk memiliki stamina yang bisa mendukung dirinya memacu motor Ducati Desmosedici dengan baik sepanjang laga.
“Saya mengerem dengan agresif, sangat kuat di awal lomba. Kami punya akselerasi yang bagus dan saya cukup baik di area usai tikungan. Namun seiring lap berlalu, saya kesulitan mempertahankan kecepatan di tikungan. Pebalap lain makin mendekat dan akhirnya menyusul saya.”
“Saya sudah berlatih lebih keras dibandingkan sebelumnya. Saya melakukan apapun untuk membuat segalanya jadi lebih baik. Motor tahun ini butuh tenaga di lengan lebih besar dibandingkan musim lalu, jadi kami harus mencari solusi,” ujar Lorenzo.