Dalam hidup, seseorang pasti bakal merasa kesepian.
Namun, kapan puncak kesepian itu muncul, tak ada satu pun yang mengetahuinya dengan pasti.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychogeriatrics melaporkan banyak orang merasa kesepian level sedang hingga berat
“Tiga perempat dari peserta penelitian melaporkan tingkat kesepian sedang hingga berat,” ujar penulis studi penelitian, dr Dilip Jeste.
Kesepian, kata Jeste, tak bersifat subjektif. Kesepian bukan berarti kesendirian, kesepian juga tak berarti hidup tanpa teman.
Dalam hal ini, kesepian didefinisikan sebagai distres subjektif. “Ini adalah perbedaan antara hubungan sosial yang Anda harapkan dengan hubungan sosial yang Anda miliki,” jelas Jeste.
Orang yang memiliki sifat bijaksana yang tinggi, kata Jeste, tak bakal merasa kesepian. Begitu pula berlaku sebaliknya.
Sebelumnya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kesepian lumrah terjadi pada usia tua dan usia muda. “Hasil-hasil penelitian itu seolah saling bertentangan, jadi itulah yang ingin kami ketahui,” tutur Jeste.
Jeste berasumsi, kesepian yang muncul pada usia tua dalam penelitiannya ini, didorong oleh penyebab faktor usia. “Seiring bertambahnya usia, mereka menjadi lebih sendirian,” kata dia.
Sementara kesepian yang melanda usia akhir dua puluhan diasumsikan muncul akibat masa-masa itu merupakan periode bagi seseorang untuk mengambil keputusan besar.
Fase itu kerap menimbulkan stres lantaran seseorang sering merasa bahwa keputusan yang diambil oleh orang-orang di sekitarnya jauh lebih baik. “Jelasnya, ini adalah periode stres yang meningkatkan kesepian,” kata Jeste.
Sementara itu, kesepian yang melanda usia 50an muncul akibat krisis paruh baya. Jeste mengatakan, biasanya pada fase ini, kesehatan seseorang mulai menurun. Di fase ini pula seseorang biasanya mendapatkan diagnosis berbagai penyakit seperti diabetes dan jantung.
Penelitian ini juga menemukan bahwa pria dan wanita mengalami rasa kesepian pada tingkat yang sama. Tak ditemukan perbedaan berdasarkan jenis kelamin baik dalam prevalensi atau keparahan.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa kesepian dikaitkan dengan penurunan dalam kesehatan fisik dan mental.
Lantas kapan seseorang mulai kesepian dalam hidupnya?
Banyak yang berasumsi bahwa kesepian baru hanya bisa dirasakan oleh orang yang usianya sudah tua.
Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa puncaknya rasa kesepian justru paling rentan dirasakan oleh orang-orang muda.
Begitu kata Guy Winch, PhD, seorang psikolog sekaligus penulis buku berjudul Emotional First Aid: Healing Rejection, Guit, Failure, dan Other Everyday Hurts, lewat artikel tulisannya di Psycology Today.
Winch mengutip sebuah studi terbaru yang menunjukkan bahwa orang-orang dewasa muda di bawah usia 30 tahun adalah kelompok orang yang paling rentan merasa kesepian dibanding kelompok usia lainnya.
Kemudian, studi lain yang dilakukan oleh Office for National Statistics melaporkan bahwa sebanyak sepuluh persen orang Inggris berusia muda merasakan kesepian tiga kali lebih parah daripada orang usia tua.
Rasa kesepian justru malah akan mulai menyusut ketika memasuki usia tiga puluh lima hingga delapan puluh tahun.
Anda mungkin selama ini menganggap bahwa lansia adalah orang-orang yang paling merasa kesepian karena memang fungsi otak dan gerak tubuh mereka yang makin terbatas.
Hal ini mungkin membuat mereka kekurangan waktu dan kesempatan untuk berkegiatan serta berinteraksi dengan orang lain. Beberapa di antaranya juga merasakan kehilangan pasangan hidup.
Faktor-faktor tersebut memang bisa meningkatkan rasa kesepian pada lansia.
Namun pada usia tersebut, mereka jauh lebih kebal menghadapi kesepian karena sudah melewati berbagai asam garam kehidupan dan lebih ingin berkutat pada kesehatannya.
Sebaliknya, anak muda paling rentan mengalami dampak negatif dari rasa kesepian karena kemungkinan besar mereka belum tahu betul bagaimana cara mengatasi kondisi ini.
Terlebih, gaya hidup anak muda zaman sekarang yang serba individual membuat mereka merasa tidak memiliki hubungan dengan orang lain yang bisa membuat ia merasa dibutuhkan atau diinginkan.
Apabila Anda tidak terlalu akrab atau tidak punya ikatan yang kuat dengan orang-orang di sekitar, Anda bisa tetap merasa kesepian.
Apalagi jika ditambah anak muda tersebut kekurangan kasih sayang orangtua akibat perceraian, kehilangan orang yang disayangi, tidak percaya diri, serta terpengaruh dengan sosial media.
Keterbatasan akses untuk mencari tempat curhat serta efek trauma psikologis ini bisa membuat rasa kesepian akan semakin parah. Pertimbangkan melakukan konsultasi pada psikolog, jika kesepian yang Anda rasakan tidak kunjung menghilang.