Ngopi?
Ya, ngopi, atau kebiasaan menikmati kopi seperti tak habisnya untuk jadi bahasan. Mereguk segelas tentu tak sekadar mengecapnya lewat lidah dan menjalari kerongkongan
Dan setiap ngopi so pasti akan ada kejutan rasa bagi para penikmatnya.
Untuk itu setiap penukmat biasanya meiliki keingintahuan kkadar senyawa kopi sebelum diseruput. Sebaris asupan kopi terbawa dalam aroma yang begitu mengikat indera penciuman.
Untuk itu para penikmat selalu nyinyir tentang kiat dan proses membuat kopi. Ini termanifestasikan sebagai satu senyawa yang mengikat. Ia menjadi dasar pengetahuan bagi kaum kafeist.
Sejumlah perlakuan ikut tersaji, membuat ruang literasi kopi demikian hidup.
Jika dirunut pada sejumlah aktivitas cara membuat kopi yang baik, acuannya ada dua dimasak atau lebih dikenal dengan direbus atau diseduh
Pilihan untuk direbus, seringkali suhu dan durasi, terlalu lama. Akibatnya banyak senyawa aromatik pada kopi (yang terbentuk dari pengolahan kopi) dapat hilang.
Proses dengan cara direbus menbuatnya tidak stabil (thermolabil). Dapat dengan mudah menguap dan terkadang fotolabil. Sehingga berpotensi mengurangi aroma, taste, dan flavour, saat dicicipi indera pengecap dan penciuman.
Berbeda halnya dengan cara diseduh dengan air panas. Senyawa aromatik sedikit yang hilang. Karena durasi ekstraksi yang terjadi sebentar saja.
Aroma, taste, dan flavour, lebih kaya saat dicicipi seluruh sensory dari indera pengecap dan penciuman. Itu pun berpulang pada indera untuk peka.
Sekadar untuk bisa disandingkan dengan aktivitas kita dalam menyajikan teh. Biasanya penyajian teh disiasati dengan dimasukkan air ke dalam air rebusan di menit terakhir atau takaran per gelas
Sehingga wanginya (senyawa aromatik) pada teh masih banyak yang bisa dinikmati.
Bagaimana kalau kopi direbus Dan apakah unsur kafein pada kopi akan berkurang?
Senyawa kafein memiliki titik leleh yang tinggi dan larut di air. Sehingga secara logika kafein tidak akan berkurang saat kopi direbus. Justru malah bertambah. Yang berkurang atau hilang adalah senyawa aromatiknya.
Pada senyawa kafein itu sendiri, unsurnya terdiri dari Carbon, Nitrogen, Hidrogen, dan Oksigen yang ikatannya tak akan lepas/berkurang atas salah satu unsurnya. Karena adanya air panas sampai sembilan puluh derajat celcius.
Pada kondisi caffein thermostabil, keadaan masih stabil sampai pada dua ratus tujuh belas derajat celcius.
Dalam jelajah para penikmat kopi, cara seduhan menjadi pilihan yang paling umum. Meski dalam perjalanan waktu selalu dapat tersaji dalam dua cara tersebut.
Memilih aroma dan kekuatan kafein pada kopi, terpulang atas selera dan kepekaan indera peminumnya.
Dua cara ini, memiliki kekhasan tersendiri. Layaknya dialektika pahit-manisnya kehidupan. Dari sana terpampang dinamika yang menjadi manifestasi berharga bagi letupan kekuatan dalam kelembutan.
Dua rasa yang tersaji penuh stimulan. Betapa penting memahami rasa dan manifestasi pahit yang tertinggal. Ia melarut bersama kekangan jiwa dan bergerak melintasi batas. Sekadar berpendar memenangkan sesuatu dalam hidupnya.