Majalah “reader digest,” dalam edisi terbarunya kembali menulis tentang daya tahan seseorang terhadap waktu bercinta.
Menurut tulisan di majalah terkenal itu, kebanyakan orang secara naluriah akan merasakan bahwa bercinta dengan pasangan menimbulkan rasa puas, nyaman, dan membuat kita lebih dekat dengan pasangan.
Hal itu dibenarkan ilmu pengetahuan, di mana penelitian menunjukkan bahwa seks mendorong tubuh melepaskan hormon dopamin yang memberi rasa nyaman, dan hormon oksitosin yang meningkatkan ikatan batin dengan pasangan.
Yang menjadi pertanyaan adalah berapa lama sensasi menyenangkan atau ” afterglow” itu bertahan setelah orang bercinta?
Ternyata, menurut survey, rasa itu tetap melekat pada tubuh meskipun Anda telah mengenakan kembali pakaian Anda.
Periset melihat dua penelitian tentang pasangan-pasangan yang baru menikah – penelitian pertama melibatkan sembilan puluh enam pasangan, dan kedua seratus delapan belas pasangan.
Selama dua minggu, para pasangan itu diminta menulis catatan harian soal hubungan seks dan perasaan mereka.
Mereka juga mengikuti tes kualitas perkawinan yang berlanjut empat sampai enam bulan kemudian.
Yang menarik, menurut hasil penelitian yang dimuat dalam The Journal Psychological Science itu, perasaan afterglow setelah bercinta ternyata bertahan hingga dua hari.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa rasa itu tetap meningkat empat puluh delapan jam setelah berhubungan seks,” ucap Andrea Meltzer, seorang ilmuwan psikologis di Florida State University yang memimpin riset tersebut.
Walau ada perbedaan antar pasangan soal frekuensi bercinta, namun afterglow empat puluh delapan jam itu bertahan konsisten baik pada mereka yang lebih sering bercinta maupun yang relatif jarang, dan tidak terpengaruh sudah berapa lama mereka bersama, atau berapa umur dan jenis kelamin mereka.
Lamanya afterglow juga mempengaruhi tingkat kebahagiaan suatu hubungan. Mereka yang mengalami sensasi nyaman lebih lama kebanyakan juga memiliki pernikahan yang bahagia.
Tentu saja, saat periode bulan madu berakhir, kepuasan perkawinan rata-rata turun pada setiap pasangan. Ini terbukti pada saat para peneliti menindaklanjuti empat sampai enam bulan kemudian.
Walau begitu afterglow membantu mempertahankan percikan cinta dan ikatan batin antar pasangan. Mengapa demikian?
Psikolog klinis Shannon Kolakowski, PsyD, mengatakan bahwa sebagian besar afterglow tercipta karena kondisi positif yang mendorong terjadinya hubungan seks, seperti rasa dicintai dan terhubung, rasa kebersamaan, dan perasaan diinginkan.
“Dan apa yang menopang afterglow adalah hubungan seks itu sendiri, yang membuat pasangan memiliki pengalaman bersama, yang memperkuat perasaan baik ini,” paparnya.
Karenanya, jika Anda sudah lama tidak bercinta dengan pasangan, pertimbangkan kembali untuk melakukannya. Seks malam ini bisa membuat Anda tersenyum berhari-hari.
Menurut peneliti lainnya, Eric Corty, untuk memuaskan pasangan nggak harus dengan seks yang “tahan lama”.
Memang benar, kok. Faktanya, ada banyak hal yang memengaruhi tingkat kepuasan pasangan saat bercinta, mulai dari stimulasi pda zona erotis, seks oral, atau dengan menggunakan seks toys.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya, yang mengungnkapkan bahwa durasi ideal penetrasi seks
Akan tetapi, hal tersebut bukanlah ukuran yang tetap karena kembali pada pribadi masing-masing.
Pria dan wanita tentunya memiliki preferensi tersendiri, seperti jenis kegiatan bercinta mana yang bisa membuatnya nyaman dan tingkat kepuasannya tinggi.
Pendapat lain dikemukakan oleh penulis buku “The Sex Myth”, yakni Rachel Hills. Ia mengatakan bahwa tingkat kepuasan seks dapat diukur dari kecilnya rasa tertekan untuk memuaskan pasangan.
Ya, tentunya beberapa orang merasa ingin sekali memuaskan pasangannya sehingga hal itu menjadi tekanan sendiri baginya.
Menurut Rachel, yang terpenting adalah fleksibilitas dan nggak memusingkan ekspektasi yang belum tentu benar.
Sementara itu, Dr Brendan Zietsch dari University of Queensland mengatakan jika, “Waktu rata-rata atau ideal pasangan untuk melakukan hubungan intim adalah lima menit. Kurang dari itu bisa saja menyebabkan ketidakpuasan di salah satu pihak. Tapi, lebih dari itu juga akan berpotensi membuat pasangan merasa kelelahan.”
Durasi atau lama berhubungan intim itu sendiri dihitung dari mulainya seorang pria dan wanita melakukan penetrasi hingga terjadinya ejakulasi.
Waktu ini tidak termasuk waktu untuk melakukan pemanasan atau forplay.
Meski para peneliti telah menemukan berapa lama waktu ideal atau rata-rata pasangan melakukan hubungan intim?
Penemuan ini tidak serta merta membuat pasangan yang melakukan hubungan intim selama waktu ini bisa merasa puas dan mendapat orgasme terbaik.
Para ahli mengungkapkan bahwa kepuasan dan orgasme bisa dicapai bisa kurang dari lima menit atau bahkan lebih.
Kepuasan ini tergantung pada kondisi fisik dan psikis pasangan. Ketika kedua pasangan sama-sama maksimal dan fokus untuk melakukan hubungan intim, mereka bisa saja mendapat kepuasan kurang dari lima menit.
Tapi, untuk mereka yang sedang dilanda stres dan pikiran berat serta tidak fokus, bisa jadi mereka membutuhkan waktu berhubungan intim hingga tiga puluh menit untuk mencapai kepuasan maksimal.
Temuan lain juga menemukan bahwa semakin banyak usia seseorang, maka semakin pendek durasi waktunya melakukan hubungan intim.
Selain performa fisiknya yang semakin menurun, usia yang sudah tua juga memungkinkan seseorang cepat merasa puas atau orgasme.