Ada pertanyaan yang selama ini menggantung tentang perilaku seks seorang lelaki dan wanita tentang dikaitkan dengan tingkat gairahnya.
Dari itu muncul pertanyaan mana yang paling tinggi tingkat hasyrat seks antara wanita dan lelaki?
Atau memang keduanya bisa saja memiliki nafsu seks yang sama besarnya?
Nah, saat terjadinya hubungan seks antara pria dan wanita, pastinya ada salah satu yang mendominasi bagaimana dan seperti apa seks itu dilakukan. Tapi, siapa sih yang paling besarnya peran dan nafsunya? Simak yuk penjelasan berikut ini.
Penelitian demi penelitian menunjukkan bahwa nafsu pria dalam berhubungan seks bukan hanya lebih besar dari wanita, tetapi juga jauh lebih mudah dibangkitkan.
Lalu, pada wanita, sumber nafsu seksnya masih sulit dan lebih kompleks untuk ditemukan. Maka tidak heran kalau banyak wanita yang agak susah terangsang dan orgasme dibandingkan dengan pria.
Coba perhatikan penjelasan di bawah ini mengenai sumber dan perbedaan munculnya birahi seks antara pria dan wanita.
Menurut sebuah laporan oleh Roy Baumeister, seorang psikolog di Florida State University, mayoritas pria dewasa yang usianya di bawah enam puluh tahun berpikir tentang seks setidaknya sekali sehari.
Sedangkan sekitar seperempat dari wanita yang usianya sama menyatakan bahwa mereka juga suka berpikiran tentang seks.
Tapi, seiring dengan menuanya umur mereka, fantasi seks mereka juga berkurang, walaupun laki-laki masih suka memikirkan seks dua kali lebih sering.
Baumeister menyimpulkan, kalau sekadar membandingkan mana yang lebih aktif dari nafsu seks, juaranya adalah pria. Ia telah meninjau dari beberapa survei yang ada.
Bukan hanya laki-laki normal saja yang lebih aktif berhubungan seks, nyatanya yang gay juga aktif.
Bahkan jika semua itu dibandingkan dengan wanita biasa ataupun dengan lesbian sekalipun. Maka, tak jarang banyak pria yang lebih tertarik untuk berhubungan seks secara bebas.
Sekita dua dibanding tiga pria masa kini lebih cenderung aktif melampiaskan seksnya dengan cara masturbasi.
Kalaupun sedang tidak ada “lawan main” seks, pria juga akan memilih ke tempat prostitusi untuk menuntaskan hasrat seksnya.
Hal ini, berbanding jauh berbeda dengan wanita. Sekitar empat puluh persen wanita memang akan bermasturbasi sendiri kalau hasrat seksnya sedang memuncak, tapi frekuensinya lebih jarang dan lebih kecil daripada pria.
Northwestern University melakukan sebuah penelitian oleh Meredith Chivers dan timnya, yang meneliti tentang laki-laki dan wanita normal, juga laki-laki gay.
Mereka diminta untuk menonton film porno.
Coba tebak apa hasilnya?
Setelah diteliti, laki-laki normal lebih terangsang saat film porno antara pria-wanita, sedangkan yang gay lebih tertarik film porno antara pria dan pria. Tak mengejutkan, bukan?
Namun, ternyata wanita terangsang pada semuanya, entah itu film porno sesama jenis kelamin ataupun beda jenis kelamin. Wanita memang sangat sulit ditebak, bukan?
Pada penelitian Baumeister menemukan, nafsu seksualitas seseorang, khususnya perempuan, lebih didominasi faktor dan alasan hal tentang seks oleh lingkungan mereka, dibanding dengan pria.
Contohnya, perempuan yang lebih sering pergi untuk beribadah, lebih tertutup soal nafsu seks yang dapat dikendalikan oleh mereka.
Berbeda dengan pria, mau sering beribadah atau tidak, nafsunya memang tetap ada. Jadi bisa disimpulkan negatif adanya hubungan hasrat seks dengan seberapa religiusnya pria, dibanding wanita.
Tentang keputusan seksnya, wanita lebih sering dipengaruhi oleh grup atau kelompok di mana ia berada. Tergantung bagaimana isi dan gaya pergaulan mereka sendiri.
Begini, nafsu seks yang lebih besar memang dihasilkan dan ditujukan lebih banyak oleh pria ketika berhubungan intim.
Sedangkan testosteron, yang telah dikaitkan dengan hormon atau dorongan nafsu seks pada pria dan wanita, bekerja jauh lebih cepat pada pria dibanding dengan wanita.
