Sistem “ticketing” yang canggih di hari pertama operasi bandara Kuala Namu, Deli Serdang, Sumut
Kepindahan bandara Medan, dari Polonia ke Kuala Namu International Airport, Kamis malam, dan operasional Kamis pagi, 25 Juli 2013, mencatatkan kisah “human interest” tentang penumpang yang lupa jadwal, tersesat jalan dan yang bermalam di bandara.
Arminsyah, kontributor “nuga.co” di Medan, memungut banyak cerita lucu, sedih dan gembira dari penumpang di hari perpindahan itu. “Manusiawi,” tulis Arminsyah yang mengirimkan laporan di subuh Kamis.
Ia mencatat, sebuah keluarga, Mahir Ketaren, yang datang dari Kabanjahe, Kamis dinihari, lupa bahwa bandara telah pindah ke Kuala Namu. Keluarga yang datang menumpang sebuah mini bus itu sempat adu mulut dengan petugas piket di Polonia karena tak percaya bandara sudah ditutup dan mereka dianjurkan untuk ke Kuala Namu.
Ditemui di ruang tunggu Kuala Namu, Mahir mengungkapkan, ia sudah tahu, tapi lupa, hari Kamis bandara Polonia di tutup. “ Lupa aku. Sempat pula aku bertengkar dengan petugas,” katanya tertawan lepas tentang kedatangannya ke Polonia.
Bahkan ketika hendak masuk ke jalan akses bandara Kuala Namu, Mahir sempat tersesat dan berputar dua kali unutk menemukan jalan masuk. “Maklum Bang, tengah malam buta,” katanya dengan memelas.
Berlainan dengan Mahir, keluarga Sutono yang ingin mudik ke Cilacap, Jawa tengah, harus bermalam di Kuala Namu karena takut ketinggalan pesawat. Menumpang sebuah flight pagi harinya, Sutono yang bermukim di Binjai menyewa mobil carteran usai shalat tarawih dengan membawa bekal makanan untuk sahur.
“Kami sekeluarga sahur di sini. Kan bandara baru Bang, takut kami terlambat. Kan bisa ketinggalan nanti. Kalau di Polonia sudah hafal kami,” kata Sutono yang mudik dengan isteri dan tiga anaknya.
Sebelum chek in, Sutono sempat gelagapan karena tidak tahu dimana loketnya. Petugas yang member informasi sempat keliru hingga dua kali. “Kesal. Petugas saja tidak tahu lokasi pasnya,” kata Sutono.
Keluarga Simon Saragih yang warga Lubuk Pakam pun, jaraknya dengan Kuala Namu relatif dekat, juga tak mau menuai resiko keterlambatan. Mereka sudah berada di depan “counter check ini Citilink sejak pukul 02.00 dinihari WIB, Kamis, 25 Juli 2013 untuk berangkat menuju Jakarta.
“Ternyata check in nya belum buka, kita tunggulah,” kata Simon. Pesawat Citilink itu rencananya take off sekitar pukul 08.40 WIB, sementara counter check in baru buka sekitar pukul 07.00 WIB. Keluarga Simon memilih menunggu dan duduk di lantai di depan counter sebab tak tahu mau kemana lagi.
“Sebetulnya lokasi Kuala Namu dekat saja, tapi karena takut terlambat dan tidak tahu bandara baru ini, kami langsung berangkat. Sampai di sini jam 01.00 malam,” kata Simonn.
“Repotlah jadinya karena pindah ke bandara baru ini,” katanya..
Dari keterangan petugas di Polonia, para calon penumpang banyak yang “tersesat” ke bandara yang sudah ditutup sebagai penerbangan komersial itu.. Banyak di antara mereka yang datang ke Polonia sejak pukul 03.00 hingga pukul 05.00 WIB. Mereka baru tahu bandara pindah setelah diberi tahu para anggota TNI Angkatan Udara yang berjaga di depan pintu masuk.
“Wah banyak tadi pagi yang masih kemari, tapi segera disampaikan sudah pindah ke Kuala Namu. Mereka bingung juga, tapi langsung ke Kuala Namu,” kata bintara yang berjaga di pintu masuk ex Bandara Polonia yang kini sudah resmi menjadi Pangkalan TNI AU Soewondo, Medan.
Pihak pengelola bandara juga sudah mengantisipasi kejadian ini. Satu unit Damri disiagakan di pintu masuk untuk mengantisipasi calon penumpang yang nyasar. Setiap jam, bus itu berangkat. Tapi tidak gratis, ongkosnya Rp 15 ribu sekali jalan.
“Jam lima pagi tadi, sudah ada satu bus yang berangkat. Membawa tiga calon penumpang. Bus jam enam, bawa dua penumpang,” kata Patar Hutasoit, sopir Damri yang masuk giliran menunggu calon penumpang.
Disebutkan Hutasoit, bus Damri akan ada di Polonia selama 24 jam pada hari ini, namun untuk seterusnya calon penumpang berangkat melalui pos yang ditetapkan. Yakni dari depan Plaza Medan Fair maupun terminal Amplas.
PT Angkasa Pura II menyatakan telah melakukan berbagai sosialisasi sebagai bentuk antisipasi peralihan atau perpindahan Bandara Polonia Medan yang pengoperasiannya digantikan ke Bandara Kualanamu.
“Antisipasinya kita terus melakukan sosialisasi publik, dengan membuat banner, menyosialisasikannya di koran, dan terus berjalan,” ucap Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri Sunoko kepada wartawan, Medan, Rabu malam.
Dengan melakukan langkah-langkah seperti itu, diharapkan dapat mengubah kebiasaan masyarakat yang pada awalnya datang di Bandara Polonia lalu bersinggah ke Bandara Kualanamu. Pasalnya, Bandara Kualanamu berada 39 kilometer dari arah kota Medan.
“Tapi kita harapkan lama-lama kebingungan itu bisa diatasai, jangan bilang kalau besok sudah bisa teratur,” tambahnya.
Tri menuturkan, jumlah penikmat maskapai penerbangan di Medan berjumlah 70 juta. Dengan dipindahkannya pengoperasian Bandara Polonia ke Bandara Kualanamu dapat berjalan dengan baik.
“sekarang pasti awal-awal ada penyesuaian, apa lagi ini ada 70 juta penumpang, contohnya kaya kedatangan yang berbeda saja, biasanya last minute bisa sekarang kan harus diubah kebiasaannya,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Tri, Bandara Kualanamu dapat menampung jumlah penumpang maskapai penerbangan di Medan hingga 10 juta penumpang. Sebab, peningkatan jumlah penumpang di Medan per tahun antara 10-20 persen. “Kapasitas 8-10 juta, yang terbangun, nanti akan terus kita kembangkan lagi, pertumbuhan jumlah penumpang 10-20 persen per tahun,” tutupnya.