Bukan Mourinho namanya, kalau tidak mencibirkan tukang kritiknya. Pelatih arogan yang paling menyebalkan serta penebar “ranjau fitnah” di liga sepakbola Europa itu menatap pernyataan Andres Iniesta yang mengatakan dirinya sebagai perusak sepak bola Spanyol dengan “sinisme” yang merupakan ciri “kehebatannya.”
Gelandang serang Barcelona itu mengatakan bahwa Jose Mourinho merupakan sosok yang telah merusak reputasi sepakbola Spanyol dan mengidap penyakit “syndrome power accut.” Iniesta mengejek Mou sebagai “satanic” yang menyemburkan api permusuhan di La Liga.
Ya, bukan Mou namanya kalau tidak menjawab. Mengendapkan ocehan Iniesta itu selama dua hari Mou meledak dengan “mencolok” pernyataan gelandang Barca itu dengan mengatakan, “Saya merusak sepakbola Spanyol dengan menjadi pelatih yang mengakhiri dominasi Barcelona. Real Madrid menang di Barcelona, Real Madrid memenangi Copa del Rey, Real Madrid memenangi liga -dengan mengoleksi 100 poin dan 121 gol. Saya melukai mereka,” ujar Mourinho, seperti dilansir portal sepakbola Goal, Selasa, 11 Juni 2013.
“Itu adalah saat-saat fantastis. Juga karena mencapai apa yang saya inginkan yaitu menggondol tiga gelar domestik. Namun, kami gagal meraih Liga Champions, yang merupakan ambisi kami. Anda tak pernah tahu apa yang akan ada lakukan,” sambung pelatih yang pernah memberi treble bagi Inter Milan.
Mou juga mengatakan kalau ia tak merasa gagal selama membesut Los Blancos. Meski jumlah trofi yang diraihnya tak banyak, pelatih asal Portugal tersebut bangga telah membawa klub melewati beberapa rekor baik di kancah domestik maupun Eropa.
“Sebelum saya tiba, mereka tak mencapai perempatfinal dalam enam tahun terakhir, dan kami melaju ke semifinal selama tiga tahun. Saya bisa mengatakan dengan rasa bangga bahwa saya telah me-manage klub besar seperti Madrid,” pungkas pelatih yang memberi tiga gelar bagi Los Merengues itu.
Belum habis ocehan Mou yang mencolok pernyataan Iniesta, bek El Barca Pique mencemoohnya dengan mengatakan, sosok Mourinho lebih dirindukan oleh para wartawan di Spanyol dibandingkan para mantan pemainnya. Pasalnya, ia melihat bahwa Mourinho hebat dalam membuat ‘perang’ antara Barca- Madrid di media massa.
“Para jurnalis akan lebih merasa kehilangan Mourinho dibandingkan para pemainnya Ia seorang provokator yang menyebabkan tingginya tensi “dendam” antara pemain Barcelona dan Real Madrid. Ia telah mengubah persaingan tersebut menjadi sesuatu yang berbeda dibanding yang kurasakan sewaktu kecil,” ujar Pique kepada AS.
“Mourinho telah membuat sepakbola menjadi sebuah peperangan di media massa. Padahal, itu tak seharusnya terjadi,” sambungnya kala mempromosikan La Liga di Miami, Amerika Serikat.
Pernyataan dari Pique tersebut, diamini oleh Sergio Ramos. Wakil kapten Madrid itu pun melihat bahwa sudah saatnya membuang Mourinho karena semuanya telah selesai dan pelatih asal Portugal tersebut akan melatih klub lain di musim depan nanti.
“Saya telah bicara banyak soal Mourinho akhir-akhir ini. Kami mengalami masa-masa baik maupun buruk, namun kurasa tak ada gunanya membicarakan Mou lagi karena semua sudah selesai,” ujar Ramos.
“Gerard Pique benar, para jurnalislah yang akan lebih rindu kepada Mou ketimbang para pemain karena ia memberikan banyak headline dan hal-hal yang menguntungkan media,” paparnya