Anda mungkin sudah sering dengar soal fenomena halusinasi. Halusinasi adalah gangguan yang membuat seseorang seolah menyaksikan atau mengalami hal-hal yang tidak nyata.
Akan tetapi, tahukah Anda mengapa dan bagaimana halusinasi bisa terjadi? Simak jawabannya di bawah ini!
Halusinasi adalah sensasi yang terlihat nyata, padahal sebenarnya dibuat oleh pikiran Anda.
Halusinasi dapat memengaruhi kelima indra Anda.
Ya, kondisi ini tidak hanya membuat Anda melihat hal-hal yang tidak nyata, melainkan juga mendengar, menyentuh, atau bahkan mengecap sesuatu yang tidak benar-benar ada.
Umumnya, penyebab halusinasi adalah gangguan mental. Akan tetapi, halusinasi adalah gejala yang juga cukup sering dilaporkan pada orang dengan kelainan saraf seperti penyakit Parkinson.
Seperti yang dijelaskan di atas, halusinasi dapat menyebabkan efek pada penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran, serta sensasi peraba. Maka, jenis-jenis halusinasi adalah:
Halusinasi auditori adalah tipe halusinasi yang paling umum. Dengan kondisi ini, Anda mungkin akan mendengar suara yang berasal dari dalam atau luar pikiran Anda.
Suara tersebut bisa jadi seperti berbicara dengan satu sama lain atau memerintahkan Anda untuk melakukan sesuatu.
Tipe halusinasi visual adalah sensasi seperti melihat objek, pola, orang, atau cahaya yang tidak nyata. Contohnya, Anda mungkin melihat seseorang di suatu ruangan atau cahaya yang tidak dapat dilihat orang lain.
Tipe halusinasi ini meliputi indra penciuman (pengidu) Anda. Contohnya, Anda merasa bahwa tubuh Anda berbau kurang sedap walau sebenarnya tidak ada bau apa-apa. Bau yang Anda cium mungkin berbau sedap maupun tidak sedap.
Tipe halusinasi ini melibatkan indra pegecap Anda. Tidak seperti halusinasi olfaktori, rasa yang Anda kecap pada halusinasi gustatori sering kali tidak sedap.
Halusinasi gustatori sering terjadi pada orang dengan epilepsi.
Halusinasi taktil berhubungan perasaan sentuhan atau pergerakan pada tubuh.
Contohnya, Anda dapat merasakan serangga merayapi punggung Anda atau tangan yang menyentuh tubuh Anda. Anda juga mungkin merasa organ dalam Anda bergerak-gerak.
Seseorang dapat mengalami tipe halusinasi ini apabila hubungan mereka dengan orang lain baru saja berakhir atau apabila orang terdekat baru saja meninggal dunia.
Anda mungkin mendengar suara atau melihat orang terdekatnya dalam waktu yang singkat.
Halusinasi temporer akan menghilang begitu rasa sakit karena kehilangan mereda.
Ada banyak penyebab dari halusinasi. Lebih lengkapnya, simak penjelasan berikut ini.
Penyebab paling umum dari halusinasi adalah penyakit mental yang dapat meliputi skizofrenia, demensia, delirium, dan lainnya.
Hal ini juga merupakan faktor yang paling banyak menyebabkan halusinasi. Terlalu banyak alkohol atau asupan obat membuat seseorang melihat atau mendengar hal yang tidak nyata.
Halusinasi adalah kondisi yang bisa muncul bila Anda benar-benar kurang tidur. Seseorang lebih berkemungkinan mengalami halusinasi apabila ia telah terjaga selama beberapa hari atau belum cukup tidur dalam jangka waktu yang lama.
Beberapa pengobatan dapat menyebabkan halusinasi, seperti obat-obatan yang digunakan untuk penyakit Parkinson, depresi, psikosis atau epilepsi.
Penyebab lainnya dari halusinasi meliputi penyakit kronis seperti AIDS, kanker otak, gagal ginjal, dan gagal hati.
Selain itu bisa juga demam tinggi terutama pada anak-anak kecil dan lansia, migraine, dikucilkan oleh lingkungan sosialnya, kejang, tuli , buta, atau gangguan penglihatan dan kejang oksipital. Kondisi ini membuat pasien melihat bercak atau cahaya yang berkedip.
Halusinasi adalah kondisi yang bisa dikendalikan, meskipun tidak bisa dijamin akan sembuh seratus persen. Tergantung pada penyebab halusinasi, dokter akan merekomendasikan perawatan yang paling efektif. Rencana perawatan dapat meliputi:
engobatan diresepkan menurut penyebab halusinasi. Apabila Anda berhalusinasi akibat berhenti mengonsumsi alkohol, Anda membutuhkan obat-obatan yang berfungsi untuk menenangkan sistem saraf.
Apabila halusinasi disebabkan oleh penyakit Parkinson diobati dengan demensia, pasien mungkin perlu menggunakan jenis obat lain.
Konseling juga berperan penting dalam mengatasi halusinasi, terutama apabila halusinasi disebabkan oleh kondisi kesehatan mental.
Konselor dapat membantu pasien mengerti lebih dalam mengenai kondisinya dan memberikan strategi untuk mengatasinya. Hal ini sangat penting terutama bagi pasien yang menderita paranoid.