Israel sedang berpaling ke Washington, sekutu utamanya, untuk menyelamat diri dari kekikukannya dalam perangmelawan Hamas, bersamaan dengan penegasan Presiden AS Barack Obama dalam pidatonya di Gedung Putih, Senin malam waktu setempat, atau Selasa pagi WIB, 21 Juli 2014, guna meupayakan gencatan senjata.
Obama memang sudah menyatakan untuk menyelesaikan kekerasan yang berlangsung di Jalur Gaza lewat gencatan senjata sesegera mungkin. Ini mungkin upaya penyelamatan Israel dari dilemma pengucilan internasional dan rasa kewalahannya menghadapi perang darat dengan Hamas.
“Saya sudah instruksikan agar Menlu Kerry mengusahakan percepatan penghentian kekerasan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata November 2012 antara Hamas dan Israel,” kata Obama.
Obama menambahkan, pekerjaan menyelesaikan kekerasan dan menyelamat Israel dari kutukan dan kekalahan memalukan ini tidak akan mudah. Namun, Menlu Kerry akan melakukan apa pun untuk memfasilitasi penghentian kekerasan agar tidak ada lagi warga sipil kehilangan nyawa.
Obama menyesali jatuhnya korban jiwa di kalangan warga sipil baik di Jalur Gaza maupun Israel. Dengan demikian, lanjut Obama, dunia internasional harus fokus untuk mempercepat gencatan senjata antara Israel dan Jalur Gaza.
Meski demikian, Obama kembali menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari serangan roket dan infiltrasi dari terowongan-terowongan yang berasal dari Jalur Gaza.
“Sebagai akibatnya, Israel menggelar operasi militer yang sejauh ini sudah berhasil menghancurkan infrastruktur Hamas,” ujar Obama.
Operasi militer “Protective Edge” yang digelar Israel untuk menghentikan serangan roket Hamas dari Jalur Gaza sudah berlangsung empat belas hari. Lebih dari 500 warga Gaza tewas dan 1.300 orang terluka. Sementara di pihak Israel, dua puluh lima tentaranya tewas yang sebagian besar adalah personel angkatan darat.
Milisi Hamas kemarin, 21 Juli 2014, memperlunak pendiriannya dan bersedia untuk menerima gencatan senjata dengan syarat tertentu. Langkah ini menandai terobosan signifikan yang ditempuh oleh Hamas pada saat terjadinya misi damai oleh berbagai negara.
Selama dua pekan terakhir, Hamas menuntut agar gencatan senjata terbentuk baik di Jalur Gaza dengan syarat dibukanya blokade, baik oleh Israel mau pun Mesir. Hamas siap untuk menyambut gencatan senjata di Gaza.
Israel melancarkan serangan udara, laut dan daratr ke wilayah peluncur roket Palestina di wilayah Gaza yang dikuasai oleh Hamas dan terletak berbatasan dengan Israel selatan..
Israel telah berulangkali menekankan tidak akan bernegosiasi dengan Hamas, kelompok yang menyarangkan serangkaian aksi bom bunuh diri dan aksi serangan roket terhadap Israel. Israel telah berjanji tetap memberlakukan tekanan militer terhadap Hamas selama kelompok ini mengancam keselamatan warga sipil Israel.
Sebagai bagian dari gencata senjata, Hamas akan menuntut Israel dan Mesir agar membuka perbatasannya dengan Jalur Gaza. Perbatasan tersebut ditutup kecuali untuk lintasan bantuan kemanusiaan.
Penutupan perbatasan itu merupakan upaya untuk memperlemah kekuatan Hamas serta mengakhiri serangan roket yang ditujukan ke beberapa kota Israel.