Laman media terkenal dunia “cosmopolitan” hari ini, Selasa, 30 Januari, kembali menurunkan tulisan tentang masalah kesulitan tidur dihubungankan dengan hari di akhir pekan, malam Minggu.
“Banyak orang mengalami masalah susah tidur di Minggu malam. Padahal segala sesuatunya telah disiapkan. Mulai dari tempat tidur yang rapi, hingga piyama yang bersih,” tulis majalah itu.
Sembari mengajukan pertanyaan, apakah Anda salah satunya, seorang psikolog dari Simba Sleep, Hope Bastine, yang mereka wawancarai mengatakan, ada beberapa hal yang bisa menjadi alasan.
Sebab, banyak orang yang mengalami hal serupa.
Kemungkinan penyebab pertama adalah karena adanya perubahan pola tidur pada akhir pekan, yang sebetulnya kurang sehat.
Sehingga, seolah kita berusaha memperbaiki kembali kebiasaan itu saat masuk ke minggu kerja, dan berusaha kembali segar saat bangun di Senin pagi.
Hal ini terdengar baik, tapi bisa menjadi masalah.
Sebab, manusia ada dasarnya adalah makhluk hidup dengan kebiasaan yang dibangun dari pola hidup tubuh, atau yang biasa dikenal dengan circadian rhythm.
“Rutinitas adalah ‘bahasa utama’ dari tubuh kita. Jadi saat kebiasaan kita berubah, otak kita merasakan perubahan yang mendadak,” kata Hope.
Ia mencontohkan jika kita bangun pukul sepuluh malam pada hari Minggu, dan ingin tidur pada pukul dua puluh satu , jaraknya hanya sebelas jam. Ini belum cukup untuk membuatmu lelah dan tidur lelap.
Perubahan pola tidur yang mendadak tersebut merusak stimulasi hormon melatonin yang ada pada tidur kita.
Sehingga, meskipun pada akhir pekan kita merasa perlu tidur lebih lama dan “membayar” kekurangan tidur di hari kerja, penting untuk tetap menjaga pola tidur rutin.
Lebih jauh, alasan sulit tidur di Minggu malam ternyata bukan hanya itu.
Rasa takut menghadapi hari Senin dan sepekan ke depan juga bisa menjadi alasan lain.
Pada Minggu malam saat hendak pergi tidur, kita seringkali memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi pada keesokan hari, terutama soal apa yang akan kita kerjakan.
Hal ini membebani pikiran kita, karena pada akhir pekan kita merasa rileks dan melakukan hal-hal yang kita senangi.
Sedangkan memasuki hari Senin, kita akan kembali menghadapi rutinitas yang sibuk menjemukan.
Ini membawa efek pendulum yang bisa menyebabkan otak kita mengalami frekuensi tinggi dengan peningkatan yang tajam.
“Gaya hidup yang inkonsisten membawa dampak buruk berupa tarik menarik kecemasan psikologis antara keinginan kita untuk hidup sehat dan meraih mimpi,” kata Hope.
“Takut menghadapi hari-hari kerja bisa diidentifikasi sebagai bentuk kegelisahan.”
Dalam upaya menghindari kebiasaan sulit tidur di Minggu malam tersebut, Hope menyarankan agar kita tetap pergi tidur saat benar-benar membutuhkan.
Juga, tidak terlalu memikirkan apa yang menjadi beban pekerjaan di hari Senin dan seterusnya.
“Nikmati saja waktu Minggu malam tersebut. Bisa dengan baca buku, berendam atau memanjakan diri. Pergi tidur cepatlah pada Senin malam,” ujar Hope