Gejolak harga emas global macam “roller coaster” sepanjang tahun ini. Dan, diperkirakan hingga pertengahan 2014, lonjakan dan penurunan akan terus mewarnai perdagangan emas bersamaan dengan makin tidak menentukan kebijakan stimulus “The Fed,” atau Bank Sentral Amerika Serikat dan akan di picu lagi “perkelahian” kebijakan fiskal di Kongres.
Hari ini, Rabu, 23 Oktober 2013, emas berjangka yang diperdagangkan di divisi COMEX New York Mercantile Exchange kembali mengalami lonjakan, di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan mempertahankan stimulus moneter untuk meningkatkan perekonomian.
Menurut data yang dikutip “nuga.co,” dari laman situs resmi “Bloomberg,” kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember melonjak hingga menyentuh 26,8 dollar AS, atau 2,04 persen, menjadi ditutup pada 1.342,6 dollar AS per ounce. Harga ini merupakan yang tertinggi sejak 19 September.
Emas menunjukkan reli yang kuat setelah rilis laporan pekerjaan yang dikeluarkan “The Fed” mengecewakan para pialang di pasar bursa. Dengan hasil ini, analis pasar yakin bahwa The Fed mungkin tidak mengurangi program pembelian obligasinya hingga kuartal kedua tahun depan.
Merilis data yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan ekonomi AS hanya menambahkan 148.000 pekerjaan pada September, jauh dari harapan pasar 185.000 pekerjaan.
Sementara itu, tingkat pengangguran turun menjadi 7,2 persen, tingkat terendah sejak November 2008, dari 7,3 persen pada Agustus, menurut data yang tertunda karena penutupan (shutdown) sebagaian kegiatan pemerintah AS selama 16 hari sejak 1 Oktober 2013.
Program pembelian obligasi The Fed telah membantu mendukung harga emas karena pelonggaran kuantitatif cenderung menekan dolar AS dan dapat menyebabkan inflasi. Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Angka yang tidak mengesankan itu langsung memengaruhi para investor untuk mengalihkan dana pada portofolio emas. Mereka ramai-ramai menyerbu emas sebagai investasi jangka pendek untuk mengamankan dana mereka.
Menurut analis, kondisi ini tidak akan bertahan lama. Penggantian pimpinan di The Fed dari Bernanke akan mengubah lagi kondisi pasar logam mulia itu beberapa waktu kedepan.