Anda, mungkin, secara berulang mengalami stress menyangkut banyak hal.
Namun begitu, mungkin juga, Anda termasuk salah seorang yang tak pernah tahu bagaimana gejala stress itu datang dan memberi sinyal terhadap tubuh Anda.
Ya, memang banyak masalah hidup terkait pekerjaan atau akademis akan membuat pikiran tidak tenang.
Tak urung hal itu dapat memicu stres di kemudian hari.
Stres dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal batasan usia.
Merasa emosional dan sering murung merupakan gejala stres.
Jika Anda tidak segera mengatasi stres, ini akan berdampak pada kesehatan seperti menyebabkan masalah pada jantung, gangguan tidur dan gejala depresi.
Ada beberapa tanda yang diberikan oleh tubuh bahwa Anda sedang stres, seperti ditulis laman Huffington Post, hari ini, Rabu, 26 Juli
Pertama, sakit kepala dapat menjadi penanda bahwa Anda sedang stres, ini terjadi karena Anda merasa tertekan.
Penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen dapat membantu meringankan nyeri atau lakukanlah yoga dan meditasi untuk menghilangkan stres.
Selain itu keringat berlebih akibat stres yang dikenal dengan hyperhidrosis bisa menyerang siapa saja yang mengalami kegelisahan lebih dari biasanya.
Cobalah beberapa trik pengontrol stres seperti menarik napas dalam-dalam atau mendengarkan musik yang menenangkan untuk membantu meredakannya.
Ada lagi kondisi yang menyebabkan rambut rontok akibat stres yang berlebihan.
Kondisi seperti telogen effluvium, yang bisa menyebabkan rambut rontok dari waktu ke waktu hanya dengan menyikat atau mencucinya saja; trichotillomania, kondisi yang membuat kita menarik rambut kita secara sadar; dan Alopecia areata, dimana sistem kekebalan tubuh mulai menyerang folikel rambut.
Stres kronis dapat mengurangi memori spasial, bagian dari pikiran yang membantu Anda mengingat sesuatu, misalnya Anda terlalu sering lupa di mana barang tersebut diletakkan kembali.
Saat kita stress oleh karena berbagai sebab, pusat emosi kita dalam otak, akan mengantarkan pesan-pesan saraf ke hipothalamus, yaitu suatu bagian dari pusat emosi kita yang terletak dibagian dasar dan tengah otak besar.
Kemudian, hipothalamus akan mengolah impuls saraf tersebut, memproduksi dan melepaskan suatu zat yang disebut CRH pada bagian otak lain yang berada dibawahnya, hipofisis atau pituitari.
CRH selanjutnya akan merangsan hipofisis untuk melepaskan adrenocorticotropin Hormone ke dalam sirkulasi darah.
ACTH yang membanjiri sirkulasi darah suatu saat akan mencapai kelenjar adrenal yang berada di atas ginjal kanan dan kiri tubuh kita dan memerintahkan kelenjar ini untuk memproduksi dan mengeluarkan zat yang sudah lama kita kenal yaitu adrenalin, noradrenalin dan kortisol.
Keseluruhan rantai sinyal di atas sering disebut sebagai HPA aksis Hipothalamus-Pituitary-Adrenal
Adrenalin dan noradrenalin inilah yang bertindak sebagai komando dalam tubuh kita selanjutnya dalam memerintah kan berbagai macam organ untuk merubah ritme dasar proses fisioligisnya menjadi lebih cepat dan kuat.
Beberapa efeknya, hormon ini meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung serta meningkatkan tekanan darah, dengan maksud untuk meningkatkan suplai oksigen, nutrien, metabolit dan zat lainnya melalui darah ke organ-organ tubuh lainnya, terutama otak dan otot.
Aadrenalin dan noradrenalin merelaksasi otot-otot polos dalam saluran napas, sehingga ruang saluran napas menjadi lebar, aliran udara dan pertukaran gas menjadi lebih optimal.
Mmengoptimalisasi proses pemecahan cadangan energi dalam otot, sehingga siap digunakan untuk menghasilkan energi, menghambat pembentukan cadangan energi dalam liver dari glukosa dan lemak.
Dengan demikian, meningkatkan kadar gula dan asam lemak dalam darah untuk siap digunakan.
Ketiga efek di atas menyebabkan kita siap untuk fight, secara fisik dan meningkatkan fokus dari pikiran kita terutama saat menghadapi suatu stressor.