Pertanyaan ini klasik dan sangat menggoda.
Siapa yang paling bahagia setelah terjadinya perceraian. Lelaki atau wanita?
Menurut Pepper Schwartz Ph.D, seorang seksolog dan profesor sosiologi di University of Washington, pertanyaan itu sangat sulit untuk dijawab.
Penyebabnya, ada kondisi tradisi dari perbedaan jalan berpikir antarjender.
“Kebanyakan wanita dididik untuk tidak menyalahkan diri sendiri karena merupakan sikap diri yang lemah, sedangkan pria merasa tidak jantan untuk menyalahkan mantan istri,” terang Scwartz.
Namun begitu, berdasarkan hasil survei menyibak fakta bahwa pihak wanita merasa jauh lebih bahagia setelah perceraian ketimbang pria.
Sebanyak tujuh puluh tiga persen responden wanita mengaku, tidak menyesal bercerai.
Kemudian, tujuh puluh lima persen wanita memilih untuk hidup sendiri, meraih sukses, dan bahagia, daripada terjebak dalam pernikahan yang membuat mereka nelangsa.
Sebaliknya, lima puluh delapan persen pria memilih untuk tetap bertahan pada pernikahan, meskipun mereka tak lagi merasa bahagia.
“Pria lebih penakut untuk hidup sendiri terutama ketika mereka sudah terbiasa memiliki istri yang mengurusi segala kebutuhan mereka.”
“ Lucunya, banyak pria berpendapat bahwa pernikahan adalah tradisi kuno yang membosankan, tetapi mereka memilih tetap mempertahankan pernikahan, meski tak memberikan kebahagiaan,” urainya.
Terakhir, Schwartz menambahkan bahwa wanita selalu memprioritaskan kebahagian diri dan tidak takut menua tanpa pasangan.
Konflik rumahtangga yang berujung pada perceraian memang meninggalkan luka dan trauma dalam batin mantan pasangan suami istri.
Selain itu, perceraian pun membuat masing-masing mantan pasangan untuk tidak mau disalahkan dan tidak merasa bersalah.
Berdasarkan survei pada dua ribu responden pria dan wanita Amerika yang diselenggarakan oleh servis legal, AVVO, sebanyak enam puluh empat persen responden wanita menyalahkan mantan suami.
Sementara itu, hanya empat puluh empat persen responden pria yang menyalahkan pihak mantan istri.
Mengapa pihak mantan istri lebih banyak menyalahkan mantan suami atas perpisahan yang mengakibatkan perceraian keluarga?
Menurut Pepper Schwartz, Ph.D., seorang seksolog dan profesor sosiologi di University of Washington, seperti ditulis laman situs “women’s health,” kondisi itu terjadi karena alasan jender.
“Banyak wanita yang merasa bahwa menyalahkan diri sendiri membuat mereka lemah dan tidak memotivasi. Sebaliknya, pria merasa tidak maskulin ketika mereka menyalahkan mantan istri,” jelas
Kemudian, survei juga memberikan catatan bahwa wanita adalah pihak yang paling berbahagia setelah perceraian, ketimbang pria.
“Kaum pria yang telah menikah dan bakal bercerai cenderung lebih takut hidup sendiri, meskipun pria kuat berprinsip, pernikahan satu kali seumur hidup. Pria memiliki usaha yang lebih tinggi dalam memperjuangkan hubungan,” terang Schwartz.
“Sementara, wanita merasa bahagia adalah bonus dari kehidupan pernikahan. Selain itu, mereka lebih berani untuk hidup mandiri,” imbuhnya.
Sayang sekali, AVVO tidak memaparkan efek dari saling menyalahkan pada kehidupan para pasangan setelah status beralih menjadi mantan.
Lantas kenapa wanita tidak ingin kembali menikah usai p[erceraian?
Hal ini terjadi kemungkinan lantaran perceraian sendiri lebih berat bagi seorang wanita, baik secara finansial maupun emosional.
Alhasil, wanita memilih untuk tidak kembali menikah karena ingin kebebasan dan menikmati hidup.
“Wanita sering ingin melihat dirinya sendiri lebih dari sebagai seorang pengurus rumah tangga. Terkadang, sebagai istri dalam sebuah pernikahan dapat mempertahankan peran wanita itu,” ujar konselor profesional, Tasha Holland-Kornegay PhD.
Menurut Holland-Kornegay, proses perceraian tidak hanya memisahkan wnaita dengan pasangannya secara hukum. Selama menjalani proses perceraian hingga secara sah bercerai, seorang wanita juga belajar bagaimana bergantung secara emosional dan finansial pada dirinya sendiri.
Bagi wanita yang tengah menjalani proses perceraian, Holland-Kornegay menyarankan agar tidak memutuskan untuk menikah kembali secara terburu-buru.
Lebih lanjut, dia menyarankan, agar Anda benar-benar meluangkan waktu untuk berpikir. Sebab, keputusan yang akan Anda ambil menyangkut kehidupan cinta Anda berikutnya.