Kecenderungan makan di luar atau yang biasa dikenal dengan istilah “wisata kuliner” kini kian digemari oleh masyarakat. Bahkan di Amerika Serikat, menurut catatan yang dihimpun oleh sebuah lembaga kuliner di sana, rata-rata dalam seminggu, orang bisa melakukannya empat sampai lima kali dalam seminggu.
Kecenderungan ini tentu tidak hanya terjadi di Amerika Serikat sana, yang terkenal dengan makanan siap saji dan restoran kuliner yang beragam untuk komunitas yang plural. Di Indonesia, bahkan di Aceh sendiri, “trend” kuliner dengan kekayaan kultur makanan yang sangat beragam, makan di luar sudah menggejala sebagai kebutuhan yang terjadwal.
Namun, wisata kuliner yang tidak terkontrol dapat menjadi salah satu pemicu naiknya berat badan bahkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan penyakit kesehatan serius lainnya. Terutama apabila menu yang dipilih adalah makanan yang kandungan lemak jenuh dan kalori tinggi.
Menurut seorang ahli kesehatan dari University of Alabama di Birmingham, Inggris, tren wisata kuliner yang tidak terkontrol dapat jadi fenomena yang mengkhawatirkan. “Anda akan mudah menambah berat badan ketika kebiasaan Anda memiliki kebiasaan makan yang buruk, salah satunya dengan jajan yang tidak terkontrol. Hal itu juga yang menjadi rumus bagi gangguan kesehatan jantung,” ujar Jody Gilchrist, praktisi perawat di UAB Heart & Vascular Clinic di Acton Road dalam sebuah rilis berita universitas.
“Jika Anda penggemar makan di luar dan tidak hati-hati dengan apa yang dimakan, maka Anda dapat terkena sindrom metabolik yang merupakan faktor risiko dari penyakit jantung, dan problem kesehatan lainnya, termasuk kolesterol tinggi dan diabetes,” tambahnya.
Departemen Pertanian Amerika Serikat, yang bertanggung jawab terhadap kualitas kuliner, telah merilis sebuah peringatan tentang bahaya makan di luar yang tidak terkontrol. Menurut publikasi itu, setiap satu kali setiap minggu makan di luar dapat menambah bobot sekitar 900 gram per tahun.
Namun sebenarnya tidak perlu menghentikan hobi ini, lantaran ada cara untuk menghindari tambahan kalori dan melindungi kesehatan jantung selagi makan di luar.Untuk itu, Gilchrist menyampaikan beberapa kiat untuk membuat pilihan makanan yang lebih sehat saat makan di luar:
- Bersiaplah. “Jika Anda akan makan di luar, maka Anda perlu mencari tahu kalori yang akan dimakan sebisa mungkin. Cobalah untuk mencari di internet daftar kalori dari suatu makanan. Lalu pilihlah menu yang palin sehat di tempat Anda makan,” saran Gilchrist.
- Batasi porsi. Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan bahwa porsi besar di restoran dikaitkan dengan obesitas. Maka Gilchrist menyarankan untuk membagi porsi dengan rekan, atau memesan porsi yang paling kecil.
- Pertimbangkan tentang proses dan cara penyajian makanan. Kuncinya adalah memilih makanan dengan teknik penyiapan yang baik. Hindari makanan yang digoreng, diberi mentega, krim, dan keju berlebihan. Melainkan pilihlah makanan yang dipanggang, rebus, bakar, kukus, atau tumis.
- Kurangi komposisi tertentu. Cobalah untuk mengurangi keju di atas pizza, dan ganti dengan sayuran sebanyak yang Anda mampu tambahkan dalam makanan. Sayuran dapat membuat Anda kenyang lebih cepat dan menambah nutrisi.