Jangan pernah abak dengan jam tubuh bilogis.
Ya, mengabaikan jam biologis atau ritme sirkadian tubuh bisa meningkatkan risiko munculnya beragam penyakit dan gangguan kesehatan mulai dari rasa kesepian, depresi berat dan gangguan bipolar.
Hal ini diungkapkan oleh para peneliti dari studi terkini yang dilakukan Universitas Glasgow, Inggris pada hari ini, Rabu, 16 Mei, seperti ditulis “agence franc press”.
Studi tersebut merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan terhadap kasus ini dengan melibatkan lebih dari sembilan puluh satu ribu orang.
Studi ini juga menghubungkan gangguan ritme sirkadian tubuh yang berkaitan dengan penurunan fungsi kognitif seperti ingatan dan rentang konsentrasi.
Jam biologis tubuh penting dalam hal mengatur siklus istirahat-bekerja, siang-malam, mempengaruhi pola tidur, serta pelepasan hormon dan bahkan suhu tubuh.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa mengganggu ritme ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.
Namun, saat itu tidak dapat disimpulkan, sebagian besar data dilaporkan sendiri, kelompok peserta kecil, dan berpotensi faktor data-miring tidak dikesampingkan.
Sementara, untuk studi baru, tim internasional yang dipimpin psikolog Universitas Glasgow Laura Lyall menganalisis data – yang diambil dari Biobank Inggris, salah satu survei kesehatan jangka panjang terlengkap yang pernah dilakukanya.
Dalam prosesnya, para relawan memakai akselerometer yang mengukur pola istirahat dan aktivitas, serta memiliki catatan yang kemudian dibandingkan dengan sejarah mental mereka.
Data ini juga diambil dari Biobank Inggris.
Hasilnya, para peneliti menemukan individu dengan riwayat mengganggu ritme alami tubuh mereka – seperti bekerja shift malam, atau menderita jetlag berulang – juga cenderung memiliki risiko gangguan jiwa, perasaan ketidakbahagiaan, dan masalah kognitif seumur hidup yang lebih tinggi.
Hasil studi yang dimuat dalam jurnal kesehatan The Lancet Psychiatry itu juga diyakini kebenarannya, meski tetap memerhitungkan potensi dampak dari faktor-faktor seperti usia tua, gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan trauma masa kecil.
“Temuan ini memperkuat gagasan bahwa gangguan mood dikaitkan dengan ritme sirkadian yang terganggu,” kata Lyall.
Para peneliti menyimpulkan, pengukuran siklus istirahat-kerja orang bisa menjadi alat yang berguna untuk menandai dan mengobati orang yang berisiko depresi berat atau gangguan bipolar.
Hanya saja, salah satu keterbatasan dari penelitian ini adalah usia rata-rata peserta uji coba.
“Tujuh puluh lima persen gangguan mental dimulai sebelum usia 24 tahun,” kata peneliti Universitas Oxford, Aiden Doherty, mengomentari makalah itu.
“Sistem sirkadian mengalami perubahan perkembangan selama masa remaja, yang juga merupakan waktu yang umum untuk timbulnya gangguan mood,” tambahnya.
Manusia telah ditunjukkan sebagai “burung hantu” atau “larks”, sesuai dengan apa yang disebut genetik “chronotypes” yang menentukan apakah kita berfungsi lebih baik pada malam hari atau di siang hari.
Temuan ini menjadi penting mengingat tahun lalu, Hadiah Nobel untuk pengobatan diberikan kepada tiga ilmuwan AS yang memelopori pemahaman kita tentang bagaimana jam biologis tubuh atau ritme sirkadian berlaku.
Jam biologis juga dikenal sebagai ritme sirkadian. Jam biologis mengikuti segala perubahan pada aktivitas fisik, mental, dan perilaku manusia dalam siklus dua puluh empat jam.
Selain diatur oleh faktor alami di dalam tubuh manusia seperti saraf suprachiasmatic pada otak, biasanya ritme ini dipengaruhi oleh kondisi cahaya di lingkungan sekitar seseorang.
Jam biologis seseorang bisa menentukan siklus tidur, produksi hormon, suhu tubuh, dan berbagai fungsi tubuh lainnya.
Setiap organ tubuh Anda memiliki jadwal-jadwal tertentu saat organ tersebut bekerja lebih maksimal atau justru beristirahat.
Memahami jadwal dan ritme tubuh Anda sendiri akan sangat baik untuk membantu meningkatkan kinerja Anda sehari-hari.
Dilansir dari kanal kesehatan BBC, berikut adalah siklus harian tubuh manusia selama dau puluh empat jam.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan terganggunya jam biologis manusia.
Perubahan zona waktu yang cukup drastis (jet lag), jadwal kerja ) yang tak menentu, gaya hidup, serta masalah pencahayaan alami berisiko menyebabkan jam biologis Anda kacau. Seperti halnya gangguan lain pada tubuh, jam biologis yang tidak wajar pun bisa menimbulkan komplikasi.
Terganggunya jam biologis manusia berisiko menyebabkan berbagai masalah seperti insomnia, obesitas, diabetes tipe 2, depresi, bipolar disorder, dan gangguan mood.
Selain itu, jam biologis yang berantakan juga berisiko memengaruhi daya tahan tubuh. Ini karena produksi protein yang dibutuhkan oleh sistem imun menjadi tidak selaras.
Maka, usahakan untuk selalu menepati jadwal yang sudah diatur secara alami oleh jam biologis Anda.