Jika Anda seorang lelaki, dipastikan Anda sering didatangi sensasi pagi berupa bangunnya “Mr P” yang terkadang bisa lama dan menakjubkan.
Walau pun sering mengalami sensasi ini, tidak semua lelaki tahu latar belakang dari bangunnya sang Mr P.
Dan untuk Anda tahu, penis yang mengalami ereksi ini dalam istilah medis disebut nocturnal penile tumescence, atau kondisi yang menandai organ vital ini berfungsi optimal.
Menurut Dr. Sergio Diez Alvarez, seperti ditulis laman situs media Inggris terkenal “daily mail,” Rabu, 07 Desember 2016, ereksi pada pagi hari bisa dipicu oleh sensasi penuh pada kandung kemih yang akan merangsang sumsum tulang belakang.
Rasa penuh di kandung kemih itu akan memicu pria buang air kecil. Ereksi pun berakhir setelah buang air kecil.
Pada pagi hari, kadar hormon testoteron juga lebih tinggi sehingga mendorong terjadinya ereksi.
Alvarez menjelaskan, ereksi terjadi ketika ada respon dari efek yang kompleks antara sistem saraf dan endokrin pada pembuluh darah penis.
Ketika pria terangsang secara seksual, otak akan mengirimkan pesan ke sistem saraf yang membuat darah banyak mengalir ke pembuluh darah penis.
Darah akan terperangkap di otot-otot penis sehingga membuat penis melebar hingga ereksi.
Namun, ereksi juga bisa terjadi secara spontan atau saat tidak sedang terangsang secara seksual. Umumnya, pria juga akan ereksi saat tidur.
Hal ini terjadi saat memasuki siklus tidur Rapid Eye Movement, yakni tahap bermimpi saat tidur.
Ketika terbangun pada fase tidur REM, ereksi terkadang masih terjadi.
Alvarez mengatakan, ereksi pada pagi hari tak perlu dikhawatirkan.
Ereksi pagi hari justru dapat menunjukkan fungsi seksual yang baik pada pria. Dengan sering ereksi di pagi hari, pria juga akan mudah ereksi saat berhubungan seksual.
Sementara itu, jika tidak pernah ereksi pada pagi hari, bisa jadi tanda rendahnya kadar testoteron, sedang stres hingga depresi, dan memiliki masalah kesehatan, seperti jantung.
Tentang ereksi di pagi hari ini, kuat anggapan bahwa hal tersebut sebagai tolok ukur kejantanan seorang pria
Akibatnya, tiap pria pasti ingin memiliki kemampuan ereksi yang tahan lama.
Tapi hati-hati, terlalu lama ereksi justru pertanda ada masalah pada tubuh.
Apalagi jika si ‘adik kecil’ terbangun tanpa ada rangsangan seksual.
Kondisi ini disebut priapisme.
Sebuah gangguan pada penis yang berwujud ereksi dalam waktu yang lama. Biasanya lebih dari empat jam.
Tak hanya durasi ‘berdiri’ yang melampaui batas normal, priapisme ini seringkali disertai rasa nyeri di sekitar penis.
Gejala lain, kepala penis lunak meski batang tegang selama berjam-jam.
Jika dibiarkan, bisa merugikan, karena bisa meninggalkan bekas berupa jaringan parut (scar) sampai impotensi permanen.
Pernah terjadi di India, seorang pria hampir kehilangan nyawa karena mengalami ereksi tanpa henti selama dua puluh satu hari. Tim dokter yang menangani menyebut kalau pria itu telat memeriksakan diri.
Jadi, meski operasi ‘menurunkan’ penis tersebut sukses, pria itu mengalami kerusakan jaringan penis. Akibatnya pria itu mengalami impotensi permanen.
Segera ke dokter jika mengalami kejadian serupa atau ereksi lebih dari empat jam, terlebih disertai rasa sakit.
Kalau cepat ditangani, sel-sel di sekitar penis bisa diselamatkan sebelum mengalami kerusakan.
Tindakan medis yang diberikan biasanya berupa obat untuk menurunkan ketegangan penis. Jika obat gagal, bisa dilakukan terapi lewat suntikan. Jika masih gagal, maka operasi jadi solusi.
Selain ‘menurunkan’ penis, prinsip pengobatan pada priapisme adalah menangani penyebabnya. Jika penyebabnya belum diatasi, priapisme bisa terjadi berulang kali.
Contohnya, jika priapisme disebabkan oleh gangguan pada darah, maka gangguan pada darah itu yang harus ditangani terlebih dulu.
Soal penyebab, gangguan pada penis ini melibatkan gangguan saraf dan pembuluh darah.
Gangguan saraf yang bisa berujung pada priapisme antara lain kerusakan tulang belakang akibat trauma atau gangguan saraf di dalam jaringan erektil.
Kasus paling sering terjadi adalah priapisme disebabkan oleh gangguan darah berupa kelainan sel sabit.
Bekuan darah juga bisa menyebabkan priapisme.
Penyebab lainnya, infeksi dan kanker yang telah menyusup ke dalam penis dan menghalangi aliran darah dari penis.
Selain itu, penggunaan obat juga bisa menyebabkan priapisme.
Obat yang dapat menjadi biang kerok terjadinya priapisme itu antara lain obat psikosa obat anti hipertensi, obat anti koagulan, kortikosteroid, tolbutamid, obat anti depresan, dan tentu saja obat disfungsi