Pada sebagian wanita, seks juga masih tertutup konteksnya, tidak seterbuka pria. Mengenai cara mengendalikan nafsu tersebut, seperti yang diungkap di atas, prialah yang lebih aktif mengikuti dorongan seksnya. .
Dan apakah wanita berbulu wanita berbulu lebat memiliki nafsu yang tinggi. Apakah kepercayaan ini ada benarnya?
Kebanyakan penelitian mengatakan seorang wanita punya nafsu tinggi karena memiliki tingkat hormon testosteron yang tinggi. Testosteron sering kali disebut sebagai hormonnya para pria.
Namun dalam sejumlah penelitian terbaru, pada pria sehat, testosteron sama sekali tidak memiliki hubungan dengan gairah seks.
Sedangkan pada wanita, testosteron yang tinggi hanya sedikit saja berhubungan dengan minat atau gairah seks dengan pasangan.
Namun, berdasarkan studi yang dimuat di jurnal Archives of Sexual Behavior, seperti dilansir Live Science, wanita sehat yang memiliki tingkat testosteron tinggi memiliki ketertarikan yang besar untuk melakukan masturbasi dibandingkan berhubungan seks dengan pasangannya.
Sari van Anders, ahli perilaku neuroendokrinologi dari University of Michigan, yang melakukan studi ini mengatakan bahwa temuannya ini unik, namun tidak dapat dijadikan rujukan.
Ini karena kebanyakan studi tentang hasrat dan hormon seksual menggunakan subjek binatang, atau justru fokus pada orang-orang yang secara abnormal memiliki testosteron rendah atau tinggi, yang datang ke rumah sakit untuk ditangani.
“Orang-orang yang kadar testosteronnya sehat jarang sekali dipelajari,” ujar Sari kepada Live Science.
Sari sendiri melakukan penelitian ini dibantu peserta penelitian dan menyebarkan kuisioner yang berhubungan dengan kehidupan seks mereka, baik tentang berhubungan seks dengan pasangan maupun masturbasi.
Lalu Sari menemukan bahwa hasrat untuk melakukan seks dan masturbasi berbeda. Hasrat untuk melakukan seks muncul dari berbagai faktor, biasanya karena banyaknya pengaruh yang muncul dari hubungan wanita dan pasangannya.
Pada wanita, testosteron diproduksi secara alami di kelenjar adrenal.
Selain mempengaruhi fungsi seksual dan agresivitas, testosteron juga mempengaruhi pertumbuhan rambut halus di kelamin, perkembangan otot, endapan lemak di sekitar pinggang, dan pengaturan sirkuit otak sebelum seseorang lahir atau ketika masih di dalam rahim.
Nigel Barber, Ph.D., yang mengajar di Birmingham Southern College menulis di Psychology Today, umumnya pada wanita yang gairah seksualnya sangat rendah, ketika diberikan dosis kecil testosteron, fungsi seksualnya akan terpengaruh.
Temuan tersebut didapat melalui eksperimen Nigel, yang menggunakan film erotis dan memutarkannya kepada sejumlah wanita. Eksperimen ini menunjukkan bahwa pemberian testosteron dalam jumlah kecil saja bisa meningkatkan sensitivitas vagina dan gairah seksualnya wanita yang menontonnya.
Nigel juga mengatakan berdasarkan hasil penelitiannya tersebut, ketika wanita memiliki hormon seks testosteron yang tinggi, maka wanita akan jadi lebih kompetitif, lebih berani mengambil risiko, dan lebih dominan secara sosial.
Semakin sering Anda melakukan hubungan seks, semakin kuat hasrat seksual Anda. Jika Anda tidak melakukan seks, hasrat Anda untuk melakukan seks turun, dan Anda akan merasa kurang berhasrat.
“Namun wanita yang memiliki testosteron tinggi namun berada dalam hubungan yang tidak bahagia, bisa saja akan benar-benar berhenti untuk melakukan seks,” tutur Dr. Chris.
Dr. John Moran, ahli disfungsi seksual dari Holistik Medical Clinic di London, setuju dengan apa yang dikatakan Dr. Chris. Untuk mengerti gairah seksual wanita, kita perlu melihatnya dari faktor fisik, psikologis, sosial, dan hubungan.
“Tidak hanya bagian tubuh. Ada nafsu, cinta, keintiman, lalu ada juga lelah, kesibukan, marah atau bahagianya seorang wanita,” ujar Dr. Moran.
Menurut Moran, kadang-kadang memberikan wanita hormon testosteron tambahan akan meningkatkan nafsu atau libidonya untuk sementara.
Akan tetapi bila terlalu sering, malah akan membuat wanita tersebut kehilangan gairah seksualnya. Efeknya akan sama seperti yang dituturkan Dr. Chris tadi.