Ada ungkapan umum yang menyebut, “perempuan selalu ‘bisa’ tapi tak selalu ‘mau’, sementara pria selalu ‘mau’ tapi tak selalu ‘bisa'”.
Kalimat itu merujuk pada perbedaan hasrat seksual yang terjadi antara pria dan wanita. Namun benarkah ungkapan tersebut?
Ya, secara mental, mungkin lelaki bisa saja merasa siap untuk membahagiakan pasangan di atas ranjang.
Namun, bukan tak mungkin pada suatu ketika pria yang kehilangan gairah dan merasa ‘loyo’.
Ya, jika kondisi semacam ini jarang terjadi, biasanya bukan dampak dari masalah yang besar.
Namun sebaliknya, jika kondisi itu terjadi setiap hari, maka mungkin Anda sedang berada dalam masalah besar.
“Beberapa orang menganggap dorongan seks rendah tidak akan terjadi pada pria. Tapi nyatanya, hal itu adalah hal yang nyata.”
Demikian diungkapkan Andrea Fagiolini peneliti dari University of Siena, Italia.
ndrea Fagiolini juga mencatat, menurunnya gairah seksual pria tidak selalu diakibatkan oleh kondisi psikologis. Tapi, hal ini sering kali bersifat fisiologis.
“Ada beberapa faktor yang mempengaruhi libido Anda yang mungkin tidak Anda perhatikan,” katanya.
Ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab melemahnya gairah seksual pada pria.
Pertama penumpukan lemak yang menghambat gairah seksual ini bukan hanya efek psikologis tetapi juga efek fisiologis.
Riset Clinical Endocrinology dua tahun lalu menemukan, orang dengan “obesitas sentral” atau lingkar pinggang lebih dari seratus duacentimeter, memiliki tingkat testosteron yang jauh lebih rendah, daripada pria langsing.
“Salah satu penyebab paling umum dari penurunan libido adalah testosteron rendah,” ucap Fagiolini.
Menurut dia, salah satu area otak yaitu amigdala, yang terkait dengan hasrat seksual memiliki reseptor testosteron yang melimpah.
Bila ada cukup testosteron, hormon tersebut akan membakar reseptor tersebut, dan membangkitkan libido.
“Tapi, jika kadar testosteron tidak cukup akan mengakibatkan kurangnya gairah seksual,” tambahnya.
Riset terbaru juga mengungkap, terapi hormon pun ternyata tidak bisa efektif untuk mengatasi kadar testosteron yang rendah ini.
Riset tersebut dilakukan dengan mengamati seratus lima puluh enam uji coba terkontrol secara acak.
Para periset mencatat, suplementasi testosteron tidak menunjukkan manfaat yang konsisten untuk fungsi seksual atau peningkatan libido.
Sementara itu, suplemen mungkin dapat membantu. Tapi, Anda perlu mengkonsultasikannya dengan dokter.
Atau mungkin, ada cara lain untuk meningkatkan hormon testosteron secara alami yang patut dicoba juga.
Hal paling efektif untuk mengatasi masalah ini adalah olahraga. Satu studi menemukan, melatih kebugaran tubuh secara progresif dapat mendorong pelepasan testosteron lebih banyak.
Ini juga dapat membantu menjaga usus Anda tetap terkendali.
Dalam sebuah penelitian lainnya di Italia, para periset merekrut pria yang didiagnosis menderita gangguan gairah seksual, dan meminta mereka duduk di depan kotak cahaya setiap hari selama dua minggu.
Separuh dari kelompok tersebut diberi cahaya dengan intensitas tinggi dan serupa dengan sinar matahari alami. Sementara itu, separuh lainnya diberi dengan intensitas yang lebih kecil.
Hasilnya, mereka yang mendapat intensitas cahaya tinggi melaporkan perubahan signifikan pada tingkat hasrat seksual dan juga tingkat kepuasan seksual yang lebih tinggi.
Fagiolini, yang memimpin penelitian ini, mengatakan kondisi ini terjadi karena cahaya terang menghasilkan lebih banyak bahan kimia hipofisis yang disebut hormon luteinizing.
“Semakin besar hormon lutenizing, semakin besar kadar testosteron Anda,” kata dia.
“Kami dapat merekomendasikan pengobatan ini untuk disfungsi seksual. Ini adalah cara alami yang tidak memiliki efek samping,” tambahnya.
Anda bisa mencoba dengan kotak cahaya yang menyediakan 10.000 LUX (satuan intensitas cahaya), dan dilengkapi filter UV.
Klinik Mayo merekomendasikan menggunakan kotak itu selama 20 sampai 30 menit dalam waktu satu jam pertama setelah bangun tidur, dengan duduk sekitar 1-1,5 meter.
