Norman Kamaru? Masih ingat “Caiya-Caiya?” Itu, mantan anggota Brimob Polda Gorontalo, yang populer gara-gara video menirukan joged dan lagu India berjudul ‘Caiya Caiya’ milik Sakhruk Khan di Youtube itu?
Norman Kamaru, kini hidup sederhana dengan membuka warung. Meski begitu, sosok yang tenar sebagai artis dadakan itu setelah “out” dari kepolisian itu mengaku tidak malu.
“Malu? Ngapain saya malu. Kalau malu mau makan apa? Ya inilah hidup,” kata Norman saat diwawancarai wartawan di warungnya di Tower H Kalibata City, Jakarta Selatan.
Norman sudah tiga bulan ini menyambung hidup dengan membuka warung makan sederhana. Warungnya hanya berukuran kecil. Di situlah ia sehari-hari melayani pelanggannya membeli berbagai masakan khas Manado, terutama bubur Manado.
Diceritakan Norman, setiap hari dirinya harus bangun pagi dan mengendarai motornya ke pasar. Ia sendiri yang membeli berbagai bahan makanan untuk warung makannya.
Dari warung makan sederhananya itu, Norman bersyukur bisa menghidupi istri dan seorang anaknya. Pria tersebut mengaku masih bisa hidup cukup dan tak kekurangan.
“Alhamduliilah, kadang sepi, kadang rame warungnya. Nggak tiap hari rame. Tapi lumayanlah itu bisa mencukupi, menutupi semua kebutuhan,” imbuh Norman yang tampak memakai kaos orange dan celana jeans warna biru tersebut.
“Penghasilan ini memang nggak seberapa kalau dibanding entertainment. Agak berkurang. Tapi buat saya sudah alhamdulillah. Saya nggak cari kaya. Intinya bisa ngasih makan anak dan istri saya,” sambung Norman seraya tersenyum.
Kata Norman dirinya memang sengaja vakum dari dunia entertainment dan memulai usaha dengan membuka warung makan. Baginya, selama mencari rezeki dengan halal, ia akan menjalani dengan senyum.
“Ngapain sedih. Roda kehidupan terus berputar. Orang bisa di atas, bisa di bawah. Saya pikir ini sudah jalannya Tuhan manusia seperti itu, sudah digariskan. Dijalani saja. Pokoknya yang penting mencari rezeki yang halal, nggak mencuri,” tutur Norman.
“Kalau saya sih sebagai istrinya dukung-dukung saja selama itu positif. Nggak masalah, selama dia nggak merasa terbeban,” kata istri Norman Cici Deisy Paendong.
Diceritakan Cici, awalnya Norman ingin membuka sebuah butik. Namun dirinya menyarankan sang suaminya itu untuk membuka sebuah warung makan. Ide itu akhirnya disetujui dan direalisasikan.
Norman kemudian membuka sebuah warung makan sederhana di Tower H Kalibata City. Warungnya itu hanya berukuran 3,5×4 meter persegi. Di situlah dirinya sehari-hari melayani pelanggannya membeli berbagai masakan khas Manado, terutama bubur Manado.
“Norman dari dulu memang suka masak, suka ada inspirasi masak ini itu. Siapa tau banyak yang minat, akhirnya setuju untuk buka tempat makan ini. Di sini banyak yang suka. Dia masak sendiri,” ungkap Cici.
Cici menampik alasan Norman membuka warung makan karena masalah ekonomi. Wanita yang bekerja sebagai karyawan swasta ini pun tidak merasa malu dan tidak peduli dengan cibiran orang selama suaminya mencari rezeki dengan cara yang halal.
“Selama saya nggak makan dari mereka, saya cuek aja kalau ada orang yang ngomongin. Selama rezeki halal ngapain malu, yang penting kita nggak mencuri, nggak korupsi,” imbuh Cici seraya tersenyum.
Usaha tersebut awalnya hanya coba-coba. Tidak ada tujuan untuk membuka usaha bubur Manado di sana, namun karena melihat untung yang bagus, akhirnya Norman memutuskan serius untuk menekuni bisnis kuliner ini.
“Omzetnya lumayan,” ucap Norman yang berdagang bersama sang istri ini.
Norman menjelaskan, modal awal membuka warung ini berasal dari tabungannya saat menjadi artis dulu. Warungnya ini bukan hanya menjual bubur, tetapi ada juga makanan khas ala Manado.
“Menunya ada ayam woku, cakalang suwir dan lain-lain,” jelasnya.
Selama tiga bulan menggeluti usaha ini, Norman mengaku belum menemukan hambatan berarti. Semua dijalani dengan serius dan optimistis.
“Semoga bisa sukses,” harapnya.
Nama Norman Kamaru moncer tahun 2011 silam saat video ‘Caiya-caiya’-nya ramai dibicarakan publik. Norman diundang ke Jakarta untuk menjadi bintang tamu hingga main sinetron. Saking sibuknya jadi artis, dia kemudian dipecat dari keanggotaan Brimob Gorontalo. Namun ketenaran Norman tak bertahan lama, kariernya meredup sehingga dia memutuskan berwirausaha menjadi juragan bubur.