Balapan seri kedua MotoGP musim ini akan berlangsung di Sirkuit Autodromo Termas de Rio Hondo. MotoGP Argentina dijadwalkan berlangsung pada akhir Maret ini
Pada MotoGP Argentina tahun lalu, Cal Crutchlow yang mengendarai motor LCR Honda keluar sebagai pemenang. Namun, pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, pernah dua kali naik podium pertama MotoGP Argentina.
Sirkuit Autrodromo Termas de Río Hondo terletak enam km dari pusat kota di Provinsi Santiago del Estero, Argentina.
Yang cukup diingat dari MotoGP musim lalu adalah insiden antara Marquez dan Valentino Rossi di lap kedua puluh.
Marquez menabrak Rossi saat mencoba menyalip di tikungan tiga belas, sehingga The Doctor terjatuh dan gagal mendapat poin saat finis.
Rossi sendiri pernah memenangi MotoGP Argentina pada empat tahun lalu. Rekan setimnya di Yamaha, Maverick Vinales, memenangi balapan seri kedua dalam kalender balap MotoGP ini.
Jadwal MotoGP seri kedua akan beralih ke Amerika Selatan tepatnya di sirkuit Rio Hondo Argentina. Setelah absen cukup lama dua pekan, para pembalap akan berusaha memperbaiki diri di Argentina.
Pada MotoGP Qatar awal Maret lalu, terjadi pertempuran sengit antara pembalap Repsol Honda, Marc Marquez dengan pembalap Mission Winnow Ducati, Andrea Dovizioso di Sirkuit Losail.
Terjadi perebutan posisi satu dua tapi Dovizioso yang keluar sebagai pemenang.
Dovizioso mengalahkan Marquez dalam perebutan juara di Losail. Sedangkan podium ketiga diraih oleh Cal Crutchlow, pembalap LCR Honda yang mampu mengasapi pembalap Suzuki, Alex Rins di lap-lap akhir.
MotoGP Qatar menjadi semacam evaluasi awal bagi tim-tim MotoGP. Duo Yamaha, Valentino Rossi dan Maverick Vinales meraih hasil mengejutkan. Vinales yang start dari pole positions meraih hasil mengecewakan karena finis di posisi ketujuh.
Sedangkan Rossi yang start di posisi ke-14 masih bisa meraih hasil menggembirakan posisi kelima. Meski ini menjadi hasil terburuk dalam kariernya selama mengikuti MotoGP Qatar.
Balapan di MotoGP Argentina juga ditandai dengan kasus winglwt Ducati.
General Manager Ducati Corse, Luigi ‘Gigi’ Dall’Igna mengaku pihaknya belum terpikir untuk balik mengajukan tuntutan t
Seperti dilansir situs MotoGP, Aprilia, Honda, KTM dan Suzuki diketahui melayangkan protes tertuju pada Ducati lewat FIM MotoGP Stewards Panel usai Andrea Dovizioso meraih kemenangan. Mereka menyebut winglet tersebut menyalahi regulasi karena dinilai menghasilkan downforce tambahan.
Tapi, Ducati menegaskan fungsi winglet tersebut hanyalah mendinginkan ban belakang demi menghindari overheating.FIM MotoGP Stewards Panel pun menolak protes ini dengan menyebut winglet Ducati memenuhi regulasi teknis yang telah ditetapkan Direktur Teknis MotoGP, Danny Aldridge.
Meski begitu, keempat pabrikan pemrotes bersikeras perangkat tersebut ilegal dan mengajukan kasus ini ke FIM Court of Appeal. Sidang akan segera digelar dalam waktu dekat dan hasilnya akan diumumkan sebelum MotoGP Argentina,
Dall’Igna pun tak menutupi bahwa amarahnya berlipat ganda. Selain meyakini winglet-nya sangat sesuai dengan regulasi, ia sangat kecewa atas sikap keempat pabrikan yang melakukan protes tanpa melalui diskusi yang tenang dalam pertemuan Asosiasi Pabrikan (MSMA) seperti biasa.
Menurutnya, sikap ini cenderung mencoreng kredibilitas Aldridge dan Federasi Balap Motor Internasional (FIM). Namun, Dall’Igna belum berpikir untuk menuntut balik.
“Kami agak bingung atas semua ini. Sebelumnya, masalah apa pun selalu diselesaikan dalam MSMA atau bersama Direktur Teknis. Ini pertama kali tim mengajukan komplain berdasar keraguan teknis. Ini perbedaan besar dibanding masa lalu, sebuah perbedaan negatif.
Mereka mempertanyakan Direktur Teknis, satu-satunya orang yang bisa memutuskan apakah sebuah perangkat pada motor legal atau tidak,” ujarnya.
Dall’Igna juga mengaku sama sekali tak habis pikir soal sikap Honda yang tak bijak dalam melakukan protes.
“Sudah jelas empat pabrikan ini memutuskan mengambil cara lain, dan yang mengejutkan adalah Honda, yang bersama kami dan Yamaha merupakan ‘pelopor’ kejuaraan ini. Hanya karena mereka selalu berpartisipasi sejak awal, mereka memutuskan mengubah aturan, menantang Federasi,” ungkap Dall’Igna.
Di lain sisi, Dall’Igna ingin tetap berpikir positif dan yakin winglet ciptaannya akan dinyatakan legal oleh FIM Court of Appeal, karena menurutnya para insinyur Ducati selalu menghormati regulasi yang ada. Ia juga belum memikirkan peluang untuk naik banding ke CAS jika sidang FIM menghasilkan keputusan berbeda.
Dalam FIM, levelnya berhenti sampai Court of Appeal. Anda bisa pergi ke CAS, yang merupakan pengadilan olahraga, tapi ini melewati perimeter FIM.
“Saya ogah memikirkan peluang mencapai ke titik tersebut, karena kami sangat yakin memenuhi regulasi dan kami tak lihat alasan mengapa Court of Appeal ambil keputusan berbeda. Jika begitu, kami akan melakukan evaluasi dan kami akan memikirkannya (naik banding ke CAS, tapi nanti saja,” pungkasnya.