Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, mulai menerka-nerka peta persaingan MotoGP tahun depan
Juara dunia MotoGP itu menilai seluruh pabrikan dan pembalap bisa bersaing menjadi yang terbaik.
Melihat peta persaingan dua musim terakhir, Ducati selalu muncul sebagai penantang serius. Terkhusus pada MotoGP setahun lalu, kala Andrea Dovizioso mampu menyaingi Marquez sampai seri terakhir.
Yamaha yang ditunggangi Valentino Rossi dan Maverick Vinales justru tampil melempem. Sejak Rossi menang di Assen, Yamaha baru bisa menyudahi puasa kemenangannya saat Vinales menang pada seri Australia, Oktober lalu.
Bahkan Rossi melakoni musim terburuk bersama Yamaha usai sekalipun gagal memenangi balapan di sepanjang tahun. Biar begitu, Rossi finis di peringkat ketiga klasemen akhir di bawah Dovizioso dan Marquez, sedagnkan Vinales finis keempat.
Pada postseason test, Rossi gagal memperoleh hasil bagus. Ia mengaku masih terkendala sejumlah masalah yang sama. Sementara Vinales mengungkapkan optimismenya bila M1 sudah lebih kompetitif.
Melihat kondisi Yamaha, Marquez yakin akan bisa berbicara banyak. Terlebih hasil yang didapat pembalap-pembalap barunya seperti Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo yang tergabung bersama Petronas Yamaha.
Morbidelli bahkan hanya berselisih tipis di belakang Marquez dalam uji coba keseluruhan di Jerez, dan kurang dari nol koma satu detik di Valencia.
“Kupikir Yamaha tidak buruk-buruk amat,” sebut Marquez kepada Mundo Deportivo.
“Semua pebalap muda yang datang, Morbidelli atau Quatararo, mengikuti tes. Morbidelli, yang datang dari Honda, di Valencia cuma berjarak nol koma satu detik dari waktuku.”
“Motornya kupikir punya potensi. Mereka akan menjadi rival-rivalku yang berat di musim depan. Di samping itu, semua pebalap punya level.”
“Kemudian Ducati. Kupikir Ducati sekarang memiliki motor yang paling lengkap.”
Tentang Lorenzo Marc Marquez yakin rekan satu timnya yang baru, itu akan tampil oke pada MotoGP nanti. Sang juara bertahan mengaku akan belajar dari Lorenzo, begitupun sebaliknya.
“Rekan setim adalah rival pertamamu, namun tentu saja saya akan belajar darinya dan ia juga akan belajar dari saya,” kata Marquez dikutip Tuttomotoriweb.
Sebelumnya Marquez selalu berduet dengan Dani Pedrosa di Repsol Honda sejak naik kelas ke MotoGP pada lima tahun lalu
Marquez menilai Lorenzo punya kualitas dan kapasitas untuk menjadi pesaing terberat.
“Dia adalah pemegang lima gelar juara dunia dan hal itu sudah menunjukkan segalanya. Dia akan tampi cepat dan adaptasinya bersama motor terlihat bagus,” ucap Marquez.
Marquez berhasil meraih lima gelar juara dunia MotoGP dalam enam musim perdananya di kelas utama. Namun, ia tak merasa dominan dan superior dibanding pembalap lainnya.
“Seorang pembalap tidak akan pernah jadi yang terbaik. Seorang pembalap bisa jadi pemenang dalam sebuah musim. namun bukan berarti kemudian dia menjadi tak tersentuh. Saya masih harus belajar dari kesalahan dan mendapatkan kemajuan.”
“Saya harus punya mental bahwa saya seorang juara namun di tahun berikutnya tekanan akan sama bahkan lebih besar. Karena dirimu tidak akan selalu menang dan ada 24 pebalap di garis start yang juga ingin menang.”
Jorge Lorenzo akan memperkuat Repsol Honda mulai MotoGP musim endatang usai dua tahun membela Ducati.
Untuk eks timnya di masa depan, pembalap asal Spanyol itu punya doa baik dan buruk.
“Saya ingin berterima kasih kepada semua. Sebuah kehormatan untuk bekerja dengan tim ini, bahkan di saat yang sulit,” ucap Lorenzo dikutip Tuttomotoriweb.
Lorenzo pun melontarkan candaan agar Ducati tidak tampil baik pada musim yang akan datang. “Sebagai teman, saya mendoakan yang terbaik di masa depan. Sebagai rival, tentunya, saya harap mereka tampil buruk,” seloroh Lorenzo.
“Tapi itu tampaknya tidak mungkin karena mereka sangat profesional. Mereka akan terus melanjutkan upaya meraih hasil baik,” tuturnya.
Karier Lorenzo bersama Ducati tidak mulus-mulus amat. Pada musim pertama ia benar-benar kesulitan mengendalikan motor Desmosedici dan hanya finis di peringkat ketujuh pada klasemen akhir.
Musim ini ia mengalami kemajuan dengan meraih tiga gelar juara seri. Akan tetapi, posisinya di klasemen akhir justru melorot dibanding musim sebelumnya karena cedera dan harus absen dalam empat balapan.
“Kami tidak meraih gelar juara dunia, tapi kami memiliki potensi. Jika kami bersama dalam musim selanjutnya, saya yakin kami bisa meraih target itu,” ujarnya.
“Saya kecelakaan dua kali tahun ini dan saya cedera jadi saya tidak beruntung. Ini membuat kami gagal meraih kemenangan lebih banyak. Tapi olahraga ini penuh risiko. Kami telah mengembangkan motor dalam dua tahun, jadi kami patut bangga,” katanya.