Penjualan Viva Tbk? Chairul Tanjung, jangan lagi menunggu! “Viva Tbk Not For Sales.” Itu mungkin slogan keluarga Bakrie untuk penawaran penjualan PT Visi Media Asia Tbk. Paling tidak, sampai dengan tahun 2014. Tahun pemilihan umum.
Dan keluarga Bakrie, terutama Aburizal, amat berkepentingan dengan tiga media yang bergabung di bawah atap Viva itu, TV One, anteve dan portal berita Viva.co.id, untuk dijadikan tunggangan pencalonan dirinya sebagai presiden serta bagi pemenangan kursi parlemen Golkar.
Keberatan keluarga Bakrie untuk menjual Viva Tbk, muncul dalam rapat umum pemegang saham yang berlangsung Rabu kemarin. Semula, menurut sebuah sumber, muncul opsi untuk melepas “anteve” ke Harry Tanoe, pemilik MNC Grup, Pelepasan “anteve” ini dimungkinkan karena jaringan televisi itu tidak terlalu signifikan dengan tunggangan politik Aburizal.
“Mereka menganggap TV One dan situs berita Viva.co.id, jauh lebih efektif untuk mendongkrak popularitas Ical. Itulah hal yang sangat penting bagi Bakrie dibanding menjual perusahaan medianya tersebut,” ujar Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, menilai Bakrie hampir mustahil mau melepas perusahaan medianya.
“Masak Bakrie mau jual aset yang besar? Sebab kalau Viva dijual, biaya promosi untuk menjadi presiden jadi besar. Kalau mau promosi di televisinya sendiri kan dia hanya bayar pajak saja sebesar 10 persen-21 persen,” ujarnya saat ditemui di Bursa Efek Indonesia Jakarta.
Dia mengatakan, jika Bakrie melepas Viva, berarti dia menyerahkan aset yang sangat bernilai dengan harga murah. Terkait dengan berembusnya kabar penjualan Viva, Satrio menilai bahwa isu perusahaan tersebut mau diambil Chairul Tanjung atau Hary Tanoe memang diembuskan agar masyarakat mau beli sahamnya.
Selain itu, dia juga menengarai bahwa saham Viva ditransaksikan sendiri oleh pihak-pihak yang terafiliasi Grup Bakrie agar harga saham naik.
Sekadar catatan, Aburizal Bakrie memang akan mencalonkan diri sebagai calon presiden Indonesia periode 2014-2019. Sejauh ini, Bakrie memanfaatkan media yang dimilikinya, yaitu TVOne dan anteve sebagai “tunggangan” medianya.
Anindya Bakrie, putera mahkota Bakrie Grup, juga menjelaskan bahwa belum ada rencana dari perseroan untuk menjual Viva ataupun salah satu unit bisnisnya.
Grup Bakrie tampaknya belum memberikan kejelasan mengenai rencana penjualan perusahaan medianya itu. Anindya Bakrie pun masih belum memberikan pernyataan yang jelas mengenai transaksi ini.
”Saya tidak komentar ke arah situ. Masih spekulasi, dan tidak bisa komen,” kata Anin. Dia juga tidak membenarkan isu penjualan saham salah satu anak usaha Viva, yakni stasiun televisi anteve. ”Kita baru selesai RUPS, sekarang secara fundamental kan perusahaan masih bagus pertumbuhannya. Viva naik 25 persen. Ebitda juga bagus. Terkait berita tersebut saya tidak bisa komen, karena pertumbuhan bagus,” jelas dia.
Dia menyatakan, tiga anak usaha di bawah Viva merupakan andalannya.”Saya rasa aset Viva andalan semua, bulan ke bulan rekor pendapatan. Pengeluaran TV One justru turun. Dua-duanya bagus, TV One dan anteve. Satu fokus entertainment satu untuk berita,” jelas dia.
Aburizal Bakrie ketikia ditanyakan tentang opsi penjualan Viva dan unit usahanya anteve melemparkan pertanyaan itu kepada anaknya, Anindya. “Soal Viva jangan tanyakan saya, tanyakan ke Anin sana,” kata Aburizal Bakrie.
Sebelumnya, Chairul Tanjung mengatakan telah siap untuk membeli saham PT Visi Media Utama Tbk, media milik keluarga Bakrie itu senilai USD 1,8miliar atau sekira Rp 17,5triliun. “Dia itu jadi jual atau enggak? Gitu loh, kalau dia enggak mau jual, ya kita enggak jadi beli,” ujar Chairul Tanjung ketika dikonfirmasi kembali tentang tawarannya.
CT, begitu Charul Tanjung disapa, mengatakan, dia sangat siap untuk membeli saham dari Viva tersebut. Namun, saat ini belum ada kepastian. “Jangan bertanya pada kami siap atau tidak. Kita sendiri sangat siap untuk beli sahamnya,” katanya.