Anda sering berdebat dengan pasangan Anda, yang terkadang menyangkut masalah sepele dan berujung pada ketidaknyamanan? Jawabannya pasti sering.
Lantas tahukah Anda cari mengalihkannya agar tidak terjadi “perang mulut,” yang terkadang bisa “perang benaran?”
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan.
Cobalah untuk tidak mudah terpancing amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak.
Pastikan Anda dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.
Anda mungkin tahu satu kesalahan yang banyak dilakukan perempuan adalah terlalu sering ngomel pada pasangan. Meski sebenarnya omelan terjadi karena kepedulian Anda yang tinggi pada si dia, namun cara ini hanya membuat suami jadi kesal.
Ingatlah bahwa tugas Anda sebagai pasangan adalah untuk mendorong si dia agar tetap bersemangat saat sedang menghadapi masalah.
Namun karena Anda menganggap si dia tidak tegas, dan tak bisa mengambil keputusan tepat, Anda pun berupaya untuk memotivasinya dengan cara yang keras.
Di telinga suami, “motivasi” Anda justru terdengar seperti omelan. Cara mendorong yang salah lewat omelan justru mengakibatkan pertengkaran. Cobalah untuk mengajaknya bicara dengan perlahan dan bahasa yang halus.
Nah, laman terbaru dari surat kabar terkenal Inggris terbitan London, “daily mail,” Selasa, 04 Agustus 2015, menulis secara spesifik tentang perbedaan dua kepribadian ini. Suami dan istri. Atau pasangan lelaki dan wanita.
Ketika dua individu dengan kepribadian berbeda menjalin suatu hubungan, perbedaan pendapat pasti sesuatul yang tak dapat dihindari.
“Daily Mail,” menyarankan, sebelum perbedaan pendapat menjadi panas dan justru memicu konflik berikutnya, ada baiknya memikirkan kembali enam aturan berdebat di antara pasangan ini.
Enam aturan, seperti ditulis “mail,” pertama, mulai pembicaraan dengan perlahan
Para peneliti menemukan bahwa munculnya konflik dapat ditentukan lewat tiga menit awal perdebatan.
Sarannya, gunakan kalimat dan intonasi suara yang halus, jangan bernada menyalahkan atau bahkan menyerang pasangan.
Selanjutnya coba cari tahu mengapa suatu hal yang diperdebatkan oleh pasangan Anda begitu penting baginya.
Dengan bertanya, secara tidak langsung dapat menunjukkan bahwa Anda peduli akan kebutuhan pasangan dan jawaban pasangan dapat menjadi pertimbangan saat Anda menawarkan solusi.
Setelah itu katakana secara langsung yang Anda maksud daripada meminta pasangan Anda membaca pikiran Anda.
Hal tersebut justru dapat menimbulkan kesalahpahaman dan frustasi.
Pilihlah kalimat yang enak. Sangat mudah mengatakan apa yang Anda inginkan dan tak inginkan kepada orang lain, yang sulit justru menjaga perasaan orang lain tersebut.
Cobalah untuk memilih setiap kalimat yang Anda lontarkan dengan seksama.
Alih-alih menjadi seseorang yang emosi dan bersikap negatif, tetaplah berpikir jernih dan coba lakukan empat hal diatas agar perdebatan tak memanas dan menimbulkan konflik.
Nah ini yang paling berat. Tanamkan sikap mengalah.
Bersadarkan penelitian yang dilakukan seputar pernikahan, sebanyak enam puluh sembilan persen konfilk pada pernikahan, pada faktanya memang tak dapat dihindari. Ini terjadi karena adanya perbedaan kepribadian antar pasangan.
Jika perdebatan terus terjadi karena masalah yang sama, cobalah bertanya pada diri sendiri, apakah perdebatan tersebut akan mengubah sesuatu, memberi keuntungan pada hubunganAnda, atau justru terus menjadi konflik dan tak ada penyelesaiannya.
Jika jawabannya yang terakhir, mengalahlah demi pernikahan Anda.