Harian “The Strait Times” terbitan Singapura memberikan predikat “juara” untuk Kimi Raikkonen, pebalap Tim Lotus Racing, di Marina Bay karena kehebatannya membabat limaq puluh satu lap di trek “kota” itu secara fantastis. “Bayang! Start dari posisi ketiga belas dengan punggung cedera,
Kimi bisa sampai di nomor tiga dengan bugar. Ia membabat habis pebalap sekaliber Lewis Hamilton, Mark Webber, Felippe Massa dan rekan sati timnya Grosjean,” tulis kontributor “nuga.co,” Agus Rinadi di Bandara Changi sebelum terbang kembali ke Jakarta.
Agus mengutip “The Strait Times” terbitan Senin sebagai rujukan untuk menyatakan kehebatan Kimi, pebalap asal Finlandia yang musim depan pulang “kandang” ke Ferrari menggantikan posisi Felippe Massa yang mengakhiri kontrak di tim “kuda jingkrak” itu.
Kehebatan Kimi memang memukau para penonton di Marina Bay Sirkuit, jalanan kota di pinggir pantai itu. Kimi menjadi aplaus dari penonton begitu ia menyentuh garis finis. “Mereka tidak memberi aplaus berlebihan kepada Sebastian Vettel. Mereka member tepuk tangan dengan posisi beridiri ketika Kimi mencapai finis,” tulis Agus dalam surat elektroniknya kkhusus kepada “nuga.co.”
Pesona Kimi, tulis Agus, tidak hanya pada performanya sebagai pebalap yang dingin, tapi juga aura kegantengan yang ia miliki. Walau pun sudah memasuki usia 33 tahun, Kimi masih sangat “metrokulin.” Ia sangat lelaki. Bahkan para wanita yang menontonnya berteriak-teriak memanggil nama.
Apa reaksi Kimi? Diam, dan acuh. Ini sesuai dengan sapaannya sebagai “The Ice Man.” Dingin semacam es. Para wanita itu kesemsem dengan Kimi yang kini sedang menduda setelah perceraiannya dengan mantan Ratu Finlandia.
Kimi Raikkonen memang tidak juara, tulis Agus. Tapi, hampir seluruh media terkenal seperti “crashnet, autosport dan autobild” menempatkannya sebagai “juara” tanpa mahkota.
Bahkan ketika menapaki panggung untuk menerima piala ia diteriaki dengan antusias. Dia tetap layak diacungi jempol. Pebalap Lotus ini memulai balapan dari posisi start 13, dan berhasil finis dengan naik podium ketiga.
Tak hanya itu, Raikkonen juga harus membalap dengan menahan sakit pada pinggangnya, yang diderita sejak kualifikasi, Sabtu. Bahkan, dia sempat diragukan akan bisa turun pada balapan ini.
Awal pekan kemarin, muncul isu bahwa Lotus kesulitan membayar gaji pebalap yang pernah meninggalkan Fromula 1 selama dua musim tersebut. Tak heran jika beberapa pihak menyebut Raikkonen tidak akan membalap sungguh-sungguh di GP Singapura.
Tetapi, apa yang dilakukan Raikkonen di lintasan dengan 23 tikungan tersebut, sungguh luar biasa. Masuk pit paling awal dibanding pebalap lain, Raikkonen berhasil menaklukkan salah satu sirkuit paling menguras fisik dalam Formula 1 ini.
“Ini adalah akhir pekan yang sulit,” kata Raikkonen, dengan gaya khasnya yang cuek, usai balapan. “Mobil terasa enak dan bahkan bisa lebih baik kalau saya melakukan lebih banyak saat latihan. Tetapi, meskipun dengan hasil lebih bagus saat kualifikasi, saya rasa posisi ketiga adalah hasil maksimal yang akan bisa kami capai hari ini.”
Raikkonen mengaku rasa sakit pada pinggangnya sudah berkurang dibandingkan saat kualifikasi. Sakit ini merupakan efek jangka panjang dari kecelakaan yang dia alami, 12 tahun lalu.
“Sakitnya tidak terlalu terasa saat balapan. Kemarin (Sabtu) sangat tidak ideal dan saya hampir tidak membalap. Ini bukanlah kali pertama saya merasakan sakit di pinggang, dan saya tahu, banyak yang harus dilakukan saat musim dingin, jadi kita lihat apa yang bisa dilakuan. Sekarang, setelah balapan yang tidak 100 persen, kami punya dua minggu untuk beristirahat dan memulihkannya.”
“Kami sudah melakukan yang terbaik di Singapura yang kami mampu, dan tidak bisa meraih lebih lagi. Kami harus cukup senang dengan finis ketiga dan kami bisa memperkecil masalah untuk balapan berikutnya,” jelas Raikkonen.