Selain itu, mata harus terbuka. Tapi, jangan melihat cahaya dengan langsung.
Namun, Fagiolini masih menyarankan pria untuk berbicara dengan dokter sebelum mencoba cara ini.
Hal ini karena ada beberapa kondisi seperti glaukoma yang bisa memburuk dengan terapi cahaya.
Dengkuran mungkin pertanda mengapa gairah seksual Anda menurun. Mendengkur bisa menjadi gejala sleep apnea.
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang berpotensi serius ketika napas berhenti dan berlanjut berulang kali. Ini juga terkait dengan menurunnya kadar testosteron.
Hasil riset yang dirilis dalam The Journal of Sexual Medicine mengungkapkan, hormon testosteron naik saat Anda tidur, tapi menurun saat Anda mengorok.
Riset tersebut juga menemukan fakta, dari 401 pria yang mendapatkan tes untuk sleep apnea, 70 persen juga mengalami disfungsi ereksi.
Mereka juga berjuang untuk melawan turunnya hasrat seksual dan kepuasan dalam bercinta ini.
Abbas Mansour, Direktur the Sleep Lab at Baptist Easley Hospital di AS, mengatakan, ada banyak cara untuk mengurangi sleep apnea.
“Melakukan sleep study atau mengecek apa yang terjadi pada tubuh selama tidur dan mendapatkan perawatan dapat mengurangi gejala itu,” katanya.
Mansour menambahkan, selain berpotensi meningkatkan libido dan mengurangi dengkuran saat tidur, hal ini juga dapat menurunkan risiko gangguan kesehatan serius lainnya.
“Anda bisa mengurangi risiko hipertensi, masalah jantung, dan stroke,” tambah dia.
Bila Anda menghadapi masalah kesehatan, obat bisa menjadi solusi ajaib. Tapi, obat-obatan juga memiliki dampak negatif pada libido.
“Anda harus berkonsultasi tentang ini pada dokter. Jangan malu dengan topik ini,” kata John William McEvoy dari Johns Hopkins Medicine.
“Dokter Anda perlu tahu apakah ada efek samping obat Anda, tidak peduli apa pun kemungkinannya,” tambahnya.
McEvoy juga mengatakan, obat tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan masalah seksual karena mereka bersifat diuretik.
“Obat diuretik menurunkan aliran darah ke seluruh tubuh-termasuk ke penis Anda. Bila itu terjadi, ini yang menyebabkan Anda sulit ereksi dan menghambat gairah seksual Anda,” ucapnya.
Menurut Klinik Mayo, obat umum lainnya yang telah dilaporkan memiliki efek pada libido adalah antidepresan dan opioid seperti oksikodon dan morfin. Ini bisa menurunkan kadar testosteron dan menekan fungsi seksual.
Selain itu, obat penyubur rambut juga bisa menyebabkan turunnya gairah seksual.
Empat persen pria yang menggunakan obat ini mengalami efek samping seksual seperti penurunan libido dan disfungsi ereksi
Sementara itu, sebanyak dua persen pria yang mengonsumsi plasebo (zat yang menyerupai obat tetapi tidak memiliki kandungan obat) mengalami masalah yang sama.
Sebaiknya, Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Kortisol adalah hormon yang membantu Anda mengatasi stres. Tapi, jika kadar hormon ini terlalu tinggi, tubuh Anda akan bekerja lebih cepat.
“Pada dasarnya, ini seperti alarm yang berdentang selama berhari-hari dan tidak pernah mematikannya,” ucap Sara Gottfried, penulis The Hormone Cure.
Dia mencatat bahwa kortisol memainkan fungsi vital dalam memodulasi sistem kekebalan tubuh, mengatur gula darah, dan menjaga tekanan darah tetap stabil.
Sara Gottfried juga mengatakan, kadar kortisol tinggi dari waktu ke waktu justru menjadi masalah utama.
“Bila kadar kortisol Anda berada pada tingkat maksimum, semuanya akan terpengaruh,” ucap Gottfried.
“Anda menjadi sulit tidur, lemak tubuh meningkat, menjadi mudah cemas, dan peradangan sistematik juga meningkat. Ini juga menyebabkan masalah tiroid. Semua efek ini juga berdampak pada libido Anda,” tambahnya.
Demi mengatasinya, Anda harus bisa memanejemen tingkat stres. Anda bisa menarik napas dalam-dalam untuk mengurangi stres.
Selain itu, cobalah untuk tidur lebih awal dan makan lebih sehat.
“Temukan sesuatu yang benar-benar Anda nikmati dan lakukan setiap hari,” saran Gottfried.
CPAP adalah Continuous Positive Airway Pressure, merupakan alat kesehatan yang biasanya digunakan oleh orang yang memiliki masalah pernapasan.