close
Nuganomics

“Widjaya Family”

“Widjaya Family,”n yang dimotori sang “owner,” pemilik “Sinar Mas Grup,” yang dibangun oleh Eka Tjipta Widjaya, dan bergerak di kehutanan, pulp, perkebunan sawit dan perbankan, BII, muncul sebagai orang terkaya nomor satu di Indonesia mengalah “duo” bersaudara, Robert dan Michael dari “Hartono Family,” pemilik rokok Djarum dan BCA.

“Widjaya Familiy,” seperti ditulis dalam situs “blomberg,” pada laman artikel “biilionaires index”nya, tanggal 12 September 2013, dinobatkan sebagai orang terkaya nomor satu di Indonesia dengan meruntuhkan dominasi “Hartono Family” yang telah bertengger selama lima thaun terakhir.

Dalam “billionaires index” itu pendiri grup Sinarmas, Eka Tjipta Widjaja, berada di posisi 142 dari 200 jajaran orang terkaya sedunia berdasarkan data terbaru “blomberg.” Kekayaan Eka Tjipta untuk tahun ini mengalahkan kekayaan dua bos Djarum, yaitu Robert Budi dan Michael Bambang dari “Keluarga Hartono.” Duo bos Djarum itu hanya menempati posisi 176 dan 177.

Eka Tjipta Widjaya, yang memulai bisnisnya dari “smokel” minyak kelapa dan eksportir, dari Sulawesi Selatan itu, adalah pria kelahiran Coan Ciu, China bagian Selatan. Kini, menurut “blomberg” Eka memiliki kekayaan yang mencapai 8,4 miliar dollar AS.

Sementara kekayaan kedua bos Djarum yang membeli BCA dari kepemilikan keluar Sudono Salim usai krisis ekonomi 1998 lalu, masing-masing sebesar 7,3 miliar dollar AS dan 7,2 miliar dollar AS.

Kekayaan Budi Hartono sepanjang tahun ini menyusut 22 persen, sedangkan kekayaan Michael Hartono juga menyusut 22,2 persen.. Sementara kekayaan Eka hanya menyusut 6 persen. Eka adalah pendiri grup Sinarmas, pemilik kebun kelapa sawit di berbagai lokasi di Indonesia, dan sekaligus pembeli Bank Internasional Indonesia pada 1982. Sinarmas merupakan produsen minyak sawit terbesar kedua dunia.

Ia juga mempunyai perusahaan properti Sinarmas Land dan Bund Center Investment. Di sektor realestat, Eka Widjaja ini membangun ITC Mangga Dua, ruko, dan apartemen. Di Roxy, ia membangun apartemen Green View dan di Kuningan membangun ITC Ambassador.

Bloomberg menyebutkan, Eka mengontrol 61 persen Sinar Mas Multiartha. Ia juga menguasai 60 persen perusahaan energi Dian Swastatika Sentosa, 61 persen Smartfren Telecom; 60 persen perusahaan kertas Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, dan 53 persen Indah Kiat Pulp & Paper.

Kondisi ini memang sedikit berbeda dengan pandangan Forbes yang merilis data bahwa keluarga Djarum merupakan orang terkaya Indonesia.

Dalam daftar Forbes per Maret 2013, Michael Bambang Hartono menempati peringkat orang terkaya ke-439 dunia dengan nilai kekayaan 1,7 miliar dollar AS. Sementara Robert Budi Hartono menempati peringkat ke-440, juga dengan kekayaan senilai 1,7 miliar dollar AS. Mereka menjadi orang terkaya nomor satu dan nomor dua di Indonesia.

Kekayaan kedua bersaudara anak pendiri Djarum, Oei Wie Gwan, ini tak jauh berubah ketimbang hasil survei orang terkaya di Indonesia yang dirilis Forbes Asia akhir tahun lalu. Saat itu, Budi mencatatkan kekayaan 1,72 miliar dollar AS, sementara kekayaan Michael 1,68 miliar dollar AS.

Menurut Forbes, keuntungan terbesar Michael dan Budi datang dari Bank Central Asia. Keluarga Hartono memiliki 47,5 persen saham BCA lewat Farindo Holding. Mal Grand Indonesia juga ikut memupuk kekayaan Michael dan Budi.

Eka, begitu ia di sapa, lahir di Coana Ciu, Fujian, Cina dan mempunyai nama Oei Ek Tjhong tahun 1923 dan beliau merupakan pendiri dan pemilik Sinar Mas Group. Ia pindah ke Indonesia saat umurnya masih sangat muda yaitu umur 9 tahun. Tepatnya pada tahun 1932.

