Duduk berjam-jam akan menyebabkan kematian dini?
Dan apakah Anda termasuk salah seorang yang duduk berjam-jam dengan kerja yang “mengasikkan”
Tentu saja tidak ada yang ingin terkena risiko kematian dini akibat duduk berjam-jam.
Namun, bagi sebagian orang yang bekerja di kantor, duduk di meja kerja selama berjam-jam merupakan hal yang biasa.
Rasa lelah, bosan, dan cepat mengantuk sering dirasakan.
Namun, tahukah Anda, berdiam diri berlama-lama di depan komputer tidak menjamin seseorang terhindar dari berbagai penyakit.
Justru, dari kurangnya aktivitas yang dilakukan, akan membuat tubuh Anda mudah terkena penyakit.
Penelitian menunjukan duduk yang berkepanjangan dapat membahayakan, walaupun kamu berolahraga secara teratur.
Hasil penyatuan dari lebih empat puluh penelitian, para riset menyimpulkan semakin banyak orang menghabiskan waktu seperti di meja kerja, di dalam mobil, maka semakin besar risiko kematian dini.
Hal ini terjadi karena beberapa penyakit bisa datang menyerang, seperti kardiovaskuler, kanker, dan terutama diabetes tipe 2.
Olahraga teratur apalagi dengan tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi, seolah mengurangi efek berbahaya ini. Namun, langkah itu sebenarnya tidak menghilangkan sepenuhnya efek itu.
Untuk mengurangi waktu duduk, ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan:
Analisis lebih dari dua belas studi menyimpulkan bahwa kita memerlukan latihan ringan.
Durasi latihan itu minimal enam puluh menit sehari. Hal ini untuk mengatasi peningkatan risiko kematian dini karena duduk lama.
Di tempat kerja, berdirilah selama beberapa menit setiap setengah jam. Anda bisa menelpon atau minum kopi sejenak.
Untuk melakukan hal ini saat pertemuan, gunakan meja yang membuat kamu memungkinkan untuk berdiri dan duduk dengan mudah.
Parkirlah mobil Anda sejauh mungkin dari pintu masuk kantor. Hal ini akan membuat kamu punya waktu untuk berjalan dengan jarak yang cukup jauh.
Berdirilah ketika Anda naik bus atau naik kereta. Jika Anda berdiri, Anda punya waktu meregangkan otot sejenak.
Langkah ini sekaligus tidak menambah waktu duduk setelah seharian duduk di kantor.
Di rumah, Anda juga bisa memilih berdiri untuk mengerjakan tugas sambil menonton televisi. Intinya, Anda perlu berdiri secara teratur dari meja kerja.
Penelitian dari Eropa, Amerika Utara dan Australia menemukan bahwa pentingnya bergerak aktif ketika berada di meja kerja.
Orang yang duduk lebih dari delapan jam dan kurangnya aktivitas meningkatkan lima puluh sembilan persen risiko kematian dibandingkan sekelompok orang yang duduk kurang dari enam jam dan melakukan aktivitas lebih dari enam puluh menit.
Jadi, mulai sekarang usahakan untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik.
Selain menjaga kesehatan, hal itu akan membuat aktivitas bekerja terasa tidak membosankan. Pada akhirnya, hal ini juga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Michael Lanning ahli terapi tulang punggung dari Gonstead Clinics Amerika Serikat, mengatakan bahwa duduk di kursi adalah bentuk kurang natural ketika seseorang ingin beristirahat.
ada dasarnya, tubuh manusia tidak didesain untuk duduk di kursi, tapi didesain untuk jongkok.
Masyarakat Asia dan Afrika masih menggunakan jongkok sebagai bentuk relaksasi ketika mereka merasa lelah.
Beberapa orang di Asia lebih memilih jongkok saat menanti kereta atau bus yang akan mereka tumpangi. Uniknya, posisi jongkok ini justru mencegah stres pada tulang belakang.
Artinya, ketika seseorang menghabiskan lebih banyak waktu duduk di kursi, maka tubuh akan beradaptasi dengan kebiasaan yang tidak sesuai dengan geometri tubuh, dan tentu hal ini dapat memicu gangguan kesehatan seperti, gangguan peredaran darah, penurunan kekuatan otot, penyusutan otot, mudah cedera hingga serangan kanker.
Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Universitas Leicester di Inggris yang dimuat pada jurnal Diabetologia tersebut mengindikasikan bahwa duduk terlalu lama dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit berat, seperti serangan jantung, diabetes, bahkan sampai kematian dini.
Penyakit jantung dan diabetes berpeluang diderita oleh orang yang sering duduk di atas delapan8 jam setiap harinya.
Bahkan, sekalipun telah membiasakan diri dengan aktif berolahraga selama minimal tiga puluh menit tiap hari, namun kemudian masih duduk selama berjam-jam dalam tiap harinya, risiko terjangkit penyakit-penyakit tersebut tetap tinggi.
Jurnal Medicine and Science in Sport and Exercise menjelaskan hasil penelitian bahwa orang yang memiliki kebiasaan duduk selama dua puluh tiga jam dalam seminggu menjadi alasan kuat seseorang terkena penyakit jantung.
Secara gamblang, hasil penelitian itu menyebutkan bahwa mereka yang memiliki kebiasaan duduk terlalu lama memiliki risiko kematian enam puluh tiga persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang duduk kurang dari sebelas jam per minggunya.