Valentino Rossi merasa senang bisa kembali balapan di MotoGP Italia, namun menilai Sirkuit Mugello bisa mengekspos kelemahan motor Yamaha.
MotoGP Italia akan menjadi seri keenam dalam musim MotoGP . Rossi sebagai pebalap kenamaan Italia berharap dapat berbicara banyak di hadapan para penggemar.
“Saya senang sekarang kembali ke Mugello, ini adalah akhir pekan yang spesial dan balapan yang istimewa bagi seluruh pebalap asal Italia. Ada atmosfer yang luar biasa, tetapi bingung juga untuk menghadapi fan, tetapi ini sungguh luar biasa,” kata Rossi dikutip dari Crash.
Pebalap gaek itu mengaku senang dengan lintasan Mugello, namun ada bagian di sirkuit tersebut yang bisa menjadi titik lemah motor yang dikendarainya.
“Ini adalah salah satu sirkuit terindah. Ini adalah trek yang saya suka, tetapi akan menjadi sulit karena semua pebalap akan sangat cepat,” jelas Rossi.
“Sirkuit Mugello memang memiliki titik akselerasi yang lebih sedikit dari kecepatan rendah jadi saya pikir kami bisa lebih cepat daripada di Le Mans, tetapi memang ada lintasan lurus yang panjang. Itu akan menjadi kelemahan kami, tetapi jika bisa bekerja dengan baik kami akan bisa melawan,” sambungnya.
Sirkuit Mugello memang memiliki jalur lurus Dalam adu cepat di lintasan lurus, motor Yamaha memang mengalami kesulitan bersaing dengan para rival seperti Honda dan Ducati.
Musim lalu Rossi menjadi pemimpin start di MotoGP Italia, namun gagal mengamankan tempat terdepan dan harus puas berada di bawah Jorge Lorenzo serta Andrea Dovizioso.
Rossi pernah menjadi pebalap yang disegani di MotoGP Italia, dengan catatan kemenangan.
Di klasemen pebalap sementara, Rossi masih menempati peringkat keempat.
Valentino Rossi tercatat sebagai pebalap tersukses sepanjang sejarah ketika tampil di Sirkuit Mugello, MotoGP Italia.
Total sembilan kemenangan sudah diraih Rossi di Sirkuit Mugello. Tujuh gelar di antaranya diraih secara berturut-turut oleh Rossi di arena MotoGP, sedangkan dua lainnya
Namun sejak 2008, Rossi belum sekalipun mencicipi podium pertama di Sirkuit Mugello.
Rossi, pebalap yang tahun ini genap berusia empat puluh tahun itu bahkan sempat dua kali gagal finis pada penampilannya di MotoGP Italia
Sementara itu, Jorge Lorenzo menjadi yang tersukses kedua di MotoGP Italia dengan perolehan tujuh kemenangan.
Mick Doohan menjadi yang tersukses ketiga dengan enam kemenangan. Namun, keenam gelar di MotoGP Italia diraih Doohan ketika balapan teratas
Sedangkan pemuncak klasemen sementara, Marc Marquez, tercatat baru tiga kali meraih kemenangan di Sirkuit Mugello, Italia.
Kompatriot Rossi yang kini membela Ducati, Andrea Dovizioso, juga sempat sekali merasakan kemenangan di MotoGP Italia
Sementara itu, karier pembalap Petronas Yamaha, Franco Morbidelli, tak bisa dilepaskan dari Valentino Rossi.
Namun, sejak menjadi rival di lintasan MotoGP, Morbidelli mengaku tak pernah lagi meminta saran kepada pembalap asal Italia itu.
Morbidelli tumbuh di bawah bimbingan Rossi selama beberapa tahun. Dia tergabung di akademi balap milik Rossi.
Prestasi Morbidelli selama berkiprah di ajang Grand Prix cukup mengesankan. Dia menyandang gelar juara dunia di ajang Moto2 dan menyabet status rookie terbaik pada MotoGP musim lalu.
Morbidelli kini bertualang bersama Petronas Yamaha , berduet dengan Fabio Quartararo. Dia terlihat sudah menikmati kiprahnya bersama tim baru, bahkan beberapa kali memberikan ancaman kepada duo Monster Energy Yamaha, Rossi dan Maverick Vinales.
“Saya sudah sangat menikmati di tim Petronas dan motor M1. Ini benar-benar motor yang enak dikendarai. Di sini benar-benar profesional dan mereka melakukan kerja yang hebat untuk saya,” kata Morbidelli, seperti dilansir Tuttomoriweb, Selasa (28/5/2019).
“Setelah menunggangi motor itu, saya tahu bisa mengendarainya dengan sangat baik. Yamaha motor yang bersahabat di MotoGP, itu reaksi yang manis,” imbuh Franco Morbidelli.
Ada beberapa alasan yang membuat Morbidelli nyaman bersama Petronas Yamaha.
“Saya berada di tim satelit, tapi di saat bersamaan bisa membandingkan data dengan Valentino dan Maverick. Itu menawarkan keuntungan bagi. Untuk menjadi tim papan atas kami harus bekerja keras memperbaiki kecepatan dan meningkatkan laju maksimal,” urai Morbidelli.
Morbidelli juga berbicara tentang relasinya dengan sang mentor, Valentino Rossi. “Valentino dan saya berteman. Dia mengenal saya sejak saya masih bocah. Saya berutang banyak padanya terkait pengetahuan saya di trek,” kata Morbidelli.
“Namun sekarang berbeda. Saya tak meminta saran lagi darinya, karena rasanya aneh. Saya bersaing dengannya dan tak bisa bertanya bagaimana mengalahkannya,” imbuh Morbidelli.