Buku otobiografi Alex Ferguson, “My Autobiography,” yang laris kontroversi, perdebatan, kritik dan saling serang di antara nama-nama yang dicantum didalamnya, mencetak rekor buku paling cepat terjual untuk kategori non-fiksi di Inggris Raya, sejak 1998.
Dalam seminggu setelah di diluncurkan, buku yang membuat Roy Keane mencak-mencak, David Beckham tersentak dan Japp Stamp terpesona serta Cristiano Ronaldo mengakui kebenarannya, terjual sebanyak 115.547 eksemplar.
Menurut situs “The Bookseller,” penjualan buku otobiografi manajer tersukses Manchester United it uterus melaju mendekati angka 200.00 eksemplar. “Ini merupakan yang tertinggi di Inggris Raya sejak buku “How To Cook 2” karangan Delia Smith terjual 112.000 eksemplar pada pekan pertama penjualan pada 1999,” tulis “The Bookseller.”
Buku Ferguson juga mengalahkan rekor penjualan otobiografi mantan perdana menteri Tony Blair. Buku otobiografi Blair terjual sebanyak 92.000 eksemplar pada pekan pertama penjualan.
Jika dinilai dengan uang, nilai penjualan buku otobiografi Ferguson mencapai 1,4 juta poundsterling atau sekitar Rp 25 miliar dalam pekan pertama saja.
Menjawab komentar beberapa pemain yang pernah diasuhnya, seperti mantan kapten MU, Roy Keane, Sir Alex Ferguson, berkomentar kritik sejumlah pihak atas otobiografinya, ditujukan untuk suporter Setan Merah bukan sebagai konsumsi media.
Ferguson meluncurkan buku otobiografi yang berjudul Alex Ferguson: My Autobiography, Selasa pekan lalu. Di dalam buku itu, ia mengungkap beberapa pandangan mengenai sejumlah pemain Setan Merah dan pemain klub lain ketika masih berada di Old Trafford.
Namun, pandangannya itu justru menuai kontroversi karena dinilai terlalu “keras” dalam menilai para pemain MU. Salah satunya, ketika Ferguson menyebut Roy Keane sebagai sosok yang mengintimidasi, kejam, serta berlidah tajam atau David Beckham yang dijual karena haus ketenaran.
“Saya menulis buku itu untuk para suporter. Agar mereka mengerti mengapa saya melakukan sejumlah keputusan, bukan untuk media,” ujar Ferguson.
“Buku ini dibuat agar orang mengerti bagaimana sulitnya bekerja di Manchester United. Ini adalah klub besar dan salah satu yang terbesar di dunia. Harapan itu selalu ada di klub ini,” tambahnya.
Ferguson merupakan pelatih yang paling berhasil di Inggris dengan meraih 13 juara Premier League, lima Piala FA, empat Piala Liga, dan dua kali juara Liga Champions dalam kariernya sepanjang lebih dari 26 tahun.
Berlainan dengan Roy Keane yang mencak-mencak dan menuding balik Fergie sebagai ambisus, mantan pemain Manchester United, David Beckham, enggan mengkritik balik komentar Sir Alex Ferguson yang dituangkan dalam otobiografi berjudul Alex Ferguson: My Autobiography.
Beckham menilai Ferguson merupakan pelatih yang berperan besar dalam karier sepak bolanya.
Dalam buku otobiografinya, Ferguson membeberkan alasan dirinya dan manajemen klub menjual Beckham pada 2003. Menurut Ferguson, sikap Beckham yang haus akan ketenaran dan status selebriti menjadikan mantan kapten timnas Inggris itu menganggap dirinya lebih penting dibanding klub.
“Aku tidak akan duduk di sini dan berpikir negatif tentang seorang pria yang memberiku kesempatan untuk bermain di tim impian masa kecilku. Aku selalu bermimpi bermain di MU,” ujar Beckham seperti ditulis “Skysports”.
“Bagiku, seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, dia telah memberiku kesempatan untuk melakukan hal tersebut. Dia percaya kepadaku, dia percaya kepada sisa-sisa pemain muda yang datang bersamaku.”
Kemudian Beckham sedikit berkelakar. “Hal lucunya adalah, jelas untuk saat ini aku terlibat dalam MLS dan mungkin akan membawa waralabaku dalam liga itu. Sebenarnya, dia adalah salah satu nomor pertama yang akan aku hubungi untuk menjadi manajer, tetapi aku tidak yakin lagi karena aku yakin dia tidak akan menerimanya,” kata Beckham.
“Ini hanya bercanda. Pada akhirnya, aku tidak bisa berpikir negatif mengenai Sir Alex Ferguson karena dia adalah pria yang telah memberiku kesempatan untuk menghidupkan mimpiku,” tukasnya.