Menjelang balapan MotoGP Austin di Amerika Serikat di Circuit of the Americas, Austin, Senin dinihari WIB, aura positif melingkupi Valentino Rossi.
Pembalap andalan Monster Energy Yamaha tersebut optimistis bisa kembali naik podium.
Keberhasilan finis sebagai runner up di MotoGP Argentina dua pekan lalu sangat melegakan Rossi.
Dia sudah cukup lama paceklik podium. Sebelum di Argentina, podium terakhir The Doctor terjadi di MotoGP Jerman, pada dua setahun lalu. Adapun kemenangan terakhirnya diukir di MotoGP Belanda
Tak heran, dia merayakan podium itu sangat emosional seperti seorang juara. Rider senior tersebut lega penantian panjangnya telah berakhir .
Pembalap Italia tersebut tak ingin momentum positif tersebut terhenti. Dia ingin menjaga hasil apik tersebut dengan mengincar performa impresif di Austin.
“Saya menunggu lama untuk finis di podium ini. Sekarang kami harus berkonsentrasi pada grand prix berikutnya,” kata Rossi, seperti dilansir Speedweek
Rossi mengakui COTA bukan sirkuit terbaik bagi Yamaha. Namun, The Doctor sama sekali tak cemas, justru semangatnya membara menghadapi seri ketiga MotoGP tersebut.
“Kami semua tahu Austin sirkuit yang sulit. Mungkin sirkuit yang paling sulit dan secara teknis sirkuit yang menantang. Tapi pada masa lalu saya tak terlalu buruk di sini,” kata Rossi.
“Pada dua musim lalu saya naik podium. Jadi kami harus melakukannya lagi. Bekerja dengan baik, membalap dengan bagus, dan melaju ke arah yang tepat,” tegas Valentino Rossi.
Sementara itu, mantan juara dunia 1iacomo Agostini mendukung Valentino Rossi melanjutkan karier di MotoGP. Agostini menyampaikannya pada wawancaranya dengan Paddock TV.
Rossi genap menginjak usia empat puluh tahun pada Februari lalu dan dipastikan tetap balapan di MotoGP setidaknya sampai akhir dua tahun kedepan. Banyak pihak berharap ia tetap balapan sampai usia empat puluh enam tahun, tapi tak sedikit juga yang yakin sudah waktunya The Doctor gantung helm.
Hal ini menyusul fakta bahwa Rossi belum juga meraih gelar dunia lagi namun Agostini yakin rider Italia tersebut punya hak sepenuhnya untuk melanjutkan karier selama masih termotivasi dan bahagia.
“Semua orang tahu apa yang mereka inginkan, dan semua orang tahu apa yang cocok untuk dirinya sendiri. Jika Vale merasa oke-oke saja tak menang lagi, dan puas finis ketiga, keempat, kelima atau keenam, mengapa tidak?” ujarnya.
Agostini juga yakin tak ada alasan bagi Rossi untuk pensiun selama ia mendapat dukungan penuh dari Yamaha. “Selama mereka memberinya motor, selama ia bahagia, ia punya hak untuk tetap melanjutkan karier. Ia sudah mencoba meraih gelar selama sembilan tahun terakhir,” lanjutnya.
Di lain sisi, Agostini juga mengakui bahwa perebutan gelar dunia bakal sulit bagi Rossi. Pasalnya, para rival punya performa yang sangat kuat. Apalagi persaingan MotoGP beberapa tahun terakhir sangat ditentukan oleh ban.
“Saya rasa balapan-balapan berikutnya bakal lebih sulit, karena Marc Marquez selalu ‘menggoda’ mereka. Selain itu, ada masalah pada ban. Contohnya Andrea Dovizioso, yang mengaku tak bisa bersaing dengan Vale ketika performa bannya drop,” tuturnya.
“Jujur saja, saya bertanya-tanya, pabrikan seperti Ducati, Honda, dan Yamaha menghabiskan berjuta-juta euro untuk mengembangkan motor, menggaet rider terbaik, tapi kemenangan justru ditentukan ban. Mungkin saja kita lihat Vale finis ketujuh atau kedelapan gara-gara ban. Saya rasa ini tidak bagus,” pungkasnya.
Sementara itu, Marc Marquez menyebut pembalap Ducati, Andrea Dovizioso akan kembali jadi rival terberatnya untuk jadi juara dunia MotoGP. Marquez, pembalap andalan Repsol Honda, bahkan menyebut Dovizioso lebih berbahaya dibanding musim lalu.
Dovizioso membuka musim ini dengan menjuarai balapan MotoGP Qatar Dia memenangi pertarungan sengit kontra Marquez hingga lap terakhir.
Marquez membalasnya dengan naik podium utama di MotoGP Argentina secara superior. Pada balapan itu Dovizioso hanya menempati posisi ketiga, tepat di belakang Valentino Rossi.
“Kemenangan di Argentina sangat mudah. Tapi sepanjang musim tak akan terus seperti ini. Dovizioso adalah rival terberat saya. Dia datang bermodal dua tahun yang bagus dan banyak pengalaman. Yamaha bersama Valentino Rossi tidak konsisten, tapi dia cepat,” ujar Marquez, seperti dilansir Motorsport
“Hal yang menarik adalah setiap tahun nama (kandidat juara dunia MotoGP) sama. Tahun lalu peringkat tiga teratas ditempati saya, Dovi dan Rossi. Sekarang kami kembali lagi (bersaing),” imbuh pembalap Spanyol itu.
Saat ditanya kenapa Dovizioso lebih berbahaya pada tahun ini, Marquez memberi penjelasan panjang.
“Saya merasa Dovizioso semakin baik dalam kondisi terburuknya. Ada tiga atau empat sirkuit yang buruk baginya dan membuatnya kehilangan banyak poin. Dia bekerja keras mencari solusinya dan sekarang lebih baik. Dia lebih konsisten,” urai Marquez.
“Ini membuatnya makin berbahaya dalam pacuan juara dunia. Dia akan jarang kesulitan. Dia telah membuktikan dapat podium ketiga di Argentina (salah satu sirkuit yang menyulitkan Dovi),” imbuh Marc Marquez.