Terdapat banyak sekali informasi yang masih simpang siur terkait dengan kopi.
Sebagai contoh, ada sebagian orang yang khawatir untuk mengonsumsinya karena berpikir jika kopi bisa memicu peningkatan kadar kolesterol darah dengan signifikan.
Apakah anggapan tentang kopi ini memang sesuai dengan fakta medis?
Meskipun kopi dikenal luas sebagai minuman yang kaya akan manfaat kesehatan, dalam realitanya mengonsumsi kopi yang tidak tepat juga bisa memberikan efek kurang baik bagi tubuh.
Sebagai contoh, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Belanda dan dilaporkan dalam buletin riset berjudul Research Reports membuktikan bahwa mengonsumsi kopi tubruk yang tidak disaring bisa saja meningkatkan kolesterol.
Berdasarkan penelitian ini, disebutkan bahwa biji kopi memiliki senyawa kafestol yang bisa meningkatkan kadar kolesterol darah. Saat air panas dituangkan pada bubuk kopi hingga beberapa kali, maka senyawa kafestol ini akan keluar.
Sebagai informasi, di dalam secangkir kopi tubruk terdapat sekitar empat miligram kafestol. Kandungan ini bisa saja meningkatkan kolesterol sebanyak satu persen.
Kopi ala Turki dan kopi espresso disebut-sebut bisa saja meningkatkan kadar kolesterol tubuh. Hanya saja, jika kopi espresso ini disajikan dalam jumlah yang sedikit seperti satu cangkir kecil saja, maka efeknya kepada kadar kolesterol tubuh tidak begitu terasa.
Pakar kesehatan menyebut proses penyaringan kopi sepertinya bisa menurunkan kandungan yang bisa memicu peningkatan kadar kolesterol.
Fakta ini diungkap oleh peneliti dari John Hopkins University of School of Medicine, Baltimore, Amerika Serikat, bernama dr. Michael Klag.
Klag dan rekan penelitinya mencoba untuk meneliti ulang sekitar selusin penelitian yang mengecek kaitan antara kopi dengan kolesterol.
Hasil penelitian yang Klag lakukan menghasilkan fakta bahwa mengonsumsi rata-rata enam cangkir kopi setiap hari bisa memicu peningkatan kadar kolesterol jahat dan kolesterol total. Hanya saja, kenaikan kolesterol ini biasanya dipicu oleh kopi yang tidak disaring.
Klag menyebut peningkatan kolesterol ini sepertinya terkait dengan sejenis minyak di dalam kopi yang disebut sebagai terpen.
Hanya saja, pada sebagian besar kopi yang telah disaring sebelum dijual atau disajikan, kandungan terpen ini sudah tidak ada.
Karena alasan inilah cukup jarang kasus kopi bisa menjadi pemicu meningkatnya kolesterol dalam beberapa dekade terakhir.
Hal yang berbeda terjadi pada kebiasaan minum kopi . Saat itu, kopi yang tidak disaring masih digemari oleh kebanyakan orang.
Padahal, hal ini membuat penggemar kopi mengonsumsi terpen yang akhirnya bisa memicu peningkatan kolesterol tubuh.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh dr. Martin Katan dari Wageningen Center for Food Sciences dari Belanda menyebut kopi yang tidak disaring sebenarnya tidak akan menyebabkan dampak kesehatan yang berarti bagi jantung jika dibandingkan dengan kebiasaan merokok, memiliki masalah obesitas, atau mengalami hipertensi.
“Hanya saja, bukan berarti kita bisa menyepelekannya. Minum kopi yang tidak disaring sebaiknya memang tidak dilakukan dengan sembarangan,” ungkap dr. Katan.
Pakar kesehatan dr. Elisabeth Strandhagen yang berasal dari Sahlgrenska University Hospital, Gothenburg, Swedia, menyebut orang-orang yang menderita masalah kolesterol tinggi atau mereka yang memiliki risiko tinggi penyakit jantung untuk menghindari kopi yang tidak disaring.
Hanya saja, mereka masih boleh mengonsumsi kopi yang telah disaring meskipun tentu saja jumlahnya tidak boleh berlebihan.
Selain itu, kita juga sebaiknya tidak mengonsumsi kopi yang diberi tambahan krim, gula, atau topping lainnya karena hal ini bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh, khususnya bagi kadar kolesterol.
Hal ini berarti, konsumsi kopi instan juga sebaiknya tidak dilakukan dengan sembarangan.