Tekanan darah tinggi atau hipertensi kerap dianggap sebagai silent killer.
Sebagian kasus hipertensi tak menunjukkan gejala berarti, namun berisiko fatal seperti berujung pada penyakit jantung dan stroke.
Risiko kemunculan kedua penyakit ini bisa ditekan jika seseorang bisa mengontrol tekanan darahnya. Meski ada obat-obatan yang diklaim bisa menurunkan tekanan darah secara instan, tapi tak ada salahnya jika Anda mencoba menerapkan cara alami.
Jalan kaki terbukti mampu menurunkan tekanan darah. Studi yang diinisiasi University of Western menemukan, penurunan tekanan darah pada mereka yang berjalan kaki ringan selama tiga puluh menit setiap pagi.
Selain itu, peneliti menyebut, tekanan darah menurun secara signifikan pada wanita jika aktivitas berjalan kaki dipadukan dengan istirahat rutin dari aktivitas duduk.
Rata-rata partisipan merupakan lansia. Meski begitu, temuan ini juga penting bagi mereka yang masih berada pada usia produktif.
Garam ditemukan dalam aneka makanan. Garam berkontribusi pada kenaikan tekanan darah.
Seseorang dengan hipertensi disarankan untuk mengurangi makanan olahan yang dikenal dengan kandungan tinggi garam. Ganti dengan makanan yang lebih segar.
Cara praktis lain untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan makan pisang. Pasalnya, pisang dikenal kaya akan potasium yang dapat mengurangi efek buruk garam serta menurunkan tekanan darah pada pembuluh darah.
Selain pisang, potasium juga bisa diperoleh dari produk susu rendah lemak, ikan, alpukat, jeruk, juga sayuran seperti ubi, kentang, tomat dan bayam.
Mengutip Medical News Today, konsumsi alkohol bisa menaikkan tekanan darah. Alkohol berhubungan dengan enam belas persen kasus tekanan darah tinggi di seluruh dunia. Konsumsi sepuluh gram alkohol bisa menaikkan tekanan darah
Konsumsi alkohol secara moderat sangat disarankan. Baik untuk laki-laki atau perempuan, maksimal satu gelas per hari.
Rasa manis dan pahit cokelat hitam dikenal bisa menurunkan tekanan darah. Namun, dengan catatan, cokelat yang dikonsumsi harus mengandung kakao
Cokelat hitam bisa menurunkan tekanan darah karena kandungan flavonoid. Flavonoid membantu melebarkan pembuluh darah.
Studi pada delapan tahun lalu menemukan orang dengan hipertensi yang mengonsumsi cokelat hitam memiliki tekanan darah yang lebih rendah dari mereka yang makan cokelat hitam lebih sedikit.
Stres tak bisa dihindari, apalagi di zaman kiwari. Namun, stres bisa dikelola.
Ada dua cara untuk mengelola stres, di antaranya meditasi dan pernapasan mendalam. Keduanya bisa mengaktifkan sistem saraf parasimpatik. Saat aktif, tubuh akan rileks, denyut jantung melambat, dan tekanan darah menurun.
Pada sebuah studi, partisipan diminta untuk mengambil enam kali napas dalam-dalam selama tiga puluh detik.
Darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu penyakit yang sering membunuh penderitanya diam-diam.
Baru-baru ini sederet peneliti mengembangkan program yang berfokus menjadikan diet, olahraga, dan tidur sebagai kunci untuk menurunkan tekanan darah tanpa obat.
Mengutip Healthline, program tersebut bernama NEWSTART Life Style. Diinisiasi oleh sejumlah pakar di University of Michigan, Amerika Serikat, penemuan program ini dipublikasikan dalam pertemuan tahunan American Society for Nutrition.
Dalam penelitian tersebut, peneliti memantau penderita hipertensi yang menjalani diet vegan dengan mengonsumsi makanan nabati seperti buah dan sayuran, gandum utuh, biji-bijian, serta kacang-kacangan. Mereka juga diminta untuk olahraga teratur, minum air, dan tidur cukup selama empat belas hari.
Hasilnya, peserta penelitian berhasil menurunkan tekanan darah. Hasil ini diklaim setara dengan efek penggunaan obat penjaga tekanan darah. Sebanyak lima puluh tiga persen peserta berhasil mengurangi dosis obat dan bahkan berhenti mengonsumsi obat.
Kendati cara ini terbilang berhasil, butuh kemauan yang kuat untuk melakoni NEWSTART Life Style. Membuat perubahan gaya hidup menjadi yang utama bagi mereka yang ingin menurunkan tekanan darah.
Ahli jantung dari National Jewish Health, Colorado, Andrew Freeman, mengapresiasi temuan tersebut. Menurutnya, olahraga, termasuk di antaranya latihan kardio dan aerobik, telah dikenal sebagai ‘obat’ penurun tekanan darah yang kuat untuk waktu lama.
Selain itu, kandungan kalium dan nitrat yang ada dalam buah dan sayur secara alami dapat menurunkan tekanan darah sebagaimana yang dilakukan obat-obatan.
“Sangat menyenangkan mengetahui bahwa mereka mengembangkan program yang menggabungkan semuanya dalam studi ini,” ujar Andrew.
Namun, bagi banyak pasien, penyembuhan dengan getol mengonsumsi obat masih dipandang lebih mudah dan menarik daripada harus mengubah gaya hidup.
Meski begitu, Freeman mengingatkan, obat saja tak cukup untuk menyembuhkan hipertensi. Mengubah gaya hidup adalah satu-satunya cara untuk terbebas dari hipertensi.