Kesempurnaan Lebaran adalah ketupat. Tanpa ketupat, hidangan Lebaran kurang bergarirah. Tradisi ketupat itu merupakan tradisi panjang masyarakat Indonesia. Di Jawa tradisi itu disebut Bado Kupat, yang biasanya jatuh seminggu setelah Lebaran.
Saat itu, masyarakat membuat ketupat untuk diantarkan kepada orang yang dihormati atau dituakan. Indonesia yang terdiri atas beragam suku ternyata memiliki budaya menyajikan ketupat yang berbeda-beda. Anda ingin tahu tradisi ketupat di daerah lain?
Bahkan di beberapa daerah di Jawa, menggantungkan ketupat di daun pintu dianggap sebagai upaya untuk menolak bala. Sementara di Bali, ketupat digunakan sebagai pelengkap sesajen.
Kerbau, burung, hingga nanas, merupakan bentuk ketupat berisi beras yang digunakan masyarakat Ternate, Maluku Utara, saat melakukan upacara Saro, doa dan berkah yang masing-masing memiliki arti.
Kerbau perlambang pria yang harus bekerja keras dan bertanggung jawab. Nanas, lambang perempuan yang dapat hidup di mana saja, mengikuti sang suami. Sementara burung, lambang rezeki. Makanan ini tak hanya digunakan dalam adat pernikahan, namun juga pada upacara khitanan dan Malam Wadaka.Malam jejaka -calon pengantin pria.
Ragam ketupat di tanah air mempunyai sebutan yang sangat beragam. Masyarakat Sumatera Barat menyebutnya katupek ketan kapau, orang Tegal di Jawa Tengah mengatakan dengan sebutan ketupat glabed, bongko, dan blegong. Orang Betawi dengan ketupat bebanci, sedang warga Solo ketupat cabuk rambak.
Yang pasti daun merupakan pembungkus utama beras nasi atau ketan yang dikukus. Ketupat menggunakan daun kelapa yang dianyam, sementara daun pisang dipakai untuk membungkus lontong yang berbentuk silinder atau lipatan. Beberapa daerah menggunakan pandan berdaun besar agar berasnya lebih harum.
Selain bersilaturahim dengan kerabat dan sahabat, salah satu hal yang ditunggu-tunggu saat Lebaran adalah menikmati ketupat dan segala pelengkapnya. Ketupat, opor ayam, ayam goreng, sayur labu, dan rendang, memang paling nikmat disantap setelah bertemu keluarga dan bermaaf-maafan.
Hanya saja, perut keroncongan dan sajian nikmat saat Lebaran ini tidak boleh membuat Anda kalap saat makan. “Boleh saja makan semua makanan ini. Tapi cari komposisi yang tepat, agar lemak dari makanan bersantan ini tidak membuat Anda jadi gemuk,” ungkap Ika Setyani seorang ahli gizi.
Jika dilihat-lihat, makanan khas Lebaran didominasi dengan hidangan bersantan. Seperti diketahui, makanan yang terlalu banyak mengandung santan bisa menimbun lemak dan kolesterol jahat dalam tubuh.
“Selain itu, paduannya dengan ketupat beras putih yang minim serat akan menjadi kombinasi yang sempurna untuk peningkatan berat badan. Tak aneh, kalau setelah Lebaran biasanya kolesterol dan berat badan jadi naik,” jelasnya.
Untuk menyiasati hal ini, Anda bisa saja mengganti ketupat beras putih dengan beras merah. Prinsipnya sebenarnya hampir sama dengan mengganti konsumsi nasi putih dengan nasi merah.
Ika mengungkapkan bahwa nasi merah memiliki kandungan serat yang lebih tinggi dibandingkan nasi putih. “Kandungan serat yang lebih tinggi ini akan membuat Anda kenyang lebih cepat dengan porsi yang lebih sedikit dari nasi putih, dan tidak mudah lapar,” katanya.
Ketika dikombinasikan dengan sayur labu santan dan opor ayam, serat dari ketupat nasi merah ini akan membantu mengikat kelebihan lemak dari dalam tubuh dan membantu mengeluarkannya dari pencernaan. Dengan demikian, berat badan lebih bisa dikontrol.
“Tapi pada dasarnya, menyantap makanan seperti ini tidaklah masalah. Karena hanya setahun sekali. Hanya saja yang terpenting adalah tahu batasan seberapa banyak yang dimakan, dan juga lihat kondisi kesehatan masing-masing orang,” tutupnya.