Bek Liverpool Andy Robertson tidak yakin The Reds sudah mengambil pelajaran dari final Liga Champions musim lalu ketika dikalahkan Real Madrid.
Tampil secara beruntun di final Liga Champions dianggap menjadi salah satu faktor kelebihan Liverpool jelang menghadapi Tottenham Hotspur.
Beberapa pemain seperti Sadio Mane dan Divock Origi menganggap Liverpool telah belajar dari kekalahan musim lalu dan telah melakukan perubahan, tetapi Robertson tidak berpendapat demikian.
Pemain yang musim lalu tampil di final tersebut justru meragukan pengalaman bertemu Madrid yang berujung kekalahan .
“Saya tidak yakin kami telah mempelajari sesuatu. Saya tahu aneh mengatakan hal itu karena Anda bermain di pertandingan besar,” ucap Robertson dikutip dari Skysports.
“Namun saat Anda melihat kedua tim, kami telah bermain di pertandingan-pertandingan besar, yakni Liga Champions, tetapi pemain-pemain mereka juga melaju jauh di Piala Dunia. Kami semua memiliki pengalaman bermain di pertandingan besar, tetapi mungkin kami tidak belajar banyak,” sambungnya.
Mantan pemain Hull City itu menganggap pengalaman Liverpool di laga final tidak membuat kans juara Liverpool di Liga Champions lantas membesar.
“Kami memiliki kans setengah setengah untuk menjadi juara. Itulah jawaban yang paling mudah. Performa kami mungkin layak diganjar trofi, tetapi itu bukan berarti Anda pasti akan mendapatkannya,” kata Robertson.
“Kami akan tetap berusaha, tetapi kami memiliki kesempatan besar dan begitu juga Tottenham, kami tahu mereka bisa menyulitkan kami. Ini mengenai usaha menampilkan performa secara komplet dan sedikit keberuntungan,” lanjutnya.
Dan jelang melawan Liverpool di laga final Liga Champions di Stadion Wanda Metropolitano, Tottenham Hotspur ungkit kemenangan dramatis atas Ajax Amsterdam di babak semifinal.
Tottenham vs Liverpool menjadi duel sesama tim asal Inggris edisi kedua di final Liga Champions setelah Manchester United vs Chelsea di musim 2007/2008.
Liverpool ke final setelah menyingkirkan Barcelona dengan skor 4-3, sedangkan Tottenham mengandaskan Ajax usai bermain imbang secara agregat 3-3. Namun Tottenham berhak ke final lantaran unggul produktivitas gol tandang setelah menang di leg kedua.
Kemenangan Tottenham atas Ajax terjadi secara dramatis. Di leg kedua, The Lilywhites tidak diunggulkan. Klub asal Kota London itu juga tertinggal dua gol di babak pertama. Tetapi, Lucas Moura membuat keajaiban dengan tiga golnya di babak kedua.
Manajer Tottenham Mauricio Pochettino sempat merasa pasrah setelah tertinggal di babak pertama. Sampai akhirnya Tottenham bisa memastikan langkah untuk kali pertama ke final Liga Champions.
“Saya berbicara dengan manajer Ajax]. Sulit mengatakan sesuatu pada saat itu. Bagaimana Ajax merayakan gol pertama dan kedua, selebrasi itu seperti membuat mereka mengatakan, ‘selesai, kami berada di final’,” ujar Pochettino dikutip dari Ghana Soccer Net.
Sebelum disingkirkan Tottenham, Ajax mengalahkan sejumlah tim besar seperti Real Madrid dan Juventus di babak gugur. Pochettino pun mengaku tidak merasa menyesal mengandaskan performa gemilang Ajax itu.
“Apa yang akan kamu katakan kepada seseorang yang yakin mereka memiliki sesuatu tetapi menghilang dalam satu detik? Tidak mudah untuk mengatakan saya merasa menyesal. Saya tidak merasa menyesal karena saya ingin menang. Ini hanya ‘keberuntungan dan semua yang terbaik untuk masa depan’,” Pochettino menuturkan.
Liverpool memiliki rapor apik melawan Tottenham Hotspur jelang duel kedua tim di babak final Liga Champions di Stadion Wanda Metropolitano, Sabtu (1/6) waktu setempat.
Final Liga Champions jadi yang kesembilan dalam sejarah Liverpool. Sedangkan bagi Tottenham merupakan penampilan pertama mereka di level elite turnamen antarklub Eropa ini.
Sebelum pertandingan puncak ini, The Reds meraih tujuh kemenangan atas Tottenham dalam dua belas pertemuan kedua tim di lima musim terakhir.
Dari pertandingan-pertandingan tersebut, Liverpool punya rekor luar biasa. Merseyside Merah rajin membobol gawang Tottenham di babak pertama di semua kompetisi.
Liverpool mencetak dua puluh tiga gol ke gawang Tottenham di semua kompetisi dalam lima musim belakangan. Lebih dari separuh atau sebanyak dua belas gol dilesakkan Liverpool di babak pertama.
Seperti yang terjadi di musim ini, Liverpool sudah dua kali menang atas The Lilywhites di Liga Primer Inggris. Di putaran pertama tim asuhan Juergen Klopp menang atas Tottenham di Wembley lewat gol Georginio Wijnaldum
Sedangkan di putaran kedua Liverpool menang dengan skor yang sama melalui gol Firmino di menit keenam belas dan gol bunuh diri Toby ALderweireld
Catatan itu patut diwaspadai Tottenham di pertandingan final nanti. Karena, dengan seringnya mencetak gol di babak pertama, Liverpool juga sukses meraih tujuh kemenangan
Laga Liverpool vs Tottenham ini merupakan English Final atau duel sesama tim Inggris kedua di final Liga Champions
Baik Tottenham maupun Liverpool ke final setelah sama-sama melakoni comeback di semifinal