Harga emas masih “tunggu dan lihat” di hari pertama pecan ini, Senin, 26 November, setelah pada penutupan perdagangan Sabtu pekan lalu ambruk bersamaan dengan penguatan dollar Amerika Serikat.
Seperri ditulis laman keuangan terkenal “bloomber,” pagi ini, harga emas berjangka melemah pada perdagangan singkat pekan ini.
Harga emas turun dari level tertinggi dalam dua minggu sebelum perayaan Thanksgiving.
Pelaku pasar tetap fokus pada rencana kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve selama beberapa bulan mendatang.
Selain itu juga respons terhadap pergerakan dolar AS dan perkembangan pembicaraan perang dagang antara AS dan China.
Volatilitas bursa saham akibat perang dagang juga menjadi sentimen terhadap pergerakan harga emas sebagai safe haven. Harga emas untuk pengiriman Desember turun hingga nol koma empat persen per ounce.
Selama sepekan, harga emas naik nol koma satu persen.
“Pergerakan harga emas menarik dalam hadapi perang dagang yang membayangi dan kemungkinan perubahan kebijakan the Fed yang akan dorong dolar AS melemah lebih signifikan,” tutur Stephen Innes, Head of Asia Pacifik Oanda, seperti dikutip dari laman Marketwatch,
The Federal Reserve akan diharapkan menaikkan suku bunga acuan sekali lagi pada Desember ini
Rencana kenaikan suku bunga itu merupakan keempat kali sepanjang tahun berjalan.
Namun, investor juga khawatir berapa banyak kenaikan suku bunga bank sentral pada tahun depan tanpa memicu resesi domestik. Ini di tengah munculnya tanda-tanda pelemahan ekonomi global. The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga tiga kali lagi
Adapun bagian dari ketidakpastian ekonomi bertumbuh seiring perang dagang. China menolak tuduhan baru AS soal praktik perdagangan yang tidak adil. Selain itu, China meminta AS berhenti membuat provokasi karena kedua pihak juga akan bertemu pada KTT G20 pekan depan.
Harga emas turun didorong indeks dolar AS naik nol koma empat persen.
Selama sepekan, indeks dolar AS menguat hampir setengah persen pada pekan ini sedangkan selama sebulan naik nol koma sembilan persen.
Harga emas bergerak berbalik terhadap dolar AS. Dolar AS yang lebih kuat dapat membuat emas kurang menarik bagi pengguna mata uang lainnya.