Anda tahu kenapa mayoritas pasangan memilih untuk bercinta di malam hari?
Untuk itu, laman situs “boldsky,” dalam tulisan terbarunya menulis alasan kenapa para pasangan memilih untuk berhubungan intim di malam hari.
Menurut “boldsky,” sebuah penelitian menunjukkan, lebih dari enam puluh persen pasangan memilih bercinta pada malam hari.
Itu bukan berarti pagi atau siang hari adalah saat yang kurang tepat untuk melakukan hubungan intim.
Namun, pengalaman terbaik terjadi pada malam hari atau setidaknya itulah yang dipercaya mayoritas pasangan.
Di balik pilihan tersebut, rupanya memang ada beberapa keuntungan jika memilih malam hari sebagai saat yang romantis untuk melakukan hubungan dengan pasangan.
Pertama, malam hari dianggap sebagai waktu yang tepat karena Anda dan pasangan dalam suasana hati yang baik.
Dari sisi biologis, kinerja tubuh manusia secara alami juga melambat di malam hari.
Ini adalah waktunya melakukan relaksasi, menghabiskan waktu dengan orang yang dicintai. Dalam kondisi tenang, Anda dapat terhubung dengan baik dengan pasangan.
Selain itu, faktor kegelapan dapat meminimalkan hambatan.
Di saat ini Anda tidak akan sadar tentang kulit atau tubuh Anda dan pasangan karena ruangan gelap. Hal ini akan meningkatkan tingkat kepercayaan diri Anda.
Lainnya, banyak pasangan mengklaim sensitivitas terhadap sentuhan akan meningkat ketika bercinta pada malam hari.
Saat suasana gelap atau remang-remang, indera akan alami bekerja dengan baik untuk meningkatkan keromantisan.
Juga peluang untuk hamil bisa lebih besar
Bahkan ada alasan evolusi mengapa lebih memilih bercinta di malam hari.
Ketika seorang wanita berbaring dan tidur setelah melakukan hubungan, kemungkinan hamil akan meningkat.
Yang paling nikmat adalah kualitas tidur meningkat
Anda akan dapat tertidur dengan mudah setelah bercinta. Kualitas tidur juga akan lebih baik.
Ada beberapa penelitian lain menyatakan waktu terbaik untuk bercinta adalah di pagi
Selama waktu itu, laki-laki cenderung memiliki kadar testosteron tinggi dibandingkan dengan lain hari.
Selain pilihan waktu bercinta yang harmonis, Anda perlu juga tahu berapa kali seharus hubungan setiap pasangan selama sepekan.
Sebenarnya, frekuensi tidak harus ditentukan berapa kali dalam seminggu.
Berapapun, jarang atau sering, asal memenuhi ketentuan di atas, itulah yang sepatutnya dijadikan dasar bagi pasangan suami istri.
Tetapi, pada dasarnya kalau pasangan keduanya sehat, frekuensi hubungan seksual lebih sering dibandingkan pasangan yang kurang sehat.
Mengapa?
Karena pada dasarnya fungsi seksual merupakan indikator kondisi kesehatan.
Berdasarkan data survei U.S. National Survey of Families and Households, seks bisa meningkatkan kebahagiaan karena membuat orang merasa lebih puas dalam hubungan mereka.
Sayangnya, tak semua pasangan memiliki hubungan seks yang cukup,, seiring perjalanan mereka.
Jadi, perlukah menjadwalkan hubungan seks?
“Untuk beberapa pasangan, menjadwalkan seks bisa sangat efektif dan bekerja dengan sangat baik,” kata Vanessa Marin, seorang terapis seks yang berbasis di Berlin.
“Hanya saja, bagi pasangan lainnya, penjadwalan seks bisa menjadi “mengerikan”, seperti menambah tekanan atau bahkan menjadi sebuah rutinitas saja.”
Sehingga Marin merekomendasikan, ketimbang membuat jadwal, pasangan sebaiknya memulai untuk merencanakan waktu yang berkualitas bersama-sama, hanya berdua
Tetapi untuk pasangan ekstra sibuk, cukup melakukan lima menit sehari, kata Marin. Sehingga hasrat seks bisa datang dengan sendirinya tanpa “dipaksa”.
Meskipun penjadwalan seks dapat membantu pasangan yang ingin berhubungan seks lebih sering, namun bila tak kunjung menemukan waktu, pasangan cenderung menjadi stres.
“Jika ada masalah psikologis seperti stres atau kecemasan, maka penjadwalan seks mungkin hanya akan menambah tekanan,” kata Acacia Parks, profesor psikologi di Hiram College.
Sebuah penelitian baru menemukan, meskipun orang yang sudah menikah berkomitmen untuk memiliki lebih banyak hubungan seks, namun rasa bahagia dan manfaat sehat yang didapat oleh pasangan yang hampir setiap hari melakukan hubungan seks, nyatanya sama dengan mereka yang melakukannya hanya seminggu sekali.
“Saya pikir pasangan bisa merasa tertekan saat mencoba menjadwalkan seks sesering mungkin,” kata Amy Muise, seorang peneliti postdoctoral di Dalhousie University Kanada.
Sekali seminggu, terdengar lebih realistis untuk memperbaiki kualitas kehidupan seks ketimbang memaksakan diri harus berhubungan seks setiap hari, lanjut Muise, penulis utama dari studi yang diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science.
Menurut Muise, peserta dalam penelitiannya melaporkan berhubungan seks di malam hari sebelum mereka tidur.
Meski waktu terbaik untuk berhubungan seks adalah di pagi hari, di mana kadar testosteron sedang tinggi-tingginya dan mendorong hasrat seksual, di sisi lain seks pada malam hari bisa membantu Anda tidur lebih nyenyak.
Sebab hormon yang dilepaskan selama orgasme bisa membantu Anda rileks dan merasa lelah.
Muise melanjutkan, “jika hari kerja membuat malam Anda terasa begitu lelah, Anda bisa mencobanya pada akhir pekan. Mulailah dengan menghabiskan waktu hanya berdua.”