Membenci diri sendiri menjadi salah satu sikap yang mungkin hampir setiap orang pernah alami. Setiap hari dan setiap saat Anda mungkin tidak dapat berhenti mengkritik diri sendiri untuk setiap kesalahan yang dibuat.
Jika dibiarkan, sikap ini bisa membuat Anda jadi tidak berkembang. Lantas, mengapa seseorang bisa membenci dirinya sendiri dan bagaimana menghentikannya? Simak ulasan di bawah ini.
Kata-kata “saya benci diri saya sendiri” berasal dari suara hati yang kerap dialami oleh berbagai orang, tanpa mengenal jenis kelamin dan usia.
Pikiran negatif tersebut biasanya muncul karena berbagai faktor, seperti salah satunya memiliki masa lalu yang buruk.
Selain itu, ada beberapa penyebab mengapa suara hati tersebut terus mengganggu kepala dan memengaruhi hidup Anda sendir
Seperti yang dilansir dari Psych Alive, penelitian yang dilakukan oleh dua psikolog, yaitu dr. Robert dan Lisa Firestone, menemukan bahwa trauma jadi salah satu penyebab seseorang membenci diri sendiri.
Orang yang masa lalunya punya trauma tertentu cenderung memiliki cara pandang berbeda terhadap dirinya.
Jika orangtua atau orang terdekat Anda semasa kecil menanamkan pandangan yang buruk terhadap Anda sendiri, hal ini akan berpengaruh sampai dewasa.
Misalnya, anak-anak yang mengalami kekerasan fisik dan emosional cenderung memandang dunia tidak aman dan menganggap orang lain berbahaya.
Pada saat mereka tumbuh dewasa, ada beberapa anak yang mengembangkan pola pikir bahwa mereka tidak layak untuk dicintai.
Bahkan, kata-kata tersebut mungkin terlontar dari orangtua mereka sendiri. Hal ini membuat ucapan tersebut terus hidup di dalam diri mereka sampai akhirnya membenci dirinya sendiri.
Selain trauma masa kecil, mencoba menyenangkan orang lain ternyata bisa mengembangkan kebencian terhadap diri sendiri, mengapa demikian?
Ketika Anda punya prinsip menyenangkan orang lain tetapi gagal membuatnya bahagia, perasaan benci terhadap diri sendiri bisa muncul. Hal ini terjadi kemungkinan karena Anda merasa mengecewakan orang tersebut.
Oleh karenanya, ketika Anda berada di posisi itu, Anda mungkin merasa tidak bernilai karena tidak bermanfaat bagi orang lain.
Memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi juga bisa menumbuhkan kebencian terhadap diri sendiri.
Sebenarnya, ingin mengerjakan suatu pekerjaan dengan hasil terbaik adalah keinginan yang wajar. Akan tetapi, ketika standar yang harus dipenuhi terlalu tinggi, hal ini bisa saja dapat menyakiti diri Anda sendiri.
Standar yang terlalu tinggi tersebut bisa membuat Anda merasa gagal jika tidak dapat memenuhinya.
Hal ini nantinya akan menimbulkan kritik batin terhadap diri sendiri. Akibatnya, perasaan kecewa pun tidak dapat dihindari.
Perasaan kecewa ini bisa berujung pada membenci diri sendiri terlebih jika lingkungan Anda mendukung hal tersebut.
Misalnya, setelah lulus dari universitas yang cukup bergengsi, Anda berharap bahwa gaji pertama Anda lebih dari 8 juta. Padahal mungkin kemampuan Anda belum mumpuni untuk mendapat gaji dengan nominal tersebut.
Ketika harapan tersebut tidak tercapai, Anda bisa saja menyalahkan diri sendiri hingga timbul rasa benci. Padahal, bukan Anda yang salah, hanya saja ekspektasi Anda terhadap sesuatu terlalu tinggi.
Supaya diri Anda terbebas dari perasaan benci yang mungkin memengaruhi kondisi kejiwaan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Salah satu cara agar perasaan benci terhadap diri sendiri bisa berkurang adalah mengurangi kritikan terhadap diri sendiri.
Terdengar mudah memang, tetapi akan sulit dilakukan jika Anda tidak benar-benar berniat dari dalam hati. Selain itu, cobalah untuk lebih menghargai usaha yang telah diperbuat meski belum membuahkan hasil yang maksimal.
Membenci diri sendiri tidak jarang membuat Anda menutup diri dari pujian orang lain.
Seseorang biasanya memberikan pujian karena usaha yang sudah Anda lakukan. Namun karena hasilnya tidak sesuai dengan yang Anda harapkan, pujian tersebut dianggap tidak berarti.
Padahal, jadikan pujian tersebut sebuat motivasi agar Anda bisa menjadi lebih baik lagi di kemudian hari. Ucapkan terima kasih pada seseorang yang sudah memuji Anda, jangan justru menolaknya.
Dengan mencintai diri sendiri, kebencian yang ada di dalam diri sebenarnya bisa hilang.
Mungkin konsep mencintai diri sendiri terdengar membingungkan. Akan tetapi, coba mulai dengan berpikir bagaimana Anda memperlakukan teman atau orang yang Anda cintai saat mereka dilanda kegagalan.
Apakah Anda akan mengkritik mereka habis-habisan ketika melakukan suatu kesalahan atau membencinya?
Bukankah ketika Anda mencintai orang lain dan orang tersebut melakukan kesalahan, Anda dengan senang hati mengingatkan bahwa tidak ada yang sempurna?
Nah, hal itu juga yang perlu Anda lakukan pada diri sendiri.
Seorang psikolog di Amerika Serikat, dr. Kristin Neff, PhD, kepada Verywell Health, mengatakan belajarlah untuk mencintai diri sendiri.
Mencintai diri sendiri artinya Anda memahami bahwa kegagalan tersebut bisa terjadi dan memang benar tidak ada manusia yang sempurna dalam melakukan sesuatu.
Kunci utama untuk meredam perasaan benci terhadap diri sendiri adalah memaafkan diri sendiri.
Memaafkan diri sendiri dapat dilakukan dengan belajar dari kesalahan yang pernah diperbuat. Walaupun mungkin tidak mudah, Anda bisa bergerak maju jika mampu memaafkan diri sendiri.
Ada beberapa tahap yang bisa Anda lakukan agar proses ini bisa berhasil, seperti: mengakui dan belajar dari kesalahan yang pernah diperbuat.
Kemudian perjelas lagi apa yang benar-benar Anda inginkan dan melakukan saran yang pernah Anda berikan kepada orang lain saat ia menemui kegagalan.
Membenci diri sendiri mungkin jadi perasaan yang sudah ada sejak lama dan menghentikannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun dengan niat yang kuat, hal ini bukan tidak mungkin untuk dilakukan.
Jika Anda merasa kesulitan, temui seorang ahli atau psikolog untuk bantu temukan jalan keluarnya.