Sehari setelah kekalahan Chelsea dari Basel di fase grup Champions League, Jose Mourinho melawan kritikan publik Stamford Bridge, yang menuduhnya telah mendegradasikan kualitas permainan klub “London Biru” dibawah standard elite Premier League, dengan mengatakan, kekalahan “The Blues” adalah tanggungjawabnya.
Kepada temannya, “senior editor” surat kabar London, The Telegraph,” Sean Mallorey, memberitahu bahwa ia-lah yang paling bertanggung jawab atas kekalahan yang dialami timnya. “Ketika kami kalah, saya tak bicara soal pemain atau inidividu, tetapi saya bicara soal tanggung jawab saya. Saya bertanggung jawab.”.
Pernyataan itu berkaitan dengan kekalahan 1-2 yang dialami Chelsea pada laga fase grup Liga Champions melawan Basel di Stamford Bridge, Rabu lalu. Itu adalah kekalahan kedua Chelsea dalam dua laga terakhir. Sebelumnya, mereka kalah 0-1 dari Everton di pentas Premier League.
Melawan Basel, penyerang Samuel Eto’o bermain sebagai starter, sementara penyerang Demba Ba masuk menggantikan Frank Lampard pada menit ke-76. Penyerang Chelsea yang lain, Fernando Torres, bahkan tak masuk daftar pemain cadangan.
Meski tiga penyerang itu tak mencetak gol dalam dua laga terakhir, Mourinho mengaku gembira mengarungi sisa musim ini tanpa merekrut penyerang baru. “Saya senang dengan tiga penyerang itu untuk sisa musim ini,” ujar Mourinho.
Mourinho dikritik oleh publik Stamford Bridge karena tidak memaminkan Fernando Torres dan lebih mendahulukan Samuel Eto’o sebagai starter. Padahal, menurut mereka, Torres jauh lebih berpengalaman dalam menghadapi pertandingan di pentas Europa bersama Chelsea di banding dengan Eto’o.
Mereka menganggap Mourinho telah menjerumuskan Chelsea dari target trofi Europa lewat kekalahannya dengan Basel. Bahkan, lewat kritik paling tajam di “Guardian,” Robert Alert, yang sangat terkenal dengan analisis pertandingannya di Premier League, menulis bahwa Mourinho melakukan eksprimen paling berbahaya dengan menempatkan Eto’o bersama Demba Ba, setelah menarik Frank Lampard.
Alert menuduh adanya konspirasi Mourinho untuk menyingkirkan peran besar Lampard di Chelsea dengan menggantikannya dengan Demba Ba. Padahal, sebagai “play maker” Lampard sulit digantikan posisi oleh seorang Demba Ba yang lebih pas di posisi “striker” atau “destroyer.”
Sejak Lampard di tarik keluar, Chelsea kehilangan “touch” dan bermain liar. Chelsea kehilangan kecepatannya dalam melakukan serangan. Sebuah permainan yang jelek dan di bawah kualitas tim secara standard.
Ketika usai pertandingan Mou sempat mengatakan dengan nyeleneh, bahwa ia tidak terkejut dengan kekalahan itu. “Sepak bola adalah permainan. Kadang Anda menang, kadang Anda kalah. Saya tak senang dengan hasil pertandingan. Kami unggul dalam penguasaan bola, tetapi tak menciptakan banyak peluang,” katanya kepada “Sky Sport..
“Secara emosional, ini bukanlah tim yang sangat dewasa. Mereka merespons dengan hati, tetapi itu tak cukup bagus. Orang yang kalah adalah orang yang perlu bereaksi,” tambahnya.
Sementara itu bek Chelsea, Gary Cahill, menilai timnya menyerang dengan baik, tetapi tidak bertahan dengan baik saat menghadapi Basel. “Ini pukulan berat. Kami bermain dengan baik malam ini, tetapi memberi mereka ruang terlalu besar. Tanggung jawab ada pada kami untuk meningkatkan performa di babak kedua, tetapi kami tak berhasil,” ujar Cahill.