Harga emas naik pada perdagangan Selasa pagi WIB karena optimisme potensi kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dengan China memudar.
Sementara, harga paladium mencapai rekor tertinggi sepanjang masa didorong oleh pasokan yang menipis.
eperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” Selasa pagi WIB, harga emas di pasar spot naik nol koma tiga persen ke level seribu empat ratus sembilan puluh tiga dollar per ounce setelah sempat menyentuh level terendah dalam dua pekan di angka seribu empat ratus tujuh puluh tiga dollar per ounce di sesi sebelumnya.
Sedangkan untuk harga emas berjangka naik nol koma enam persen ke level seibu empat fratus sembilan puluh tujuh per ounce.
“Investor tengah menilai ulang sentimen yang ada. Kemungkinan besar kesepakatan dagang AS-China, Brexit dan penurunan suku bunga Bank Sentral AS tidak akan dilakukan dalam waktu dekat ini” jelas George Gero, Direktur Pelaksana RBC Wealth Management.
Bloomberg menulis, China ingin mengadakan perundingan dagang lagi dengan AS pada akhir Oktober untuk memaparkan perincian lebih lanjut sebelum Presiden Tiongkok Xi Jinping setuju untuk menandatangani kesepakatan perdagangan yang digariskan oleh Presiden AS.
Sementara, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pengenaan tarif untuk barang impor dari China dapat diberlakukan jika kesepakatan perdagangan dengan China belum tercapai hingga pertengahan Desember.
“Berita bahwa China ingin melakukan lebih banyak pembicaraan sebelum kesepakatan perdagangan menenggelamkan optimisme yang datang pada Jumat setelah pengumuman dari Presiden Trump,” kata Edward Moya, analis senior OANDA.
“Tren bullish untuk harga emas masih utuh. Anda mendapat banyak alasan mengapa permintaan emas terus melonjak dari seluruh dunia.” tambah dia.
Sebelumnya memang sudah diprediksi harga emas akan mengalami lonjakan.
Kendati harga emas terkontraksi pada Jumat pekan lalu, analis masih meyakini logam mulia dapat segera kembali ke level kuncinya di seribu lima ratus dollar.
Seperti diketahui, harga emas turun satu persen di hari Jumat dimana hampir selama dua pekan, emas berjangka COMEX diperdagangkan rendah di level seibu empat ratus delapan puluh tujuh dollar per ounce.
Selain itu, emas juga tertekan disebabkan optimisme negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China. Investor kini menunggu kelanjutan sementara dari kesepakatan dagang AS-China.
Menoleh kembali, salah satu alasan terbesar harga emas terkoreksi ialah pertemuan Presiden Trump dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Gedung Putih pada Jumat sore.
Trump bahkan dalam cuitanya di twitter memberi sinyal positif pada pertemuan tersebut:
“Hal-hal baik sedang terjadi di China Trade Talk Meeting. Perasaan hangat dibanding di masa lalu, seperti masa-masa dulu. Saya akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri hari ini. Semua ingin melihat sesuatu yang signifikan terjadi!” kata dia di Twitter seperti dilansir Kitco, Senin
Ditengah aksi jual besar-besaran komoditi emas, analis yakin harga emas akan kembali naik ke seribu lima ratus dollar dan menguji resistance di angka seribu lima ratus dua puluh lima dollar.
“Emas akan kembali lebih baik pada pekan ini dan akhirnya kembali pada posisi seribu lima ratus dollar di minggu-minggu selanjutnya,” ujar Managing Director RBC Wealth Management George Gero kepada Kitco.
Tak hanya itu, Analis Teknikal Senior Jim Wyckoff juga mengungkapkan harga emas dari sisi teknis terindikasikan akan naik pada pekan ini.
“Tawar-menawar akan masuk mencari harga terendah. Grafik juga masih menunjukan momentum bullish,” pungkas Wyckoff.
Sementara itu, jika harga emas berhasil menembus level seribu lima ratus dua puluh lima dollar per ounce, Ahli Strategi Senior RJO Futures Phillip Streible menyebut investor akan menyimpan emas untuk jangka waktu yang panjang.
Di akhir pekan lalu harga emas kembali menuai penurunan tipis bersamaan dengan sentimen “perang” antar Cina dengan Amerika Serikat.
Walaupun kedua negara raksasa itu ingin mencarai jalan damai namun harga emas tetap turun dari level tertinggi satu minggu pada Jumat pagi SWIB.
Laporan media pemerintah China melaporkan bahwa China ingin mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk menghindari eskalasi dalam perselisihan perdagangan yang berlarut-larut, sekaligus menenangkan kekhawatiran investor.
Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” JUmat pagi, harga emas di pasar spot turun nol koma tujuh persen menjadi seribu empat ratis sembilan puluh emat per ounce, mencapai puncak satu minggu di awal sesi.
Emas berjangka AS turun nol koma sembilan persen pada posisi seribu empat ratus sembilan puluh sembilan dollar.
“Ini semua tentang tarif. Kata-katanya itulah yang membuat pasar bolak-balik. Saat ini Anda memiliki pedagang jangka pendek yang menjual emas, ”kata Michael Matousek, kepala pedagang di Investor Global AS.
Wakil Perdana Menteri China Liu He mengatakan bahwa Beijing bersedia untuk mencapai kesepakatan dengan Washington mengenai hal-hal yang kedua pihak pedulikan.
Sebelumnya di sesi itu, harga emas naik menjadi seribu lima ratus enam belas dollar, tertinggi sejak awal Oktober.
Hal ini adanya laporan bahwa delegasi China berencana untuk meninggalkan Washington setelah hanya sehari pertemuan tingkat menteri, sehari lebih awal dari yang diharapkan.
Pembicaraan perdagangan antara kedua negara dimulai pada hari Kamis.
Pasar telah gelisah selama berminggu-minggu karena ketegangan perdagangan AS dan China dan data terakhir menunjukkan semakin melemahnya pertumbuhan global.
Jika negosiasi gagal lagi, hampir semua barang impor Cina ke Amerika Serikat – lebih dari lima ratus miliar dollar, dikenakan tarif hukuman pada pertengahan Desember Desember.
“Kekhawatiran utama adalah bahwa tidak ada jala keluar dari negosiasi ini, hanya menendang kaleng lebih jauh,” kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.