Lupa!
Ya lupa.
Banyak orang yang tidak tahu bagaimana proses lupa itu bias terjadi.
Dan pernahkah Anda mengira-ngira, sebenarnya apa yang menjadi penyebab mudah lupa?
Otak dipenuhi dengan sejumlah besar ingatan yang telah terbentuk selama Anda hidup.
Mulai dari kenangan yang mendalam hingga yang paling sepele sekalipun.
Penelitian yang dilakukan oleh para psikolog kognitif beberapa dekade belakangan ini telah menguak bahwa setidaknya ada dua sistem ingatan utama dalam pikiran manusia, yaitu ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang.
Selain memiliki perbedaan dalam waktu mengingat informasi, kedua sistem ini juga dipercaya memiliki tingkat yang berbeda dalam kemampuannya untuk mengingat secara detail informasi yang telah diterima.
Artinya, meskipun Anda bisa menyimpan banyak hal dalam ingatan, detail ingatan tersebut tidak selalu “jernih” dan justru sering kali cukup terbatas.
Mungkin Anda sendiri juga sudah sering mendengar ucapan seperti, “Namanya juga manusia, wajar saja kalau lupa akan sesuatu.”
Namun, sebenarnya manusia mudah lupa karena memang kemampuannya terbatas atau karena malas mengingat saja? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak terus penjelasan mengapa manusia mudah lupa di bawah ini.
Tanpa Anda sadari, salah satu penyebab sering lupa yaitu karena informasi tersebut tidak disimpan sebagai ingatan jangka panjang.
Ini yang mengakibatkan suatu informasi tidak dapat Anda ingat secara mendetail.
Mudahnya begini, suatu eksperimen dari para peneliti meminta sekelompok peserta untuk membedakan uang koin logam yang benar dari beberapa gambar uang logam yang salah.
Kemudian, uang logam yang terpilih dibandingkan dengan uang logam yang benar. Ternyata, sebagian besar peserta salah ketika memilih gambar uang logam yang benar.
Mengapa bisa salah?
Kemungkinannya adalah karena Anda cenderung lebih mengingat bentuk dan warnanya saja, tapi kesulitan dalam mengingat ciri uang logam lainnya secara detail.
Ini karena detail dari uang koin tersebut belum diproses dengan baik ke dalam ingatan jangka panjang Anda.
Saat sedang asyik mengobrol dengan teman, tiba-tiba ada bagian obrolan yang sepertinya telah lenyap dari ingatan Anda.
Bahkan, mungkin sebenarnya Anda pernah ingat hal tersebut, tapi kemudian telah melupakannya tanpa sadar. Nah, kondisi ini termasuk penyebab mudah lupa yang paling umum.
Alasan yang paling mungkin tentang fenomena ini dikenal dengan nama decay theory.
Menurut teori ini, alur ingatan dibuat setiap kali ada memori baru yang terbentuk. Seiring waktu, alur ingatan ini bisa saja semakin memudar hinga kemudian hilang.
Apalagi bila alur ingatan tersebut tidak pernah “dihidupkan” kembali dengan cara mengingat-ingat kejadian tersebut atau melihat foto yang bisa mengingatkan Anda soal kenangan tertentu.
Akhirnya alur ingatan akan suatu informasi yang sudah tidak pernah dihidupkan tersebut akan digantikan dengan alur ingatan baru. Alur ingatan ini tentu saja berisi informasi baru yang lebih segar.
Teori lain yang berhubungan dengan ingatan yakni interference theory. Teori ini menjelaskan bahwa beberapa ingatan seolah bersaing satu sama lain.
Hal ini biasanya terjadi ketika Anda menerima informasi yang sangat mirip dengan informasi lain yang telah lebih dulu disimpan dalam ingatan.
Kemudian informasi yang mirip ini akan saling “mempertahankan dirinya” masing-masing, siapa yang akan disimpan dalam ingatan jangka panjang, mana yang disimpan dalam jangka pendek, dan mana yang akan langsung dibuang.
Otak manusia sebenarnya dapat berkerja secara aktif untuk melupakan suatu hal, terutama kenangan atau pengalaman yang traumatis. Bagaimana bisa?
Ya, dilansir dari laman Psychology Today, ini diyakini berkat adanya sistem neurotransmitter cannabinoid pada otak, yang berperan dalam mendukung kerja saraf sensoris.
Neurotransmitter alias senyawa kimia otak ini bertugas untuk memusatkan perhatian Anda pada rangsangan indra pada saat ini, bukan pada masa lalu.
Dengan begitu otak jadi mampu berfungsi normal untuk menjalani tugas sehari-hari seperti berpikir logis, mengambil keputusan, menyusun kalimat, dan menjaga fokus pada masa kini.
Inilah cara otak untuk mengingatkan manusia pentingnya hidup pada masa kini, jangan terjebak di masa lalu.
Lama-lama, ingatan yang traumatis atau tidak relevan pun akan semakin “terkubur”, meski mungkin tidak hilang sepenuhnya.
Sebenarnya, lupa bisa dikatakan sebagai kondisi alamiah yang terjadi pada diri manusia.
Namun, karena kemampuan otak manusia terbatas bukan berarti Anda jadi pasrah begitu saja. Sesekali cobalah untuk melatih kemampuan otak Anda dalam mengingat sesuatu.
Menurut dr. Adam Gazzaley, Ph.D., seorang direktur sekaligus pendiri Neuroscience Imaging Center di University of California, San Francisco, otak dapat bekerja lebih baik ketika mendapat “tantangan”.
Maka itu, dr. Adam menyarankan untuk selalu berusaha memusatkan perhatian Anda pada tugas atau kegiatan yang sedang Anda jalani.
Sebaiknya, lakukan hal itu sampai benar-benar selesai, baru kemudian Anda boleh melakukan kegiatan selanjutnya. Dengan kata lain, sebaiknya hindari multitasking yang bikin Anda susah fokus sehingga jadi mudah lupa.