Darah tinggi atau yang disebut dengan hipertensi merupakan sebuah penyakit yang umum dijumpai di kalangan masyarakat.
Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada arteri. Darah tinggi bisa menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Darah tinggi bisa disebabkan oleh faktor genetika, faktor usia, obesitas atau kelebihan berat badan, terlalu sering mengonsumsi makanan asin, dan juga akibat stres berlebih yang bisa menyebabkan hormon adrenalin meningkat sehingga tekanan darahpun turut meningkat.
Untuk menurunkan tekanan darah tinggi, Anda bisa melakukan beberapa cara .
Tidak hanya memiliki manfaat untuk menyehatkan tubuh, olahraga juga bisa membantu Anda menurunkan tekanan darah yang tidak stabil.
Oleh sebab itu, jika Anda sedang mengalami hipertensi, Anda bisa melakukan olahraga secara rutin.
Namun yang perlu Anda ingat adalah jangan telalu memaksa tubuh melakukan jenis olahraga yang berat. Lakukan olahraga ringan agar tidak memperburuk kesehatan Anda.
Tekanan darah tinggi juga bisa disebabkan oleh berat badan yang berlebih. Oleh karenanya, Anda harus bisa menurunkan berat badan agar terhindar dari risiko penyakit hipertensi.
Semakin banyak berat badan yang hilang, maka semakin efektif pula Anda menurunkan hipertensi.
Seperti yang Anda tahu bahwa rokok dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Anda juga pasti sering membaca tulisan di dalam kemasan rokok yang menyebutkan bahwa rokok dapat menyebabkan hipertensi. Hal ini dikarenakan nikotin yang terkandung di dalam rokok bisa meningkatkan tekanan darah satu jam setelah merokok.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi seringkali dianggap terkait dengan penyakit jantung atau stroke.
Padahal, dalam realitanya, hipertensi juga bisa memicu komplikasi pada organ-organ tubuh lainnya seperti ginjal atau otak.
Terganggunya aliran darah akibat kondisi tekanan darah tinggi ini bisa membuat sel-sel di dalam otak kekurangan darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh otak untuk beraktivitas.
Jika sampai hal ini terjadi, maka kita akan lebih rentan untuk mengalami gangguan kognitif ringan.
Gangguan kognitif ringan bisa dijelaskan sebagai kondisi saat kita mengalami penurunan kemampuan dalam memahami berbagai hal atau mengingat sesuatu hal.
Biasanya, hal ini terkait dengan bertambahnya usia seseorang atau meningkatnya risiko terkena Alzheimer.
Gangguan kognitif ringan terjadi saat aliran darah menuju otak mengalami gangguan akibat adanya kerusakan atau sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh hipertensi yang tidak terkontrol.
Selain Alzheimer, hipertensi ternyata juga bisa menyebabkan datangnya demensia, kondisi kelainan otak yang bisa menyebabkan gangguan berpikir, gangguan berbicara, gangguan memori, gangguan penglihatan, serta gangguan pergerakan.
Salah satu pemicu utama dari masalah kesehatan ini adalah gangguan pembuluh darah atau yang disebut sebagai demensia vascular.
Kondisi ini disebabkan oleh menyempitnya dinding pembuluh darah yang akhirnya berimbas pada terganggunya aliran darah ke otak.
Penelitian juga membuktikan bahwa penderita tekanan darah tinggi lebih rentan terkena demensia di masa depan.
Tak hanya gangguan Alzheimer atau demensia, penderita tekanan darah tinggi ternyata juga lebih rentan terkena stroke, kondisi dimana aliran darah menuju otak benar-benar terputus sehingga sel-sel otak tidak mendapatkan asupan oksigen atau nutrisi sehingga mengalami kematian.
Tekanan darah tinggi yang tidak dikendalikan bisa memicu kerusakan atau sumbatan parah pada pembuluh darah yang akhirnya berimbas pada kebocoran, robekan, atau bahkan pecahnya pembuluh darah.
Tekanan darah tinggi juga cenderung membuat darah lebih mudah menggumpal atau membeku yang akhirnya memicu penyumbatan pada pembuluh darah menuju otak yang akhirnya berimbas pada stroke.
Karena alasan inilah penderita hipertensi harus rajin-rajin mengonsumsi obat penurun kolesterol dan menerapkan gaya hidup sehat demi mencegah datangnya berbagai masalah kesehatan yang berbahaya.
Dilansir dari Time, pakar kesehatan dr. Jeff Williamson dari Wake Forest Baptist Medical Center, Amerika Serikat melakukan sebuah penelitian berjudul Sprint Mind.
Dalam penelitian ini, dihasilkan fakta bahwa dengan menjaga tekanan darah tetap dalam kondisi yang normal, maka kita bisa menjaga kesehatan otak dengan baik, termasuk hingga di usia lanjut nantinya.
Dalam penelitian ini, dr. Jeff membandingkan kondisi otak pada partisipan dengan tekanan darah yang normal dan otak pada partisipan dengan tekanan darah tinggi.
Hasilnya adalah, mereka dengan tekanan darah kurang dari seratus dua puluh mm/Hg cenderung memiliki risiko gangguan kognitif ringan lebih rendah lima belas persen dibandingkan dengan orang dengan tekanan darah seratus empat puluh mm/Hg.
Dr. Jeff juga menyebut masalah tekanan darah tidak hanya terkait dengan kesehatan jantung, melainkan pada memori otak.
Semakin tinggi tekanan darah, semakin besar tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri dan membuatnya menjadi lebih tipis.
Jika sampai dinding pembuluh darah pecah, maka risiko terkena stroke pun meningkat.
Tekanan darah tinggi dalam jangka panjang juga mampu merusak jaringan otak sehingga sel-sel di dalamnya pun kesulitan melakukan interaksi.
Jika hal ini terjadi, maka penyakit seperti demensia dan Alzheimer pun akan lebih mudah muncul.
Melihat adanya fakta ini, pastikan untuk menerapkan gaya hidup sehat demi menjaga tekanan darah tetap dalam kondisi normal sehingga kita pun tidak akan mudah pikun di masa tua.