Seks sehat?
Ya. Itulah pertanyaan yang mengusik ketika diajukan dan banyak orang yang memonyongkan mulut pertanda jawaban dari ketidaktahuan.
Iya juga, ketika banyak orang yang salah kaprah mengartikan seks sehat.
Yang pasti, seks sehat bukan berasal dari frekuensi dan durasinya.
Seks sehat intinya adalah ketika masing-masing dari pasangan bahagia.
Maka, keduanya harus bersenang-senang saat melakukan hubungan seks.
“Kalau mengikuti tips posisi begini, gaya begitu, dan sederet saran lainnya, bisa-bisa jadi makin lemas. Jangan menjadikan tips untuk berhubungan seks yang sehat sebagai beban atau peer,” tandas seorang pakar seksologi.
Posisi atau gaya seheboh apa pun saat bercinta tak ada artinya bila salah satu atau bahkan kedua pasangan melakukannya sebagai beban.
Gaya bercinta yang dilakukan bisa jadi lagi-lagi sama, tapi tertawa-tawa, berciuman, dan saling menggoda di tempat tidur yang dilakukan dilakukan saat bercinta akan membuat seks lebih sukses.
Praktis, hubungan suami-istri menjadi lebih hangat dan intim.
Agar seks yang dilakukan tergolong sehat, perlunya good enough sex, sebuah teori yang dikemukakan Barry W. McCarthy, seksolog dari Amerika.
Ada lima hal yang harus dilakukan untuk bisa mendapatkan good enough sex yang pada akhirnya menjadikan seks sehat.
Pertama, jangan memaksakan keinginan pada pasangan. Apa pun tips yang diberikan sekalipun oleh seksolog, suami istri harus bersenang-senang saat berhubungan seks.
Lantas bagaimana kalau gagal menjalani tips.
Tak masalah.
Tertawakan saja kegagalan itu bersama.
Jangan dijadikan terlalu serius dan harus sesuai tips, atau bahkan akhirnya menyalahkan pasangan kalau tidak menuruti.
Teori good enough sex, menyebutkan bahwa seks seperti selera makan. Terkadang muncul situasi di mana kita sangat ingin melakukan hubungan seks, tapi di saat yang lain kadang kita sedang tidak mood.
Nah, terkadang pula pasangan memiliki kadar selera yang berbeda dari kita pada saat yang sama. Kalau sudah begini, diperlukan selera yang sama agar kedua pasangan bisa bertemu di tengah.
Kalau kita sedang menggebu untuk bercinta tapi pasangan sedang tidak mood, kita harus mencari cara supaya bisa sedikit menurunkan gairah. Sebaliknya, pasangan juga mencari cara agar bisa menaikkannya sedikit, sehingga bisa ketemu di tengah.
Cara kedua adalah be mindful.
Setiap individu,, memiliki kepekaan emosi terhadap pasangannya. Jadi, ketika seseorang berhubungan seks dengan pasangannya, seharusnya hati, pikiran, dan tubuhnya, juga fokus bersama pasangan.
Ketiga adalah berciuman.
Maksudnya, berciuman secara bergairah, bukan sekadar tanda berpamitan pergi.
Cara ini terkesan sepele tapi sering dilupakan banyak orang.
Ciuman juga bisa menjadi pemanasan sebelum berhubungan seksual.
Lainnya tatapan mata, yang juga dilupakan banyak orang.
Semakin banyak tatapan mata yang dilakukan seseorang terhadap pasangannya, makin besar kemungkinan dia memiliki hubungan seks yang sehat dan hangat.
Makanya luangkan waktu lima menit perhari untuk mengobrol dengan pasangan sambil melakukan kontak mata mesra.
Selanjutnya, ganti posisi bercinta dengan pasangan setidaknya dua bulan sekali. Kalau pun gagal, tidak masalah. Sebetulnya yang bagus sebulan sekali.
Jika semua tahapan di atas dijalani dengan baik, maka seks sehat dengan sendirinya tercipta.
Untuk Anda tahu, seks bukan hanya kebutuhan, tapi juga terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
Seks yang sehat mencakup fungsi prokreatif menghasilkan keturunan dan rekreatif kesenagan.
Pasangan yang menginginkan seks sehat harus bisa memenuhi kedua fungsi tersebut.
Seks yang sehat juga sebaiknya dilakukan dengan penuh rasa cinta dan kelembutan. Emosi masing-masing pasangan harus terlibat hingga menuju puncak.
Dalam penelitian Sexual Wellbeing Global Survey empat tahun silam diketahui kehidupan seks di negeri ini cukup baik. Buktinya, bagian terbesar dari laki-laki negeri ini menikmati hubungan seks yang sehat.
Walau pun begitu, masih banyak pasangan suami istri yang menikah dengan persepsi bahwa seks adalah yang paling penting sehingga orientasi suami istri tersebut hanya melulu soal seks.
Jadi, yang ditonjolkan lebih ke teknik, posisi, frekuensi, dan sebagainya. Ini mengakibatkan seks menjadi beban.
Senyatanya, seks adalah salah satu aspek dari banyak aspek yang membangun keharmonisan rumah tangga.
Yang lebih penting adalah kebersamaan, paduan dari kasih sayang, rasa hormat, mau berkorban dan tidak menang sendiri.
Kehidupan seks yang sehat haruslah didasarkan pada hal-hal tersebut.
Yang tak kalah penting, bila muncul masalah dalam relasi suami-istri termasuk dalam hubungan seks, segeralah komunikasikan berdua.
Komunikasi seksual ini sering terhambat, biasanya karena faktor psikologis atau karena sistem nilai (budaya) sehingga tak bebas dibicarakan.