Oei Ek Tjhong memulai usaha di kota Makassar. Di Indonesia, Eka hanya mampu tamat sekolah dasar atau SD. Hal ini dikarenakan kondisi ekonominya yang serba kekurangan. Untuk bisa pindah ke Indonesia saja, ia dan keluarganya harus berhutang ke rentenir dan dengan bunga yang tidak sedikit.

Ia harus merelakan pendidikannya terlantar demi untuk membantu orang tua dalam menyelesaikan hutangnya ke rentenir. Saat baru pindah ke Makassar, Eka Tjipta Widjaja memang mempunyai hutang kepada seorang rentenir dan setiap bulan dia harus mencicil hutangnya tersebut.

Eka Tjipta Widjaja mempunyai keluarga yang selalu mendukungnya dalam hal bisnis dan kehidupannya. Beliau menikah dengan seorang wanita bernama Melfie Pirieh Widjaja dan mempunyai 7 orang anak.

Anak-anaknya adalah Nanny Widjaja, Lanny Widjaja, Jimmy Widjaja, Fenny Widjaja, Inneke Widjaja, Chenny Widjaja, dan Meilay Widjaja. Eka Tjipta Widjaja dikenal sebagai orang yang banyak mempunyai istri atau poligami.

Dalam hal bisnis, Eka Tjipta Widjaja merupakan seorang yang unggul dalam mengembangkan bisnis yang telah dia rintis. Ini terbukti dengan hasil karyanya dalam membangun bisnis di Indonesia ini.

Ia menekuni bisnis sejak masih berumur 15 tahun. Ia mengawali bisnisnya dengan berjualan gula dan biskuit dengan cara membelinya secara grosir kemudian dia jajakan secara eceran dan hal tersebut bisa mendapatkan untung yang lumayan.

Namun bisnisnya itu tak bertahan lama karena adanya pajak yang besar pada saat itu karena Jepang menjajah Indonesia. Pada tahun 1980, ia memutuskan untuk melanjutkan usahanya yaitu menjadi seorang entrepreneur seperti masa mudanya dulu.

Ia membeli sebidang perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar yang berlokasi di Riau. Tak tanggung-tanggung, beliau juga membeli mesin dan pabrik yang bisa memuat hingga 60 ribu ton kelapa sawit.

Bisnis yang dia bangun berkembang sangat pesat dan dia memutuskan untuk menambah bisnisnya. Pada tahun 1981 beliau membeli perkebunan sekaligus pabrik teh dengan luas mencapai 1000 hektar dan pabriknya mempunyai kapasitas 20 ribu ton teh. Selain berbisnis di bidang kelapa sawit dan teh, Eka Tjipta Widjaja juga mulai merintis bisnis bank. Ia membeli Bank Internasional Indonesia dengan asset mencapai 13 milyar rupiah.

Namun setelah beliau kelola, bank tersebut menjadi besar dan memiliki 40 cabang dan cabang pembantu yang dulunya hanya 2 cabang dan asetnya kini mencapai 9,2 trilliun rupiah. Bisnis yang semakin banyak membuat Eka Tjipta Widjaja menjadi semakin sibuk dan kaya. Ia juga mulai merambah ke bisnis kertas.

Hal ini dibuktikan dengan dibelinya PT Indah Kiat yang bisa memproduksi hingga 700 ribu pulp per tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per tahun. Pemilik Sinarmas Group ini juga membangun ITC Mangga Dua dan Green View apartemen yang berada di Roxy, dan tak ketinggalan pula ia bangun Ambassador di Kuningan.

Eka merupakan orang terkaya nomor satu di Indonesia versi “blomberg.” Sedangkan versi Globe Asia ia orang terkaya nomor tiga, begitu juga menurut Forbes.

Dalam daftar terbaru “blomberg” itu tidak disebut posisi “taipan” melayu Chairul Tanjung, yang dalam index Forbes tahun lalu menempati posisi orang kelima terkaya di Indonesia. Chairul Tanjung atau di sapa dengan CT, pemilik Carefours, McDonald, Trans Corp dan berbagai media serta sarana hiburan, menjadi orang terkaya dari keturunan “asli.” Ia mengalahkan posisi “Keluarga Bakrie” yang terjerat dalam gelumbung utang bisnis menggunung.

Tags : slide