Anda salah seorang istri yang menikmati tidur di atas dada suami?
Kalau jawabannya iiya, posisi tidur yang Anda jalani itu merupakan refleksi dari hubungan yang berkualitas sebuah pernikahan.
Menurut Steve Pickering, MD, seorang pakar tidur dan konsultan keluarga, posisi tidur merupakan sesuatu yang natural dan bisa mencerminkan hubungan cinta Anda berdua.
“Berpelukan dan tidur di atas dada suami diasosiasikan dengan posisi tidur pasangan pengantin baru. Hal ini merepresentasikan cinta yang menggebu-gebu.”
“Pasangan yang terbiasa tidur dengan posisi ini tidak terlalu memusingkan kualitas tidur asalkan terus bersentuhan dengan suami dalam lelap,” terangnya.
Umumnya, pasangan yang terbiasa tidur dengan posisi seperti ini menjalani pernikahan yang benar-benar romantis, harmonis, dan selalu ingin berdekatan.
Posisi ini dinilai sangat manis dan sering dilakukan oleh mereka yang baru menikah. Sayangnya, hanya empat persen dari pasangan yang diteliti menyukai gaya tidur seperti ini.
Memang ada beberapa posisi tidur pasangan suami istri, dan Steve pun menguraikan lima posisi tidur berserta makna yang tersirat mengenai kondisi pernikahan
Pertama posisi tidur memeluk dari belakang
“Posisi itu disebut dengan spooning, sebuah posisi klasik yang romantis memperlihatkan sikap memberikan perlindungan pada sosok yang mereka peluk,” jelas Steve.
Bisa juga saling membelakang tapi punggung saling bersentuhan
“Tidur dengan membelakangi tetapi bagian tubuh belakang, entah bokong atau punggung masih bersentuhan, merupakan refleksi sebuah hubungan yang baik.”
“ Pasangan saling mendukung meski tidak harus bermesraan setiap saat. Adanya bagian tubuh yang menyentuh menandakan rasa membutuhkan,” urainya.
Lainnya, posisi menyamping tetapi berjauhan
“Pasangan yang sering tidur dalam posisi ini bisa jadi tidak romantis tetapi saling mencintai dan saling melindungi,” terangnya.
Ada lagi posisi tidur yang tidak sama
“Anda menyamping dan suami tidur terlentang, posisi tidur yang berbeda menunjukkan pasangan yang mandiri tetapi masih menjaga komunikasi demi pernikahan terus langgeng,” ungkap Corrine Sweet, seorang psikolog.
Memang banyak orang yang mengatakan bahwa tidur bersama merupakan kunci dari pernikahan yang bahagia, di samping rasa menghargai dan komunikasi yang baik.
Kadang Anda terbangun di tengah malam dan menemukan pasangan di pojok tempat tidur sedangkan Anda mengambil hampir seluruh sisi dari tempat tidur.
“Hal ini menunjukkan bahwa dalam hubungan yang sebenarnya, Anda mempunyai peranan yang lebih penting dan lebih mendominasi ketimbang pasangan,” tambah Sweet
Tidur dengan gaya seperti ini memiliki arti bahwa hubungan saling menuntut satu sama lain.
“Posisi ini menunjukkan bahwa Anda dan pasangan memerlukan keintiman dan komunikasi yang lebih baik lagi,” kata Sweet.
Bahkan dalam keadaan terlelap, kalian sama-sama menuntut perhatian dan keintiman.
Bertentangan dengan apa yang diungkapkan di atas, tidur terpisah juga dapat membantu kehidupan pernikahan .
Bahkan, sebuah studi empat tahun lalu oleh Ryerson University di Toronto, tidur terpisah memiliki efek positif dalam pernikahan.
“Penting bagi kita untuk mengingat bahwa setiap orang memiliki cara tidur ideal yang berbeda-beda,” usul Zayde.
Jadi, misalnya, bila salah satu pasangan mendengkur keras atau memiliki gaya tidur berbeda, berbagi tempat tidur dapat menyebabkan rasa marah dan frustasi.
“Untuk pasangan seperti ini, tidur terpisah adalah keputusan yang praktis dengan tujuan utama agar masing-masing dapat tidur dengan nyenyak,” kata Zayde.
Seperti yang kita ketahui, tidur dapat mempengaruhi perasaan seseorang. Kurang tidur dapat menyebabkan orang mudah marah, tidak sabar dan sulit mengontrol emosi.
“Mendapatkan tidur yang cukup akan meningkatkan perasaan positif yang dapat berpengaruh dalam interaksi pasangan,” jelasnya.
Zayde juga menambahkan, “bagi orang-orang yang sudah terbiasa memiliki ruang personal, sulit bagi mereka untuk melepaskannya saat memasuki suatu hubungan.”