Anda pernah menghitung berapa kali pasangan atau istri Anda menyatakan dirinya gemuk dalam satu hari?
Nah, jangan marah dan bingung.
Seperti ditulis laman situs “nypost,” Senin, 17 Juli, pernyataan itu memang sudah menjadi khasnya wanita.
Dengar saja obrolan antara perempuan tentang tubuh gemuk ini. Ternyata bisa jadi menjadi masalah.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa setiap pekan, empat dari lima perempuan muda terlibat dalam “obrolan tentang tubuh gemuk” baik tentang penampilan mereka sendiri atau penampilan orang lain.
Dan ini memiliki efek serius pada citra tubuh mereka.
Dr. Jacqueline Mills, seorang dosen psikologi di Cairnmillar Institute, pada akhir tahun 2016 meneliti hubungan antara apa yang wanita bicarakan dan bagaimana dampaknya terhadap penampilan mereka.
Menurut Mills, banyak perempuan menyampaikan hal-hal yang terdengar biasa pada teman-temannya, seperti “aah perut saya terlalu gendut” atau “pahaku sudah mulai membengkak” untuk menunjukkan kekhawatiran mereka.
Namun ternyata obrolan soal tubuh seperti ini membuat orang kemudian terlalu mencari bentuk ideal, yang pada gilirannya membuat tidak puas akan kondisi tubuhnya saat ini.
Mills menemukan hal ini setelah meneliti obrolan dari seratus tiga puluh lima wanita menggunakan aplikasi yang mengirimkan survei mini setiap hari.
Hasilnya menunjukkan bahwa delapan puluh dua persen peserta terlibat obrolan soal bentuk tubuh selama periode waktu itu dan, yang mengejutkan, dua puluh tujuh persen dari semua pembicaraan antara wanita itu adalah soal tubuh gemuk.
Sebanyak tujuh puluh satu persen peserta juga menyampaikan komentar negatif tentang tubuh atau penampilan mereka sendiri, tujuh puluh persen peserta memberi komentar negatif tentang tubuh atau penampilan orang lain, danempat puluh sembilan persen mendengar orang lain membicarakan tentang tubuh gemuk. Benar-benar topik yang sangat umum,” kata Mills seperti disampaikan lewat ScienceDirect.
Dia juga mengatakan bahwa para perempuan biasanya membandingkan tubuh mereka dengan teman atau selebriti di media sosial. Hal ini semakin memperkuat perasaan negatif tentang bagian tubuh mereka.
Jadi mengapa begitu banyak wanita jatuh ke dalam perangkap percakapan ini?
“Penelitian lain menunjukkan bahwa para perempuan meyakini terlibat dalam pembicaraan soal tubuh adalah sesuatu yang diharapkan dari mereka, dan seolah sudah menjadi hal yang biasa untuk berbicara secara negatif tentang tubuh Anda,” kata Mills.
Namun tanpa disadari, akibat dari jenis pembicaraan seperti ini berdampak serius.
Ketidakpuasan terhadap tubuh sendiri bisa meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, serta mendorong kebiasaan tidak sehat dalam pola makan dan olahraga, seperti menahan diri untuk tidak makan atau memaksa diri berolahraga berlebihan.
Untuk menghindari dampaknya, Mills menyarankan setiap perempuan agar merasa nyaman dengan tubuhnya sendiri.